Sabtu kemarin, Pemilukada Kota Tangerang Selatan di gelar.Pemilukada Kota Tangsel ini adalah yang pertama kali dilaksanakan sejak Kota Tangsel memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang tahun 2008 lalu.
Pemilukada Tangsel yang pertama ini akan memilih Empat pasangan calon itu adalah Yayat Sudajat-Norodom Sukarno (Nomor urut 1), Rodhiyah-Sulaeman Yasin (Nomor urut 2), Arsid-Andre Taulany (Nomor urut 3), dan Airin Rachmi Diany-Benjamin Davnie (Nomor urut 4).
Sebagai warga yang baru 3 bulan lalu punya KTP Tangsel, saya belum berhak ikut Pilkada, karena ketentuan KPUD untuk memberikan suara minimal sudah bertempat tinggal di Tangsel selama enam bulan. saya hanya menonton saja perhelatan ini dari TPS ke TPS terdekat di wilayah saya.
Meskipun wilayah Pondok Aren katanya merupakan wilayah terbanyak Pemilih yang terdaftar , namun TPS saya dan TPS tetangga yang termasuk wilayah Pondok aren, suasana TPSnya terasa sepi sejak pencoblosan di mulai, tidak terlihat adanya antrian di TPS, hanya beberapa warga saja yang menuju ke TPS. Pak Polisi dan petugas Linmas yang mengawasi keamanan di TPS juga terlihat santai.
Iseng saya tanya seorang anak muda yang katanya pertama kali ikut pilkada, mau pilih yang nomor berapa ? jawabnya bingung ah, gak ada yang kenal, cuma kenal Andre Stinky aja. Apakah itu artinya sosialisasi pemilukada kali ini memang kurang ?
Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tangerang Selatan Iman Perwira Bachsan di harian republika, mengaku kesulitan untuk melakukan sosialisasi pada sebagian warganya yang tinggal di permukiman elite, seperti di Serpong dan Bintaro. KPUD memperkirakan tingkat parsitipasi warga dalam pemilukada Sabtu (13/11) nanti hanya sekitar 50 persen. Dan perkiraan Pak Iman ternyata tidak meleset. Karena dalam perjalanan saya menuju Plaza Bintaro di satu TPS wilayah pemukiman elite tersebut memang sepi.
Tapi benarkah seperti yang Pak Iman perkirakan, bahwa mereka tidak merasa sebagai warga Kota Tangsel. Bahkan mereka malu untuk mengaku sebagai warga Kota Tangsel ?
Note :tulisan ini juga sudah saya posting di kompasiana
Hehehe.... bisa jadi. Namanya juga 'aneh' - Tangsel, kayak mau menangsel (ganjel) perut. kalau mau jadi Rangsel juga tetep 'aneh' - mirip ama 'ransel'. Kenapa gak coba cari nama yang beda samsek ajah sih ya? Wilayahnya mencakup mana ajah sih yang disebut Tangerang Selatan itu? Serpong, Bintaro, Pamulang?
ReplyDeleteBTW, siapa pun yang jadi walikota - apakah ada pengaruhnya buat warga kota?
maunya disebut warga jakarta coret kali ya?
ReplyDeletehealah.. baca kata tps yang kepikir tuh yang dipake disini. tempat pengungsian
ReplyDeletehehe
Saya nggak malu jd warga tangerang selatan. :-)
ReplyDeletebaca di detik, ktnya yg golput 44% lebih ya Teh
ReplyDeleteHahaha.. Jadi enaknya namanya apa ya Phoeng, Dari pada Tangerang Udik, terima sajalah Tangerang Selatan.
ReplyDeleteSukabumi Udik yg di Joglo aja skrng sdh ganti nama jadi Sukabumi Selatan.
wilayah Tangsel 1. Serpong, 2. Serpong Utara, 3. Ciputat 4. Ciputat Timur, 5. Pondok Aren,6 Pamulang ,7. Setu
Pengaruhnya ? buat yg bisnis mungkin ada, kalo buat warga biasa sprt saya gak ada pengaruhnya selama masalah sampah masih blm teratasi
Warga Jaret dooong hahaha.. Terima nasib sajalah tinggal di pinggiran Jakarta. wong kebelinya rumah yg di pinggiran koq :-)
ReplyDeleteHihihi Di Pengunsian namanya TPS juga Mas ?
ReplyDeleteIkut Pilkada gak ?
ReplyDeleteIya.. malah katanya pemenangnya golput hehe
ReplyDeletebisa jadi dah pada cuek teh
ReplyDeletekenyataannya emang pd cuek nan.
ReplyDeletemales kali Mbak...lebih baik jalan2 ke mal daripada milih :p
ReplyDeleteYup, dan ini pula yg aku lakukan hehehe, abis nonton tps bentar, langsung ke mall, dan memang lbh rame mall dr pd tps
ReplyDelete