Hari Senin, gue berencana gak kerja, karena gue pengen melihat acara kartinian di TK dan di SD Seno. Sayangnya ternyata TK dan SD Strada tidak merayakan peringatan Hari Kartini dengan kegiatan kesenian seperti biasanya.
Gue sedikit kecewa dan menyesal dengan kondisi itu, mungkin sudah tidak banyak sekolah yang masih mengingat bahwa Kartini adalah sosok yang perlu di peringati hari kelahirannya, padahal jaman gue sekolah dulu, peringatan Hari Kartini selalu kami tunggu karena hari itu kita tampil beda dan akan melihat penampilan yang berbeda pula dengan teman2.
Kenangan Hari Kartini juga mengingatkan gue ke masa SD dan SMP, ketika guru SD gue menceritakana kisah perjuangan Kartini yang memperjuangkan dan mengupayakan agar kaumnya mendapat kesetaraan antara laki laki dan perempuan.
Dulu kartini menangis melihat dan merasakan penderitaan kaumnya akibat perlakuan kaum pria. Sekarang, gue membayangkan andai saja Kartini masih hidup di jaman ini, apa gerangan yang akan beliau perbuat. Apakah Kartini akan menangisi kaumnya yang ada di Dolly, di Jarak atau di Pasar Kembang, apakah Kartini akan menangis karena perjuangannya ternodai pornografi dan pornoaksi,apakah kartini juga akan ikut mencekal kaumnya yang bergoyang erotis, apakah kartini juga akan protes ketika kaumnya memberikan kondom gratis, apakaha Kartini juga akan menangis ketika kaumnya menjadi korban mutilasi. Apakah kartini akan menangis dan diam ketika kaumnya menjadi komoditas ekspor untuk menjadi PSK.
Jangan biarkan Kartini menangis, ayo kita ajak Kartini nge-blog dan berselancar di dunia maya, supaya Kartini juga tahu bahwa masih banyak kaumnya yang hebat, masih banyak kaumnya yang meneruskan perjuangannya. Kita ajak Kartini menikmati panggung musik hebat kaumnya, kita ajak Kartini ke gedung parlemen menikmati auman singa podium kaumnya, kita ajak Kartini kemanapun tempat di dunia ini agar bisa melihat bahwa kaumnya , wanita Indonesia beredar di manca Negara dengan kehebatannya tanpa melupakan kodratnya. Kita perlihatkan kepada Kartini bahwa
Perempuan hebat
Itulah perempuan Indoensia..
-Pro drt di Twn –
hayoo...semangat!!!!!
ReplyDeletedengan nge-blog... kartini2 Ind pastiii tambah pinterrrr....
ReplyDeletehidup kartini Indonesia... n tetepp semangatttt !!!!
siaaaaappp jendral ..!!
ReplyDeletesetuju.. hidup Teh Tina.. penerus Kartini
ReplyDeletesemoga Kartini bisa besar hati, karena ada berbagai macam alasan mengapa fenomena itu terjadi dan tidak semuanya negatif, dan paling byk karena desakan ekonomi..
ReplyDeletetp menurut saya, Kartini bkn perempuan cengeng yang mudah menangis melihat semua itu. Saya rasa ketimbang nangis, mungkin ia lebih milih memperbaiki semua itu..
semoga kartini kartini masa kini lebih maju dan pinter ...
ReplyDeleteYap, semoga kartini berbesar hati, masih banyak yang perlu di perjuangkan kaum Kartini yang tidak berdaya karena desakan ekonomi dengan cara yang halal dan etis.
ReplyDeleteAmiin, begitulah harapan kita semua Teh
ReplyDeletecho, dari dulu daku kurang begitu tertarik dengan tokoh Kartini, daku lebih tertarik dengan Dewi Sartika, Cut Nya Dien.
ReplyDeleteFilosofinya luas tapi dalam Mba... thanks ya so inspiratif
ReplyDeletehe..he..kayanya saat ini banyak juga yang menyalah artikan "emansipasi" yah mbak?
ReplyDeleteDewi Sartika dan Cut Nyak Dhien.. aku juga suka.
ReplyDeleteMartha Tilaar aku juga suka..
Hmm.. Kartini kenapa Om ?
Hatur nuhun Teh Yuke, semoga juga menginspirasi perempuan Indonesia lainnya.
ReplyDeleteLha, lha doi kan nggak bener bener melawan secara terbuka Cho ? bener nggak ? kebeneran aja ada kumpulan suratnya, kalo nggak ?
ReplyDeleteiya ya..
ReplyDeleteperempuan indonesia belum bebas, mbak icho... sama sekali belum bebas. jadi perjuangan perempuan belum selesai. contohnya, hak untuk memberikan asi di tempat umum. kan banyak tuh tempat publik yang belum diberi fasilitas untuk nursery... kita emang harus rajin nge-blog, biar disa bersuara lebih lantang.
ReplyDelete(pengen sih banyak nulis, tapi belum punya waktu, hehehe)
bener mbak.. perjuangan masih panjang, ayo kita mulai dari sekarang berjuang untuk perempuan indonesia
ReplyDeleteWuaa...ga nyangka mba Icho bs menuangkan sesuatu yg bikin terharu bgini...hihihi
ReplyDeletevery inspiring....semangat Kartini-kartini Indonesia!! :)
Koq terharu sih.. semangat dong..
ReplyDeletebiarpun banyak orang gak setuju kalo Kartini di jadiin simbol perjuangan emansipasi..
Kartini memang pembela kaum perempuan, tapi yang gue heran kok dia mau juga ya jadi istri ke 2 (apa karena suaminya pejabat ato memang ga ada pilihan/terpaksa) ?.
ReplyDeleteuntuk tepatnya jawaban, gue kudu baca lagi nih di bukunya Om Pram
ReplyDeletesiapa tahu ada jawaban tepat
kalo duga2 sih.. keliatannya karena dipaksa.. bukan kerena Kartini matre punay suami pejabat..
Berikut kutipan dari pemikiran Kartini yang kami tampilkan dalam operette di hari kartini:
ReplyDelete"Calon suami saya akan mendampingi saya sekuat tenaganya untuk bekerja demi keselamatan bangsa kami.
Pengaruh isteri Bupati akan lebih besar daripada pengaruh anak perempuan Bupati. Mudah-mudahan, saya tidak hanya akan dapat mendidik anak-anak, tetapi dapat berpengaruh pula pada ibu mereka. Sayap saya tidak akan dipotong karena saya menikah; bahkan sebaliknya akan menjadi lebih besar dan kuat, sehingga dapat saya kembangkan lebar-lebar."
Oh... jadi gitu alesannya Teh Wida..
ReplyDeletePengaruh isteri Bupati akan lebih besar daripada pengaruh anak perempuan Bupati..