Monday, September 20, 2010

Split second, split moment.

Kemarin sare sebelum sebelum acara Pengumuman Pemenang Lomba penulisan tentang pahlawan yang diadakan DC komik dan Kompasiana di mana kakak ipar saya Mbak Eti menjadi salah seorang pinalisnya, saya mengikuti acara bedah Buku Split berjudul "Second, split momen"


Buku setebal  224 halaman terbitan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini berisikan foto-foto terbaik Wartawan Senior Kompas Julian Sihombing dalam rentang waktu lebih dari 20 tahun. Berbagai peristiwa bersejarah bangsa ini terekam dalam buku ini, seperti Tragedi Trisakti, meninggalnya Ibu Tien Soeharto, masa-masa akhir Presiden Soeharto, masa kepemimpinan Megawati, dsb.

Masih ingat dengan foto  seorang mahasiswi yang terkapar di tengah jalan akibat bentrok dengan aparat keamanan dalam aksi keprihatinan tahun 1998 lalu ? atau foto  Ketika Presiden Soeharto menandatangani nota kesepakatan bantuan, Direktur Pelaksana IMF Michel Camdessus berdiri di dekatnya sambil bersedekap. Raut muka Camdessus dingin seperti menggurui.
Itulah salah satu karya Julian Sihombing yang ada di buku ini.















Julian yang pada awalnya belajar  fotographi ( masa sma) hanya dari buku karena belum ada fasilitas untuk belajar langsung dengan seorang ahli namun kepekaannya terhadap suatu objek yang dapat di jadikan gambar visual menjadikan foto2nya seakan berbicara. Julian mengatakan yang penting dalam memotret itu adalah rasa.
Itu sebabnya Julian selalu menghindari dan tidak pernah mau berada dalam kerumunan wartawan2 poto lainnnya ketika memotret sebuah objek. "nangis saya kalau hasil foto saya sama dengan orang lain " ujarnya.

Lama berada di desk olahraga di Kompas, membuat beberapa foto event olah raga hadir di buku ini. Foto perenang yang terlihat burampun juga di tampilkan di buku ini. Ketika seorang peserta bedah buku menanyakan, buat kita yang awam, biasanya foto buram jarang sekali di pakai, tapi di buku ini foto buram justru di tampilkan, apa alasannya ?
Ternyata Julian itu di sengaja, foto itu tampak buram namun memperlihatkan bahwa ini adalah sebuah pergerakan di kolam renang.

Selain di desk olahraga Julian juga pernah di tempatkan sebagai wartawan di istana. Ketika peristiwa tsunami terjadi, Julian sangat ingin ke sana, namun karena sedang di tempatkan tugas di istana, Julian tidak berkecil hati meski tidak bisa kesana. Dan Julian berprinsip, dimanapun dia di tempatkan, dia harus memberikan yang terbaik bagi kompas dan bagi masyarakat.
 
Sebetulnya Julian juga termasuk fans Gus Dur, Hanya saja, dari sederet foto Presiden RI itu  tak satupun menampilkan objek Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Padahal foto Megawati Soekarnoputri dan BJ Habibie turut dipajang. "Itu kebetulan saja. Koleksi foto Gus Dur sedikit dan kurang bagus, sehingga tidak turut saya pajang," ujarnya.

Julian juga berada bersama para paparazi dunia ketika mengambil foto foto Lady Diana saat berkunjung ke Indonesia 

Buku ini pun dipenuhi oleh berbagai peristiwa keseharian yang penuh dengan humanisme dan keindahan. Setiap orang yang menyukai dan penikmat fotografi wajib untuk memilikinya,Selain dapat untuk menimba kemampuan, buku ini dapat menuntun kita melihat sisi lain kehidupan.
Sayapun sebetulnya sangat ingin memilikinya, kemarin saya berharap peserta bedah buku pulangnya di kasih gratis buku itu hehehe.. Tapi  untunglah Julian mempersilahkan peserta untuk melihat-lihat salah satu bukunya yang sudah di buka dan melihatnya bergantian.


Dan saya cukup puas dengan kebaikan hati Bang Julian yang bersedia berfoto bersama saya.

 

21 comments:

  1. dapat elmu poto baru dari beliau Cho ? :))

    ReplyDelete
  2. bang julian umuran berapa? garis kegantengannya masih keliatan euyy....

    ReplyDelete
  3. hebat bisa poto bareng ma bangju. ku ada bukunya. foto2nya emang byk bercerita. ngikik baca komentarnya kalu mo nangis fotonya sama dg fotograper lain.

    ReplyDelete
  4. Ilmu barunya.. " jangan foto object narsis, ambil yg candid dan foto yang bisa bicara"

    ReplyDelete
  5. waduuh kemaren gak sampe nanya umur nih Mbak. tp emang ganteng koq hehehe

    ReplyDelete
  6. Hahaha.. kebetulan, dan berani malu aja minta foto berdua..
    Oh ya Mbak Tintin dah punya yaa..bagus2 yaa.

    ReplyDelete
  7. oohhh ini toh teteh dari dekettt.....suitttt

    ReplyDelete
  8. bukan gue lho yg bilang *kabooooooorrrrr*

    ReplyDelete
  9. jadi pengen liat foto-fotonya karya blio teh...pasti bagus dan berbicara banget ya *beli bukunya ahhh*

    ReplyDelete
  10. waahhh asik banget kebagian foto2 sama bang Julian :)

    ReplyDelete
  11. Bagus2 Na.. bener itu foto2 berbicara banget deh.. beli ya Na

    ReplyDelete
  12. sebenernya foto dia ga bagus2 amat, tapi jd bagus krn fotonya bisa bercerita. bener tuh katanya kalu motret candid aja. juga dengan hati tentunya.

    dulu wkt gusdur keluar dr istana dg celana pendek di kompas kupikir foto dia juga. jd ada mitos gusdur ga bisa difoto sama potograper yg punya hati. paan coba.

    ReplyDelete
  13. Cocok tuh, si babe juga senengnya foto candid..
    aku pernah coba beberapa foto candid, tp emang lbh seru hasilnya..

    Jadi siapa yg foto gus dur waktu pake celana pendek itu ?

    ReplyDelete
  14. pernah dikasih tau sih tapi lupa lagi. kaya semua koran juga sama ya motret gusdur wkt itu.

    ReplyDelete
  15. praktekin ya teh, ntar gw jadi modelnya hihihi

    ReplyDelete
  16. modalin kameranya dulu dong hen :-p

    ReplyDelete
  17. yang paling keren pastinya foto yang bareng teteh dong ah :)

    ReplyDelete
  18. Iya dooong , sayang gak masuk ke buku hehehe

    ReplyDelete