Sumbang Darah Selamatkan Jiwa

Sebetulnya, sudah lama sekali saya memendam keinginan untuk ikut ambil bagian setiap kali di Sekolah anak-anak mengadakan acara ini, tapi keraguan dan (sedikit) ketakutan selalu muncul, takut yang tak beralasan sebtulnya, bukan karena saya takut jarum suntik yang segede jarum untuk jahit karung goni itu ya, tapi karena kebiasaan saya setiap kali ambil darah untuk periksa kesehatan itu cari tempat untuk jarumnya susah sekali, akibatnya tangan bengkak dan biru-biru. Begitu juga jika di infus,saking susahnya dulu waktu saya kena DBD, jarum infusnya di bukan di punggung tangan tengah tapi di punggung tangan sebelah jempol, dan itu sudah melalui beberapa kali tusukan pencarian.

Tapi keinginan untuk jadi pedonor tak padam,apalagi waktu mamanya Intan sempat merasakan susahnya cari pedonor darah. Tak terbayangkan juga teman saya yang anaknya rutin butuh bantuan darah karena menderita Thallasemia. Masa sih saya gak pernah bantu sesama dengan menyumbangkan sedikit darah saya saja.  Saya pasti bisalah, nahan sakit dan biru-biru dalam proses pencarian jalan jarum tak seberapa dibanding yang sakit dan yang butuh darah. Saya juga mencoba tak menghiraukan dengan isue jual beli darah di PMI, yang penting tujuannya satu,turut membantu sesama, ingat aja slogan PMI di sticker yg sempat saya dapat dulu "Sumbang Darah Selamatkan Jiwa".  sekarang slogannya berganti

Karena itu, tepat jam 9 pagi sesuai jadwal,di hari Sabtu kemarin saya mendatangi sekolah Seno & Della untuk pertama kalinya mendonorkan darah saya. Saya coba baca-baca brosur dari PMI tentang Syarat-syarat pedonor, rasanya semua syarat sudah terpenuhi. Syaratnya antara lain :

1. Umur antara 17 – 60 tahun ( diatas 60 tahun atas pertimbangan dokter )
2. Mempunyai berat badan minimal 45 kg
3. Kadar hemogoblin minimal 12,5g/dl
4. Tekanan darah sistolik 100 – 180 mmHg dan diastolik 50 – 100 mmHg
5. Bagi penyumbang darah wanita: tidak sedang haid, hamil atau menyusui

Ternyata sampai di Sekolah, mobil PMI sudah lebih dahulu tiba, antrian juga sudah banyak, saya malah dapat antrian no. 49, wow.. !! sepagi ini sudah begitu banyak orang baik yang mau mendonorkan darahnya, luar biasa.


Akhirnya, saya ikuti prosesnya, tanda tangan di daftar hadir,mengisi formulir,cek golongan darah,cek tensi darah.  Setelah melalui proses itu dan saya dinyatakan memenuhi syarat, saya antri menunggu giliran untuk di ambil darahnya. Kaget juga saya lihat koq yg diambil darahnya duduk gitu, biasanya kan tiduran. Apa memang sekarang begini modelnya.  Sempat jiper juga waktu melihat seorang pedonor yang sudah diambil darahnya kemudian bangkit dari tempar duduknya, pas jalan darahnya berceceran, wiiih...

Dengan disaksikan Della dari kejauhan, akhirnya  tibalah giliran saya, agak tegang sedikit waktu melihat jarumnya yang gede gitu, untunglah kali ini entah karena jarumnya yang besar atau tangan saya yang semakin menggemuk, kali ini cukup sekali pencarian dan langsung josss...darah dari tubuh langsung mengalir ke kantung darah dengan lancar sampai 400cc dalam waktu sekitar 15 menit.


Setelah selesai dan bekas tusukan jarum diberi plester, Mbak Petugas PMI menganjurkan  saya untuk menekuk tangan bekas suntik untuk menghindari muncratnya darah, dan anjuran itu saya ikuti sambil berjalan menuju tempat makan yang harus disantap pedonor. Makanannya , mie instan dalam gelas stereoform, telur rebus,teh manis,air mineral ,susu kotak dan suplemen penambah darah.  Saya cuma minum supplemennya saja, jatah makanan dan susunya sudah ada yang nunggu dari tadi :-)
Dan selain makanan, saya juga dapat kartu tanda pedonor, nanti kalau donor darah lagi kartu itu dibawa lagi.


Rencananya, 3 bulan kedepan jika memenuhi syarat dan kondisi tubuh sedang fit, saya tak ragu lagi untuk mendonorkan darah kembali.  
Dimana donor darahnya ? silahkan follow @blood4life atau kunjungi situsnya untuk mengetahui jadwal donor darah terdekat di daerah anda.

Yuuuk kita donor darah