Friday, November 23, 2007

Petani dan Kuda

Barusan curhat sama temen lama, dan dikirimin cerita ini :

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: “Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni “koleksi” kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya. Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: “Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: “Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya. Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali. Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: “Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!”.
Pak tani hanya menjawab, “Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …”

Moral of the story.. Pandang suatu peritiwa dari sisi baiknya, maka kebaikan yang akan di dapat.

Dan... 6 bulan lalu, gue serasa mendapat 100 Kuda, dan saat ini kaki  gue sedang patah. Semoga akan segera datang Panglima perang.

13 comments:

  1. soalnya baru gw yg ngisi post ini....

    ReplyDelete
  2. hihi.. terima kasih telah memberikan keberuntungan..

    ReplyDelete
  3. Lhooo... mbak Icho kakinya kenapa???

    ReplyDelete
  4. aku aja deh yang jadi panglima perangnya...hihihihi

    ReplyDelete
  5. Setuju...!!!
    Jd inget obrolan bersama teman2. Suatu ketika kami berempat dalam sebuah mobil melihat sebuah keluarga berdesakan dalam becak. Seorang teman berkomentar "duh kasihan ya", seorang teman lagi menukas "jangan bilang kasihan, mungkin dia lebih bahagia dari kita, mengatakan 'kasihan' pada orang lain itu menunjukkan kesombongan dalam diri kita". Ucapan temanku itu kuingat terus sampai sekarang. Sangat bijak

    ReplyDelete
  6. hihi.. Mbak I vy.... kakiku patah cuma kiasan aja gitcu looh..
    yang patah sebenernya yg lain ...

    ReplyDelete
  7. Setuju juga Mbak..
    jangan menilai orang atau keadaan dari tampak luarnya ya..
    siapa tahu di dalamnya lebih indah..

    ReplyDelete
  8. Boleh... jangan lupa bawa pedang dan kabar bahagia yaa...

    ReplyDelete
  9. Mbak Icho, bagus nih ceritanya. Inspiring...

    ReplyDelete
  10. Thanks Mbak Lif...
    iya ini juga dapet dari temen buat penambah semangatku ...

    ReplyDelete
  11. selalu ada hikmah dari setiap kejadian....
    Semua telah diatur olehNYA

    ReplyDelete