Thursday, April 26, 2012

Ibu Sudah Tidak Kesakitan Lagi

Biasanya saya begitu mudah menuliskan sebuah tulisan In Memoriam untuk seseorang kerabat, saudara atau teman yang dekat dengan saya. Tapi menuliskan kata sebuah tulisan In Memoriam tentang orang yang sangat saya cintai dalam hidup saya begitu sulit terasa. Sejak semalam ketika saya tiba di rumah pukul 12 malam sepulang dari pemakaman Ibu di Tigaraksa saya yang tak dapat memicingkan mata sekejappun berusaha menyalakan komputer, buka multiply, tapi tak satupun kata yang mampu tertulis, bahkan untuk membalas ungkapan duka citapun belum lagi saya mampu. Saya cuma bisa membuka folder-folder foto lama, menatap foto terakhir berdua besama ibunda, menatap foto terakhir kami sekeluarga di rumah sakit, dan terus air mata mengalir.

Ya, Ibu saya Hj. Ratih Suriaty ( 74 Tahun ), menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu, tgl 25 April 2012, sekitar Pk. 7.45 pagi di RS Sari Asih Tangerang, tempat di  mana selama 20 hari terakhir beliau dirawat dalam sakitnya dan sebulan sebelumnya juga pernah di rawat di RS yang sama.

Dua puluh hari terakhir bersama Ibu,nyaris semua anaknya hampir tiap hari berkumpul atau bergantian menjaga ibu,kita sudah sama-sama berjanji tak akan pernah meninggalkan ibu di rumah sakit sendirian. Kakak saya tertua yang kerja di dinas pendidikan di Timika mengorbankan waktu kerjanya untuk menunggui ibu sejak hari ke 2 ibu masuk rumah sakit, Ceu Oma juga cuma meninggalkan ibu sebentar selama 2 hari ini karena harus mengawas UN SMP, Ceu Ami pun begitu,kantornya yang berlokasi di Tangerang memungkinkannya untuk bolak balik ke RS, rasanya cuma saya yang paling jarang menunggui ibu rutin setiap hari, saya cuma  bisa dua hari sekali sepulang kantor ke rumah sakit, atau sejak pagi sampai malam di hari sabtu atau minggu.


Tentang sakitnya Ibu, sejak yang pertama kali ibu masuk RS,kami semua anaknya menyerahkan kepada Allah melalui perantara dokter2 untuk memeriksa sedetil mungkin apa gerangan yang membuat ibu selalu mengalami serangan sakit kepala di jam-jam tertentu. Namun hasil general medical checkup, dua kali scan kepala tak ada penyakit khusus, semua kondiri organ tubuh ibu masih bagus dan berfungsi baik.

Sayangnya beberapa minggu setelah ibu keluar dr rumah sakit yg pertama kali, ibu cuma menikmati sehatnya beberapa hari saja, ibu mulai susah makan, dan mengakibatkan kondisi tubuhnya drop kembali dan masuk rumah sakit lagi untuk menambah nutrisi, vitamin, darah dan semua yang kurang dalam tubuh ibu. Begitulah yang terus di lakukan pihak rumah sakit.


Dua puluh hari di rumah sakit, ibu masih sadar dan mengenali setiap orang yang datang membesuknya, bahkan ibu masih mengenali tetangga lama yang sudah hampir 30 tahun tak bertemu, ibu masih mengenali muridnya Kak Ujang Suparno yang diajarnya di SD cuma dengan mendengar suaranya yang khas. Masih hafal nama ke 13 cucunya ketika diminta menyebutkan nama cucunya satu persatu, masih hafal nama buyutnya, siapa saja cucunya yang sudah kerja dan masih kuliah, dihafal dengan baik oleh ibu.

Maka, ketika menjelang akhir kepergian ibu, kondisi ibu sudah agak membaik, sudah bisa minta duduk, pipinya sudah terlihat lebih berisi, kakak saya yang di Timika dengan terpaksa harus meninggalkan ibu sejenak untuk kembali ke Timika karna ada beberapa penting yang butuh kehadirannya. Sayangnya Malam Rabu, beberapa jam sebelum keberangkatan kakak saya, tiba-tiba kondisi ibu sedikit drop lagi, selang oksigen masih terus dipasang,namun nafas ibu sudah terdengar agak tersengal-sengal. Aa pamit pulang jam 9 malam dan saya lepas dengan pelukan dan tangisan sambil minta aa harus balik lagi jangan lama-lama di Timika. Ibu juga masih bisa menitipkan pesan pada aa untuk hati-hati dan salam buat Yani (istri aa).

Malam itu saya pulang dari rs lebih malam dari biasanya, sebetulnya saya pengennya menemani ibu dan Ceu Oma malam itu,tak tega rasanya melihat ibu diikat tangannya karena sering berontak dan bosan dengan selang2 infus dan selang lain di kepalanya yg mengakibatkan inpusnya terlepas,tak tega juga melihat nafas ibu yang kadang tersengal, tapi Ceu Oma miminta saya pulang dan saya janji rabu dan kamis saya cuti, giliran saya yang jaga ibu. Saya pulang dan sepanjang perjalanan di bus agra dari Cikokol-Veteran perasaan saya koq melowwwww banget,saya telpon sahabat2 baik saya sepanjang perjalanan untuk supaya tak merasa sendirian.

Sampai rumah saya capek sekali rasanya,saya tak mau diganggu dengan bunyi2 sms atau whatsapp yg kadang bunyi, malam ini saya silent semua HP saya,padahal selama ibu sakit saya tak pernah men-silent HP saya,rupanya inilah salah satu kesalahan saya.
Pagi ketika saya bangun tidur, sudah ada 7 missedcall dari Ceu Oma sejak jam 2 dinihari. 
Saya telpon balik, Ceu Oma mengabarkan bahwa ibu harus masuk ruang ICU tp Ceu Oma tak bisa memutuskan sendiri, karena harus bla bla bla.. kata Ceu Oma dan kamu di telp gak diangkat2, Aa masih di pesawat, Ceu Ami juga tak bisa ditelpon.
Gak usah pikir2, masukin aja ICU skrng juga saya bilang. Dan Ceu Oma pun bersiap-siap ibu saat itu sedang di mandikan/dilap perawat. Saya baru bersiap mandi dan akan ke RS pagi ini juga. Tiba-tiba telpon saya berdering kembali, cuma tangisan Ceu Oma yang terdengar di telpon, saya tak jelas menangkap kata-kata yang di ucapkannya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...

Ibu sudah pergi meninggalkan kami anak-anaknya dengan sangat tenang sekali, bahkan Ceu Oma pun tak sadar dengan kepergian ibu,Ceu Oma tak meninggalkan ibu ke luar ruangan sedetikpun, Ceu Oma cuma nongkrong sejenak di bawah samping tempat tidur ibu untuk membereskan pakaian dan barang-barang karena sebentar lagi ibu dibawa ke ruang ICU. Tapi ketika Ceu Oma selesai beres-beres, berdiri dan melihat ibu tidurnya tenaaaang sekali, bibirnya rapat tersenyum, matanya juga rapat dan tak  terdengar nafas tersengal, Ceu Oma menyadari ibu sudah gak ada.. tak terdengar tarikan keras nafas penghabisan seperti kata orang-orang begitu bunyinya. Ceu Oma menyesali karena tak membantu ibu melafalkan kalimah syahadat terakhirnya, tapi saya yakin Ibu wafat dalam keadaan Khusnul Khotimah karena sepanjang sakitnya kalimah-kalimah tauhid selalu ibu lafalkan, ibu juga pergi dalam kondisi tubuh yang bersih.

Saya datang ke RS, dan melihat ibu sudah tidur dengan tenang, sangat tenang.. ibu sudah enak sekarang bu,  ibu sudah tak perlu berontak dan diikat lagi. ibu sudah tidak kesakitan lagi kan ya bu.. 


Note :
Oh ya lewat tulisan ini juga Saya dan kakak-kakak saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Handai Taulan, Kerabat dan sahabat2 tercinta yang tak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan Simpati, Perhatian, Bantuan Khususnya Doa, sejak Almarhumah dirawat di RS hingga berpulangnya Ibunda tercinta Hj. Ratih Suriaty Pd Hari Rabu 25 April 2007 dan telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Tigaraksa Tangerang.
Semua bentuk rasa simpati teman2 via sms,telepon, email,whatsapp,fb,twitter,MP,atau kunjungan sangatlah menyejukkan hati kami.

Semoga Allah SWT menerima budi baik teman-teman semua sebagai amal ibadah dan memberikan imbalan yang berlipatganda. Dan semoga Allah SWT tetap mengeratkan sillaturahmi diantara kita semua. Mohon maaf juga jika saya tak bisa memberikan kabar ini secepatnya kemarin itu.




 

 


 

 

67 comments:

  1. iya mbak Icho...ibunda udah tidak kesakitan lagi..udah menemukan kebahagiaan disana...

    ReplyDelete
  2. iya buseno.. *pelukpeluk erat.. ibu sudah tenang tidur abadinya..
    turut berduka yang sangat dalam.. sayang sekali ga bisa hadir kesana.. masih di luar kota nih.. semoga semua keluarga sudah mengiklaskan dan tabah ya..

    *pelukpeluk lagi ah..

    ReplyDelete
  3. Iya Mama Restu.. kasian beliau kalau terus kesakitan

    ReplyDelete
  4. Terima kasih Mbak Tintin.. tak apa, doa dan dukungan Mbak Tintin buat saya sangaaat membahagiakan..
    Insya Allah semua sudah ikhlas ibu pergi..

    ReplyDelete
  5. Iya Ibu pasti sudah tenang dan bahagia di sana Teh, aamiin.

    ReplyDelete
  6. turut berduka cita sedalam dalamnya jeng. Ibu sdh tenang di surga skr. *peluk*

    ReplyDelete
  7. Turut berduka cita teh.
    seperti sy yg g mampu bercerita kronologis kematian almarhum bpk :(

    ReplyDelete
  8. TehIcho ikut berdukacita sekali lagi, maaf ga bisa ta'ziah, jd mewek baca kalimat terakhir teteh. Sekarang ibunda sudah nyaman dalam pelukan Allah SWT....

    ReplyDelete
  9. Turut berduka cita Teh Icho. Semoga ibu mendapatkan tempat di surga Nya.

    ReplyDelete
  10. Turut berduka cita, mbak
    semoga ibunda dilapangkan jalannya

    ReplyDelete
  11. innalilahiwainailaihirojiun....turut berduka ya teh...

    ReplyDelete
  12. Insya Allah ya Wan.. terima kasih

    ReplyDelete
  13. Turut berduka cita ya teh..semoga ibu mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya

    ReplyDelete
  14. Terima kasih Ivone..
    ini juga on off nulisnya Von.. :(

    ReplyDelete
  15. teh icho, ikut berduka *peluk2 erat*

    ReplyDelete
  16. Mia.. terima kasih, sms dari Mia perasaan udah sampe juga, itu telkomselku entah kenapa error.. sms banyak tak terkirim, hp juga susah untuk jawab telpon..
    Aamiin.. Insya Allah ibu sudah bahagia di sana Mia..

    ReplyDelete
  17. Aamiin.. terima kasih Mbak Arni

    ReplyDelete
  18. Terima kasih Eda Vrisca *peluk lagi*

    ReplyDelete
  19. Turut berduka cita ya teh icho...smoga almarhumah diberi tempat terbaik disisi NYA

    ReplyDelete
  20. Innalillahi wainnal ilaihi raji'un. Turut berduka cita sedalam dalamnya, bu. Semoga Allah SWT memberi tempat yang mulia

    ReplyDelete
  21. Aamiin, terima kasih ya Mbak Martri..atas doa2 nya buat Ibundaku

    ReplyDelete
  22. Sekali lagi saya mendoakan yang terbaik untuk ibunda. Orang yang baik, guru yang sabar kelihatannya, ya ceu?

    Ibunda beda umurnya cuma 4 tahun lebih tua dari kakak saya ternyata. Dan kakak saya sekarang juga mulai sakit-sakitan tapi susah disuruh ke dokter. Padahal dia lebih cerdas dari saya karena dia dosen. Saya jadi mikir kalau sampai dia sakit keras saya nggak menyadari, soalnya kami tidur pisah kamar sih..........

    BTW saya waktu ibu dan bapak saya meninggal malah nggak ada di Indonesia. Kebetulan kakak saya itu juga nggak ada, dia lagi kuliah dapat bea siswa di Texas, jadi saya malah cuma ketemu makam ibu bapak saya aja. Ya sudah, yang penting doa-doa baik kita untuk beliau ya ceu, saya ikutan doakan.

    ReplyDelete
  23. Aamiin.. Mbak Lia terima kasih doa2nya ya

    ReplyDelete
  24. Saya juga terima kasih sekali lagu buat Bunda Julie.
    Waktu ngajarnya sih ibu saya termasuk guru yang galak, tapi soal baik hati dan perhatian ke muridnya luar biasa.. itu kata murid2nya.

    Oh.. gak jauh beda Bun ? iya Bun..smoga kakak Bunda Julie sehat2 aja Bun.. sambil ttp diperhatikan juga :-)

    Gimana rasanya bun, kehilangan orang tercinta saat kita jauh darinya, duuuh saya gak bisa bayangin. Waktu Bapak saya meninggal mah saya belum ngerti apa2 bun, jadi gak tahu gimana rasanya kehilangan orang tua, ternyata lebiiiiiih sedih dr kehilangan paman2 yg sudah dianggap orang tua juga.

    Iya Bun.. yg penting doa dan keikhlasan kita dan keluarga yang melancarkan jalannya ke Surga.

    ReplyDelete
  25. Kalau saya perkecualian, karena beliau sudah sakit lama, sekitar sepuluh tahunan, jadi waktu beliau diambil kembali, saya malah bersyukur. Saya nangis sebentar, itu pun nangis syukur karena saya merasa kayak ceu Icho, beliau sudah terbebas dari kesakitan. Selain itu, waktu sakit biasanya saya yang bertugas merawat, kakak saya yang paling tua itu kan dosen, sibuk, waktu itu belum dosen sih, masih guru di SPMA, jadi kalau jaga malam juga jarang gantian, praktis saya seminggu 4-5 hari di RS pagi-siang-sore malam, kakak saya yang kedua di Bandung, penakut pula ngadepin orang sakit, jadi dia cuma ngasih biaya buat rumah sakit, saya yang ngrawat meskipun akhirnya saya minta ibu saya dipindah ke RS yang gede di Bandung, dia oke aja. Kakak saya nomor 3 di Indramayu dengan alasan dia PNS nggak bisa cuti ngerawat ibu-bapak. Kakak saya pas di atas saya tinggal di tempat ceu Icho, di Cimone, punya bayi sama balita, jadi nggak pernah bisa nginep di RS. Makanya saya senang ibu saya nggak ada soalnya saya di LN. Meninggalnya pun cuma setengah tahun setelah saya tinggal ke LN, hiks!

    ReplyDelete
  26. turut berbelasungkawa
    semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah aamiin

    ReplyDelete
  27. mbak Icho....... turut mendoakan untuk ibu ya...,

    ReplyDelete
  28. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Turut berduka cita ya Teh.

    ReplyDelete
  29. turut berduka yang sedalam2nya ya Cho...aq pernah merasakan hal yg sama saat kehilangan mama, Jadi menurut diagnosa dokter ibu sakit apa Cho? apa penyebab seranga sakit kepala beliau di jam2 tertentu tsb?? iya..sekarang ibu sudah tidak kesakitan lagi cho....insyaallah ibu akan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah..aamiin..

    ReplyDelete
  30. maaf baru tahu Teh Icho ....turut berdukacita ya Teh Icho
    insyaAllah ibunda sudah tenang di sisiNya, hilang semua rasa sakit

    ReplyDelete
  31. turut berduka cita Cho, tapi emak dikau beruntung tak dimasukkan ke ICU deh, hanya menambah penderitaan saja.

    ReplyDelete
  32. Turut berduka cita mbak, semoga ibunda dilapangkan kuburnya, diterima semua amal ibadah, aamiin.

    ReplyDelete
  33. Yang penting kita sdh cukup merawat ortu ya Bun ya, kalau toh harus pergi, dimanapun kita berada, kita gak bisa apa2..ikhlaskan kepergian mereka itu yg terbaik ya Bun

    ReplyDelete
  34. Aamiin, terima kasih ya Pril, terima kasih juga smsnya

    ReplyDelete
  35. Terima kasih Mbak Erna doa2nya buat ibuku

    ReplyDelete
  36. Cika..thx banget ya Cik, gw jadi inget mama elo juga nih.. beliau sangat baik hati dan fungkeeeh, seneng bisa kenal mama elo.. smoga beliau juga sudah nyaman di Surga ya Cik.

    Menurut dokter gak ada sakit spesifik untuk organ tubuh,waktu ct scan pertama tadinya di kepala ada cairan, di duga itu penyebab sakit kepalanya, tapi pas masuk rs ke dua di ct scan lagi cairan di kepala sdh gak ada koq..
    jadi bingung juga kalau alm ibu gw masih kesakitan kepalanya.

    Aamiin.. Insya Allah ya Cik, smoga ibu mendapat tempat yang layak di surga

    ReplyDelete
  37. Mbak Niez.. makasih ya Mbak, smsnya juga sdh sy terima, terima kasih

    ReplyDelete
  38. Tak apa Shan.. maaf juga gak mengabari langsung :-)
    Aamiin, terima kasih doanya ya Shan

    ReplyDelete
  39. Terima kasih ya Ed, iya Ed.. Ibu juga kayaknya gak mau memberatkan anak2nya Ed

    ReplyDelete
  40. Aamiin, terima kasih Mbak Wil.. sehat2 yg di sana yaa

    ReplyDelete
  41. Thanks Lita.... *peluk*
    makasih yaaa sdh belain datang malam2 ke rmh saat ibu wafat

    ReplyDelete
  42. hari ini, baca ini, aku lgsg teringat almh mama-ku teh, yang hari ini juga genap 9th wafat. jadi teringat masa2 di rumkit, berminggu2, seluruh tubuhnya isinya cuman selang, makana/minuman, cairan yg keluar.... semua lewat selang... sedih banget emang waktu nyaksiin kepergiannya, tapi kita harus ikhlas, Alloh lebih sayang, dan aku masih menangis... .....peluk teteh... :((

    ReplyDelete
  43. Peluk Mbak Yanti juga... maaf jadi melow inget alm mama ya. bersyukur ya Mbak kita sudah ikut merawat ortu disaat sakit dan sehatnya. Iya, kita mesti ikhlas supaya melancarkan jalannya beliau ke Syurga

    ReplyDelete
  44. semoga ALLAH mengampuni dosa2 alm ibu
    turut berduka cita ya teh,
    sorry telat banget nih, baru ol lagi.

    ReplyDelete
  45. Aamiin.. terima kasih ya nan, makasih juga sdh dengerin curhat crita2 ibu tiap malem hehehe.
    gpp .. emang kemana aja siiih.. pantesan jarang nongol

    ReplyDelete
  46. Mbak Icho....minta maaf...saya bener2 nga tau.. :(( sampai saya tadi liat2 foto Ibu Mbak Icho

    turut berduka cita Mbak.... *peluukkkk*

    ReplyDelete
  47. Kristin.. tak apa, aku juga minta maaf gak nulis lbh jelas di tulisan ini bukan berjudul In Memoriam jadi gak jelas dan gak kasih kabar Kristin.. thanks yaaa..

    ReplyDelete
  48. innalillahi wainna ilaihi rojiun...
    teteh maaf aku telat tau, turut berduka cita ya teh.. smg arwah ibu diterima disisi Allah SWT.

    btw kejadian ceu oma mirip spt aku, saat2 terakhir alm ayahku meninggal kami smua anaknya ga beranjak sedetikpun tapi disaat2 terakhir ayah sakaratul maut tiba2 adikku hampir pingsan, jadilah aku sibu menenenagkan adikku, dan ketika sadar alm ayah udah ga ada...

    ReplyDelete
  49. Aamiin.. Diza makasih ya Diz doa2nya buat alm ibuku.

    tuh kan, ada aja kan ya, pdhal semua juga sudah siap dan ikhlas melepas kepergiannya, tp memang rasanya ayah dizna juga tak mau kepergiannya semakin memberatkan anak2nya kalau melihat saat akhirnya..

    tetanggaku dulu juga ada lho yg saat menjelang ajalnya, anak, istri, sampai pembantu adaaa aja di suruhnya keluar rumah meski cuma ke warung, sampai akhirnya dia meninggal sendirian..
    itulah ajal Diz.. kita tak bisa prediksi :(

    ReplyDelete