Wednesday, December 15, 2010

Respect for Diversity

Makan siang kemarin saya nyaris tersedak menyaksikan tayanga berita di televisi di rumah makan padang tempat saya makan. beritanya tentang sidang AN dan MR, dua terdakwa bocah murid Sekolah Dasar Dupak Masigit, Surabaya, Jawa Timur. Keduanya dinyatakan bersalah oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya karena telah menganiaya siswa SD lainnya, anak seorang pengacara


Di Luar Pengadilan,  belasan teman-teman dan guru mereka berdoa dan menangis sesaat sebelum kedua terdakwa memasuki ruang sidang anak di PN Surabaya. Mereka memberikan dukungan moril agar AN dan MR tetap tegar mengikuti sidang.

Untunglah sang hakim yang mengadili persidangan tanpa memakai pakaian kebesaran hakim ini cukup bijaksana dan memutuskan kedua bocah ini  meskipun bersalah keduanya tidak menjalani hukuman melainkan dikembalikan ke orangtuanya untuk dibina.

Kutipan dari detiknews.com

---
Saya kembali teringat kasus seperti ini juga pernah terjadi, seorang anak kelas 3 SD dibawa ke pengadilan karena menempelkan lebah ke pipi temannya yang kebetulan anak seorang perwira polisi di Polda Jatim.
 
Sebagai orang tua yang memiliki anak laki-laki  yang seusia anak-anak di atas, saya sunggu bersedih, saya membayangkan andai anak saya yang terkena kasus itu (mudah-mudah tidak ternjadi pada anak saya..amin ). Bagaimana perasaan orang tuanya, bagaimana perasaan anak2 itu Di usianya yang masih sangat muda, mereka harus mengalami proses hukum   yang demikian panjang dan melelahkan. Mulai dari tahap penyidikan oleh polisi, penuntutan oleh jaksa, persidangan oleh hakim dan pelaksanaan putusan hakim

Anak saya juga pernah jadi korban pemalakan temannya, pernah juga berkelahi dengan temannya. Namun kasus pemalakan, perkelahian bahkan pengeroyokan mampu di selesaikan pihak sekolah dengan baik dan bijak sana. Orang tua korban pemalakan maupun orang tua korban pengeroyokan masih mempercayai sekolah sebagai lembaga yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran bagi anaknya supaya tidak terjadi perbuatan seperti itu lagi.
 
Andai saja, semua orang tua mampu menjaga emosi dan tidak bersikap egois, saya yakin peristiwa pemalakan, perkelahian dan pengeroyokan anak, tidak perlu di selesaikan di meja hijau.
Buat Orang tua dan juga guru sekolah, mari selesaikan setiap masalah anak dengan hati dan kepala dingin,sadar dan mari kita bedakan dulu apakah kasus yang menimpa anak merupakan kejahatan anak atau sekedar kenakalan anak sebelum saling lapor.
Anak-anak adalah tanggung jawab orang dewasa untuk membimbingnya ke arah yang lebih baik, manakala pribadi anak mulai menyimpang. mari luruskan jangan pikir sarat lakukan demi pribadi muda berahklak mulia.

Meniru jargonnya Mr Obama ketika mampir ke negara kita, Unity is diversity, saya juga mengajak kepada semua orang tua untuk bersikap respect for diversity, sikap saling menghargai terhadap perbedaan individu pada semua tingkatan, yaitu antara siswa dengan siswa, orang tua dengan siswa, siswa dengan guru,  dan orang tua dengan orang tua, orang tua dengan guru. Niscaya andai saja semua dari kita punya respect for diversity tidak perlu lagi ada kasus anak SD yang di meja hijaukan . Semoga..






Foto2 dari google
.

31 comments:

  1. 3tahun kedepan kira2... situasi anaku kala skul gimana ya bu??

    ssttt... btw mira W.. mira W?

    ReplyDelete
  2. kog ga pasang foto seno ato della di sekolah gitu?

    iya sih masalah anak2 kalu bisa diselesaikan di sekolah dan kekeluargaan.. kalu orangtua punya kuasa, emang suka gitu disini.. heraaaaannn..

    nyaris tersedaknya pake batuk2 ga? :D

    ReplyDelete
  3. menganiayanya sampe diapain tuh anak ? .. siap siap obat batuk teh sebelum ngempi .. :d

    ReplyDelete
  4. mudah2an lebih baik lagi 3 thn ke depan mah Diz..

    hahaha..lupaaaa...keburu ketiduran
    besok yaaaa.. or ntar malem sms untuk ngingetin hoiho

    ReplyDelete
  5. Gak punay foto Seno & Della yg bareng guru2 SD, punyanya hehehe..
    pas TK ..
    ya..sekali lagi kekuasaan membutakan hati ya Mbak Tintin.

    Kemaren tersedaknya krn ngeliat polisi ganteng makan di meja sebrang. tumben ada polisi ganteng :-)

    ReplyDelete
  6. mungkin krn korban anak pengacara kali, jd dikit2 main sidang...
    iya baca kasus anak2 skrng serem2, padahal cm berawal dari kenakalan/ keisengan biasa.

    ReplyDelete
  7. aku tadi baca judulnya, kirain Teh Icho mau kasih hormat sama Diversity-nya Ashley Banjo lho ....hihi
    *dasar banci serial dance*

    ReplyDelete
  8. kayaknya klo kasus pengeroyokannya dah agak lama ya?
    Mudah2an kita bisa lebih bijak ya seandainya anak2 kita memikili masalah begitu. *mudah2an gak sampe deh*

    ReplyDelete
  9. Ashley Banjo siapa Mbak Shan ?? hihi gak kenal...
    critain dong ttng dia

    ReplyDelete
  10. Mungkin juga sudah lama Mbak.. seperti yg saya bilang diatas, proses persidangan itu makan waktu lama mulai dr penyelidikan dan sterusnya

    Amiin..

    ReplyDelete
  11. Oke deh, sedikit ndongeng ya :)
    Ashley Banjo itu blasteran Nigeria-Inggris, kelahiran thn 1988,  pemimpin group street dancer yg namanya Diversity
    Group Diversity ikut acara Britain’s Got Talent season 3 (2009), dan menang (yg ada penyanyi Susan Boyle itu lho, pemenang no 2)
    Skrg Ashley Banjo jadi salah satu juri di acara Got to Dance UK (lagi tayang di Starworld). Dan ikut main di film Street Dance yg sekarang lagi tayang di XXI.
     

    ReplyDelete
  12. Wow !! singkat tapi padat. nice info Mbak Shanti.
    Ganteng juga ya si Ashley Banjo itu.. alisnya maaak.. gileee

    ReplyDelete
  13. Amin cho, kecuali kalo ortunya ngeyel ..ha.hah.a.

    ReplyDelete
  14. Nah..kasus di atas mungkin salah satu penyebabnya orang tua ngeyel

    ReplyDelete
  15. He..he.he.atau sekedar ingin unjuk kekuatan, atau mungkin supaya yang lainnya jadi kapok.

    ReplyDelete
  16. wuaduhh.. serem bangett.. untung aja pas dapetin hakim yg baik.. *_*

    ReplyDelete
  17. aku baru tau..ternyata anak SD pun bisa di meja hijau-kan ya... :(

    ReplyDelete
  18. Biasalah mental2 pejabat sudah nular ke mana2.. mentang2 ada kekuasaan..

    ReplyDelete
  19. Iya, bersyukur hakimnya masih punya nurani

    ReplyDelete
  20. Kalo gak salah diatas 8 tahun atau 12 tahun ya yg bisa di penjara.

    cari sumber di google cuma dpt ini.

    Pasal 26 ayat (1) Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak yang menjelaskan kalau hukuman penjara bagi Anak Nakal adalah 1/2 dari hukuman apabila kejahatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa.
    Smoga neng peli or temen yg lain yg ngerti bisa jwab

    ReplyDelete
  21. moral of the setori : jangan deket deket anak pejabat/petinggi hukum deh. banyak yang lebay ortunya :-(

    ReplyDelete
  22. Iya emang Na.. menurut gw jg lebay tuh ortu

    ReplyDelete
  23. kadang2 urusan anak2 bikin ortu emosi berlebihan ya...sy yakin yg nuntut2 gini kan maunya ortu kenapa gak coba jalan damai dulu klo terulang lgi ya apa boleh buat

    ReplyDelete
  24. katanya jalan damai sudah pernah di jajaki, tp ortu gak puas.
    namanya manusia.. sekali lg tergantung kita, puas atau tidak puas. kalau nurutin emosi manusia gak ada puasnya

    ReplyDelete
  25. kalo anak berantem. ortu memang suka lebih kekanak-kanakan dibanding anaknya kok..

    ReplyDelete
  26. Iya ya.. anak udah maen bareng lagi, ortunya masih cemberut2

    ReplyDelete
  27. Gimana perkembangan mental si anak yang diadili di meja hijau cuma gara-gara kenakalan anak-anak....?

    ReplyDelete
  28. ngeriii.. itu yg gak dipikirin sama si pelapor kali ya. atau justri si pelapor puas ngeliat anak2 itu ketakutan di depan meja hijua.. *gokil !!

    ReplyDelete