Wednesday, January 27, 2010

Doorstoot naar Djokja


Buku yang baru di luncurkan penulis buku terkemuka Julius Pour pada hari  Senin (21/12) di Hotel Santika, akhirnya selesai saya baca dalam waktu 2 minggu sejak membelinya.
Itu aja juga gak tiap malam saya baca karena capek setelah baca buku itu malam2 dan terbawa mimpi bertemu Jendral Sudirman untuk diajak perang gerilya, jadi buku ini saya baca pagi hari menjelang berangkat ke kantor sambil nunggu suami saya yang belum siap, atau sambil makan malam dan menunggu anak2 belajar.

Eh iya, judul bukunya Doorstoot naar Djokja . 


Saya pikir artinya adalah Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer seperti yang tertulis di buku tersebut . Tapi kalau diartikan di google translate artinya "Penetrasi ke Jogja" . Penetrasi menurut wikipedia artinya masuknya sebuah benda ke dalam suatu media.  Jadi Doorstoot naar Djokja kira2 artinya masuknya Belanda ke Jogja, kira2 begitulah artinya )

Dalam buku setebal 437 halaman itu,  Banyak kisah menarik dan yang saya tidak ketahui sebelumnya ( karena kurang baca sejarah juga sih ), misalnya :
- Kisah tentang Sri Sultan HB IX yang secara mengejutkan menyumbangkan uang guldennya untuk para Ibu Fatmawati, Ibu Rahmi Hatta juga ke istri / keluarga yang suaminya di asingkan atau tepatnya di buang ke tahanan terpencil di luar pulau Jawa.
- Pak Dirman datang ke Istana Presiden tgl 19 Desembar ketika Belanda sudah mendarat di Maguwo, tapi di istana Pak Dirman hanya duduk di ruang tamu (tidak diajak rapat) dalam keadaan negara yang genting. Pak Dirman mengajak Presiden Sukarno untuk berangkat ke luar kota dan meninggalkan istana sambil melanjutkan perjuangan, namun sebaliknya Presiden Sukarno meminta Pak Dirman bersembunyi di dalam kota untuk berobat, Namun Pak Dirman menolaknya, sementara Presiden Sukarno, Bung Hatta dan yang lainnya bertahan di istana untuk berjuang memakai jalan diplomasi.

Berhasilkan jalan diplomasi dengan Belanda yang di lakukan Sukarno dan teman2nya ? ternyata tidak, Belanda sudah mengepung istana yang mengakibatkan bendera putih terpaksa di kibarkan.
Sejak itulah Sukarno, Hatta , Syahrir, Agoes Salim  dan yang lainnya menjadi tawanan Belanda di istana dan kemudian di dibuang ke Bangka dan Brastagi.
Dari sinilah dimulainya perjuangan di sekitar Jogja, Solo termasuk periwtiwa SO 1 Maret yang membuat nama Kol. Suharto terkenal.

Baca buku ini, tidak salah jika tiba2 rasa nasionalisme dan semangat juang saya timbul. Bangga terhadap pejuang2 di masa lalu dengan siasat perang gerilyanya, lucu juga baca tentang Belanda yang terkecoh tidak menemukan persembunyian Pak Dirman, geram dan sebel sama Belanda yang licik dan gak tahu malu membohongi PBB.

Oh iya ada pertanyaan yang saya belum dapat jawabnya, apa betul Sutan Syahrir itu berhianat ? karena mau diajak berunding Belanda, dan setelah berunding beiau di bebaskan dari tahanan Brastagi.

Di akhir cerita buku ini, di ceritakan akhirnya hubungan Presiden Sukarno dan Pak Dirman yang semula renggang sejak kejadian pra istana di serbu Belanda, akhirnya mencair ketika Presiden Sukarno akan kembali memerintah  negara di Jakarta. Pak Dirman yang di kirimi surat beberapa kali oleh Presiden Sukarno, akhirnya mau membalas suratnya dan langsung di berikan oleh pengawalnya kepada Sukarno di menit-menit terakhir menjelang keberangkatan ke Jakarta dan langsung di balas oleh Sukarno saat itu juga.
Itulah surat terakhir Presiden Sukarno kepada Jendral Sudirman karena pada tanggal 29 Januari 1949, Jendral Sudirman meninggal dunia sebelum sempat Presiden Sukarno mengirimkan cendera mata permintaan Jendral Sudirman di surat terakhirnya..cendera mata sebuah pipa dari saing ikan duyung ...


(*Icho membayangkan Jendral Sudirman merokok menggunakan pipa saing ikan duyung*)

8 comments:

  1. Di Tahta untuk Rakyat, memoir Sultan HB IX, ada banyak detail juga khusus untuk S0 1 Maret.

    -tfs-

    ReplyDelete
  2. wah keren.. ikutan semangat nasionalis bangkit lagi nih bu.. kayanya babeku punya tuh buku.. ubek2 lagi dah..
    saing ikan duyung? kalu bener, ntar ku cari di museumnya ada ga ya oleh2 terakhir dari soekarno ini?

    ReplyDelete
  3. Oh ya ?? siipp thx infonya Mas.. nanti cari2 buku lagi

    ReplyDelete
  4. Saing ikan duyungnya gak tau jadi di berikan atau tidak. krn kan keburu meninggal Pak Dirman nya Mbak..

    ReplyDelete
  5. salut dah ama Edaku yg rajin mbaca buku historical gini
    aku br tau judul ini dari MP mu ini Da.

    ReplyDelete
  6. dibanding yg khayalan gitu, aku lebih demen cerita yg jadul2 tapi nyata gini Eda..jadi betah2 aja bacanya..
    Oh ya hihi.. baru tahu judul bukunya ya.. :-p

    ReplyDelete
  7. Ok Mas Rahmat.. smoga kabar baik2 aja bersama keluarga ya Mas

    ReplyDelete