Susahnya mau jadi agent property

Sudah dua kali gue kedatangan tamu yang minta di ajak putar2 survey cari rumah di area seputaran rumah gue. Tamu pertama teman kantor, sepasang suami istri yang memang sedang mencari rumah di daerah rumah gue. Gue lihat semangatnya sama seperti semangat gue ketika hunting rumah sekitar 1 tahun lalu.

Jadi gue juga ikutan semangat bantu teman tersebut untuk keliling2 berbagai komplek perumahan, ada perumahan baru, lihat2 rumah second yang dulu sempat gue lihat juga dengan berbekal buku yang berisi catatan rumah-rumah yang akan dijual yang juga gue gunakan dulu.

Selain itu, gue juga kasih beberapa masukan ke temen apa aja yang harus di perhatikan dan diihat saat menawar rumah second, bagaimana kelengkapan surat2nya, kalau sudah cocok jangan langsung ok, tapi cek juga ke tatakota kecamatannya apakah rumah tersebut bukan di jalur hijau atau jalur yang akan jadi jalur hijau.

Akhirnya berbekal dari gue dan suami, teman gue sudah mulai pandai sendiri mencari dan menawar rumah yang di idamkan, sempet sudah ok dan kasih DP sama satu rumah akhirnya dengan pertimbangan lain gak jadi. Dan baru aja dapt kabar minggu kemarin mulai akad kredit sebuah rumah yang  pas sesuai dengan yang mereka inginkan baik lokasi maupun luas tanahnya, dan sesuai budgetnya juga tentunya. Hmm emang cari rumah tuh gak usah  terburu-buru deh, kan kalo sabar akhirnya dapet juga yang sesuai keinginan.

 

Kemudian, hari Selasa lalu, datang sepasang suami istri lagi ( upline gue nih !), beliau minta ditemani juga untuk keliling2 cari rumah di area pesanggarahan/petukangan selatan. Berhubung ge juga gak kemana2, dan  yang minta tolong juga upline hehe.. gak enak dong nolak, jadi gue temani mereka , kembali melihat2 rumah yang akan di jual. Ada rumah yg kita kunjungi dulu belum laku, skrng ternyata sudah laku, dan ada juga rumah yang dulu belum mau di jual sekarang sudah ditempeli plang "dijual".

Tapi anehnya.. temanku ini gak bawa catetan sama sekali ya.. or gak nyatet sama sekali nomor telpon yg di cantumi di plang rumah yang akan dijual tersebut. malah gue yang rajin nyatet di hp. Dan ternyata mereka juga gak terlalu antusias dengan rumah-rumah yang gue tunjukin, gak masuk sama sekali, lihat dalam rumahnya, lihat luas tanahnya dsd deh seperti ketika gue atau teman yang gue ceritakan pertama kali. karena itu gue jadi gak semangat, gue coba cari tahu kira2 rumah yang mereka cari luas tananhnya berapa, jumlah kamar yang di inginkan berapa, siapa tahu yang gue tunjukin itu kurang pas dengan keinginan mereka. Tapi koq ya cocok ah.. kalo cuma luas tanah dan jumlah kamar mah sudah banyak yang sesuai, mungkin mereka masih kurang sreg dengan lingkungannya, cuma kali ini gue berasa cape dan bete nganterinnya.. gak semangat !!

 

Di jalan jadi kepikiran, gimana seorang agent property ya, yang melayani begitu banyak customer, nganter2 calon pembeli rumah, trus pembelinya gak semangat eh masa sih si agent ikutan gak semangat dan bete, pasti engga kaan. Jadi kesimpulannya  gue gak cocok  dan gak bakat jadi agent property !!