Saturday, November 20, 2010

Emilie Jawa 1904

Rating:
Category:Books
Genre: History
Author:Chaterine Van Moppes
Pertama melihat buku ini, saya tertarik selain karena cover bukunya yang bergaya ala cetakan Hasta Mitra ( padahal penerbitnya KPG) juga karena saya baca ringkasan di belakang cover buku ini ada tulisan mengenai Minke, tokoh dalam tetralogi Bumi Manusia Pramoedya A Toer itu.

Emilie, tokoh utama dalam buku ini adalah seorang wanita muda yang lahir pada ujung abad ke 19 di kota Langon dan di besarkan oleh ayahnya seorang saudagar kaya behaluan politik Republikan-Radikal yang memihak pada apa yang dipandangnya sebagai iniversalisme.

Berbekal ajaran dari Bapaknya, Pengantin baru Emilie mengikuti Lucien suaminya yang ditugaskan sebagai asisten keamanan pada pemerinta kolonial di Batavia.

Pengalaman sejak dalam perjalanan menuju Batavia bertemu dengan manusia berbagai bangsa semakin menyadari adanya kontradiksi dalam konsep universal anutan ayahnya dan kemudian Emilie berangsur-angsur tercerahkan.

Di Singapura, Emilie diselamatkan dari aksi preman jalanan oleh tokoh Cina Baba yang menyadarkannya akan muslihat Inggris di kota itu.
Setibanya di Batavia, ketika Jawa mulai bergolak dan politik Etis merebak, Emilie justru tidak takut melanggar tabu sosial, bergaul dengan siapa saja, orang Indo, Cina, Pribumi dan bahkan aktivis bawah tanah.
Pertemuan rahasianya dengan kaum radikal Tionghoa,pengenalan gagasan Multatuli dan RA Kartini membuat semangat kemanusiaannya berkembang terus hingga mengilhami keseluruhan dinamika kepribadiannya.

Jurang perbedaan dengan Lucien suaminya semakin lebar bukan karena Emilie terlibat percintaan dengan Anendo , seniman aktifis Pribumi berasal dari Solor tapi karena Lucien semakin merasuki perannya sebagai pejabat kolonial dan semakin mau menerima wacana kolonialisme sebagai sarana mengadabkan bangsa-bangsa dunia.

Ketika Emilie mulai merasakan bahwa cara Lucien menyikapi tanah jajahan semakin jauh dari pemahamannya sendiri dan ketika penanganan gejolak kerusuhan lokal dengan kelompok reaksioner Belanda menjadi tugas suami Emilie, Emilie sadar bahwa Lucien buta terhadap keadaan sesunguhnya dan itu membuatnya tak ragu untuk mengkhianati perkawinannya dengan Lucien dan bercinta dengan Arnendo.

Puncak pengkhianatan Emilie berakhir dengan Emilie meninggalkan Lucien dan memilih ikut dalam pelarian bersama aktivis Tiongkok karena paham bahwa mereka sebetulnya satu ideologi dan kelak mereka bertekad untuk melanjutkan perjuangan sampai Pemuda Timur Jauh bangkit politiknya dan bahu membahu berjuang melawan tirani kekuasaan.

Bagaimana Lucien ketika Emilie pergi ? Tidak di ceritakan di buku ini. Cerita tamat sampai di situ.

Pertanyaan saya sepanjang membaca buku ini, apa hubungannya Minke dan Emilie ? apakah mereka pernah bertemu ? Ternyata memang Emilie dan Minke tidak pernah bertemu secara personal. Hanya gagasan perjuangan humanisme Emilie dan Minke yang bertemu,Chaterine Van Moppes lewat tokoh Emilie dan Pramoedya lewat tokoh Minke

No comments:

Post a Comment