Ya, Ibu saya Hj. Ratih Suriaty ( 74 Tahun ), menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu, tgl 25 April 2012, sekitar Pk. 7.45 pagi di RS Sari Asih Tangerang, tempat di mana selama 20 hari terakhir beliau dirawat dalam sakitnya dan sebulan sebelumnya juga pernah di rawat di RS yang sama.
Dua puluh hari terakhir bersama Ibu,nyaris semua anaknya hampir tiap hari berkumpul atau bergantian menjaga ibu,kita sudah sama-sama berjanji tak akan pernah meninggalkan ibu di rumah sakit sendirian. Kakak saya tertua yang kerja di dinas pendidikan di Timika mengorbankan waktu kerjanya untuk menunggui ibu sejak hari ke 2 ibu masuk rumah sakit, Ceu Oma juga cuma meninggalkan ibu sebentar selama 2 hari ini karena harus mengawas UN SMP, Ceu Ami pun begitu,kantornya yang berlokasi di Tangerang memungkinkannya untuk bolak balik ke RS, rasanya cuma saya yang paling jarang menunggui ibu rutin setiap hari, saya cuma bisa dua hari sekali sepulang kantor ke rumah sakit, atau sejak pagi sampai malam di hari sabtu atau minggu.
Tentang sakitnya Ibu, sejak yang pertama kali ibu masuk RS,kami semua anaknya menyerahkan kepada Allah melalui perantara dokter2 untuk memeriksa sedetil mungkin apa gerangan yang membuat ibu selalu mengalami serangan sakit kepala di jam-jam tertentu. Namun hasil general medical checkup, dua kali scan kepala tak ada penyakit khusus, semua kondiri organ tubuh ibu masih bagus dan berfungsi baik.
Sayangnya beberapa minggu setelah ibu keluar dr rumah sakit yg pertama kali, ibu cuma menikmati sehatnya beberapa hari saja, ibu mulai susah makan, dan mengakibatkan kondisi tubuhnya drop kembali dan masuk rumah sakit lagi untuk menambah nutrisi, vitamin, darah dan semua yang kurang dalam tubuh ibu. Begitulah yang terus di lakukan pihak rumah sakit.
Dua puluh hari di rumah sakit, ibu masih sadar dan mengenali setiap orang yang datang membesuknya, bahkan ibu masih mengenali tetangga lama yang sudah hampir 30 tahun tak bertemu, ibu masih mengenali muridnya Kak Ujang Suparno yang diajarnya di SD cuma dengan mendengar suaranya yang khas. Masih hafal nama ke 13 cucunya ketika diminta menyebutkan nama cucunya satu persatu, masih hafal nama buyutnya, siapa saja cucunya yang sudah kerja dan masih kuliah, dihafal dengan baik oleh ibu.
Maka, ketika menjelang akhir kepergian ibu, kondisi ibu sudah agak membaik, sudah bisa minta duduk, pipinya sudah terlihat lebih berisi, kakak saya yang di Timika dengan terpaksa harus meninggalkan ibu sejenak untuk kembali ke Timika karna ada beberapa penting yang butuh kehadirannya. Sayangnya Malam Rabu, beberapa jam sebelum keberangkatan kakak saya, tiba-tiba kondisi ibu sedikit drop lagi, selang oksigen masih terus dipasang,namun nafas ibu sudah terdengar agak tersengal-sengal. Aa pamit pulang jam 9 malam dan saya lepas dengan pelukan dan tangisan sambil minta aa harus balik lagi jangan lama-lama di Timika. Ibu juga masih bisa menitipkan pesan pada aa untuk hati-hati dan salam buat Yani (istri aa).
Malam itu saya pulang dari rs lebih malam dari biasanya, sebetulnya saya pengennya menemani ibu dan Ceu Oma malam itu,tak tega rasanya melihat ibu diikat tangannya karena sering berontak dan bosan dengan selang2 infus dan selang lain di kepalanya yg mengakibatkan inpusnya terlepas,tak tega juga melihat nafas ibu yang kadang tersengal, tapi Ceu Oma miminta saya pulang dan saya janji rabu dan kamis saya cuti, giliran saya yang jaga ibu. Saya pulang dan sepanjang perjalanan di bus agra dari Cikokol-Veteran perasaan saya koq melowwwww banget,saya telpon sahabat2 baik saya sepanjang perjalanan untuk supaya tak merasa sendirian.
Sampai rumah saya capek sekali rasanya,saya tak mau diganggu dengan bunyi2 sms atau whatsapp yg kadang bunyi, malam ini saya silent semua HP saya,padahal selama ibu sakit saya tak pernah men-silent HP saya,rupanya inilah salah satu kesalahan saya.
Pagi ketika saya bangun tidur, sudah ada 7 missedcall dari Ceu Oma sejak jam 2 dinihari.
Saya telpon balik, Ceu Oma mengabarkan bahwa ibu harus masuk ruang ICU tp Ceu Oma tak bisa memutuskan sendiri, karena harus bla bla bla.. kata Ceu Oma dan kamu di telp gak diangkat2, Aa masih di pesawat, Ceu Ami juga tak bisa ditelpon.
Gak usah pikir2, masukin aja ICU skrng juga saya bilang. Dan Ceu Oma pun bersiap-siap ibu saat itu sedang di mandikan/dilap perawat. Saya baru bersiap mandi dan akan ke RS pagi ini juga. Tiba-tiba telpon saya berdering kembali, cuma tangisan Ceu Oma yang terdengar di telpon, saya tak jelas menangkap kata-kata yang di ucapkannya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
Ibu sudah pergi meninggalkan kami anak-anaknya dengan sangat tenang sekali, bahkan Ceu Oma pun tak sadar dengan kepergian ibu,Ceu Oma tak meninggalkan ibu ke luar ruangan sedetikpun, Ceu Oma cuma nongkrong sejenak di bawah samping tempat tidur ibu untuk membereskan pakaian dan barang-barang karena sebentar lagi ibu dibawa ke ruang ICU. Tapi ketika Ceu Oma selesai beres-beres, berdiri dan melihat ibu tidurnya tenaaaang sekali, bibirnya rapat tersenyum, matanya juga rapat dan tak terdengar nafas tersengal, Ceu Oma menyadari ibu sudah gak ada.. tak terdengar tarikan keras nafas penghabisan seperti kata orang-orang begitu bunyinya. Ceu Oma menyesali karena tak membantu ibu melafalkan kalimah syahadat terakhirnya, tapi saya yakin Ibu wafat dalam keadaan Khusnul Khotimah karena sepanjang sakitnya kalimah-kalimah tauhid selalu ibu lafalkan, ibu juga pergi dalam kondisi tubuh yang bersih.
Saya datang ke RS, dan melihat ibu sudah tidur dengan tenang, sangat tenang.. ibu sudah enak sekarang bu, ibu sudah tak perlu berontak dan diikat lagi. ibu sudah tidak kesakitan lagi kan ya bu..
Note :
Oh ya lewat tulisan ini juga Saya dan kakak-kakak saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Handai Taulan, Kerabat dan sahabat2 tercinta yang tak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan Simpati, Perhatian, Bantuan Khususnya Doa, sejak Almarhumah dirawat di RS hingga berpulangnya Ibunda tercinta Hj. Ratih Suriaty Pd Hari Rabu 25 April 2007 dan telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Tigaraksa Tangerang.
Semua bentuk rasa simpati teman2 via sms,telepon, email,whatsapp,fb,twitter,MP,a
Semoga Allah SWT menerima budi baik teman-teman semua sebagai amal ibadah dan memberikan imbalan yang berlipatganda. Dan semoga Allah SWT tetap mengeratkan sillaturahmi diantara kita semua. Mohon maaf juga jika saya tak bisa memberikan kabar ini secepatnya kemarin itu.
iya mbak Icho...ibunda udah tidak kesakitan lagi..udah menemukan kebahagiaan disana...
ReplyDeleteiya buseno.. *pelukpeluk erat.. ibu sudah tenang tidur abadinya..
ReplyDeleteturut berduka yang sangat dalam.. sayang sekali ga bisa hadir kesana.. masih di luar kota nih.. semoga semua keluarga sudah mengiklaskan dan tabah ya..
*pelukpeluk lagi ah..
turut berduka ya teh ....
ReplyDeleteIya Mama Restu.. kasian beliau kalau terus kesakitan
ReplyDeleteturut berduka ya teh ....
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tintin.. tak apa, doa dan dukungan Mbak Tintin buat saya sangaaat membahagiakan..
ReplyDeleteInsya Allah semua sudah ikhlas ibu pergi..
Terima kasih ya Feb
ReplyDeleteIya Ibu pasti sudah tenang dan bahagia di sana Teh, aamiin.
ReplyDeleteturut berduka cita sedalam dalamnya jeng. Ibu sdh tenang di surga skr. *peluk*
ReplyDeleteTurut berduka cita teh.
ReplyDeleteseperti sy yg g mampu bercerita kronologis kematian almarhum bpk :(
TehIcho ikut berdukacita sekali lagi, maaf ga bisa ta'ziah, jd mewek baca kalimat terakhir teteh. Sekarang ibunda sudah nyaman dalam pelukan Allah SWT....
ReplyDeleteTurut berduka cita Teh Icho. Semoga ibu mendapatkan tempat di surga Nya.
ReplyDeleteTurut berdukacita Teh Icho..
ReplyDeleteHiks...
Turut berdukacita Teh Icho..
ReplyDeleteHiks...
Turut berduka cita, mbak
ReplyDeletesemoga ibunda dilapangkan jalannya
innalilahiwainailaihirojiun....turut berduka ya teh...
ReplyDeleteInsya Allah ya Wan.. terima kasih
ReplyDeleteTurut berduka cita ya teh..semoga ibu mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya
ReplyDeleteTerima kasih ya Jeng Esti
ReplyDeleteTerima kasih Ivone..
ReplyDeleteini juga on off nulisnya Von.. :(
teh icho, ikut berduka *peluk2 erat*
ReplyDeleteMia.. terima kasih, sms dari Mia perasaan udah sampe juga, itu telkomselku entah kenapa error.. sms banyak tak terkirim, hp juga susah untuk jawab telpon..
ReplyDeleteAamiin.. Insya Allah ibu sudah bahagia di sana Mia..
Aamiin.. terima kasih Dyah
ReplyDeleteTerima kasih Cak Nono ..
ReplyDeleteAamiin.. terima kasih Mbak Arni
ReplyDeleteTerima kasih ya Fit
ReplyDeleteAamiin Rief.. makasih ya Rief.
ReplyDeleteTerima kasih Eda Vrisca *peluk lagi*
ReplyDeleteturut berduka cita, Cho..
ReplyDeleteThanks ya Shirley ..
ReplyDeleteTurut berduka cita ya teh icho...smoga almarhumah diberi tempat terbaik disisi NYA
ReplyDeleteInnalillahi wainnal ilaihi raji'un. Turut berduka cita sedalam dalamnya, bu. Semoga Allah SWT memberi tempat yang mulia
ReplyDeleteAamiin, terima kasih ya Mbak Martri..atas doa2 nya buat Ibundaku
ReplyDeleteSekali lagi saya mendoakan yang terbaik untuk ibunda. Orang yang baik, guru yang sabar kelihatannya, ya ceu?
ReplyDeleteIbunda beda umurnya cuma 4 tahun lebih tua dari kakak saya ternyata. Dan kakak saya sekarang juga mulai sakit-sakitan tapi susah disuruh ke dokter. Padahal dia lebih cerdas dari saya karena dia dosen. Saya jadi mikir kalau sampai dia sakit keras saya nggak menyadari, soalnya kami tidur pisah kamar sih..........
BTW saya waktu ibu dan bapak saya meninggal malah nggak ada di Indonesia. Kebetulan kakak saya itu juga nggak ada, dia lagi kuliah dapat bea siswa di Texas, jadi saya malah cuma ketemu makam ibu bapak saya aja. Ya sudah, yang penting doa-doa baik kita untuk beliau ya ceu, saya ikutan doakan.
Aamiin.. Mbak Lia terima kasih doa2nya ya
ReplyDeleteSaya juga terima kasih sekali lagu buat Bunda Julie.
ReplyDeleteWaktu ngajarnya sih ibu saya termasuk guru yang galak, tapi soal baik hati dan perhatian ke muridnya luar biasa.. itu kata murid2nya.
Oh.. gak jauh beda Bun ? iya Bun..smoga kakak Bunda Julie sehat2 aja Bun.. sambil ttp diperhatikan juga :-)
Gimana rasanya bun, kehilangan orang tercinta saat kita jauh darinya, duuuh saya gak bisa bayangin. Waktu Bapak saya meninggal mah saya belum ngerti apa2 bun, jadi gak tahu gimana rasanya kehilangan orang tua, ternyata lebiiiiiih sedih dr kehilangan paman2 yg sudah dianggap orang tua juga.
Iya Bun.. yg penting doa dan keikhlasan kita dan keluarga yang melancarkan jalannya ke Surga.
Kalau saya perkecualian, karena beliau sudah sakit lama, sekitar sepuluh tahunan, jadi waktu beliau diambil kembali, saya malah bersyukur. Saya nangis sebentar, itu pun nangis syukur karena saya merasa kayak ceu Icho, beliau sudah terbebas dari kesakitan. Selain itu, waktu sakit biasanya saya yang bertugas merawat, kakak saya yang paling tua itu kan dosen, sibuk, waktu itu belum dosen sih, masih guru di SPMA, jadi kalau jaga malam juga jarang gantian, praktis saya seminggu 4-5 hari di RS pagi-siang-sore malam, kakak saya yang kedua di Bandung, penakut pula ngadepin orang sakit, jadi dia cuma ngasih biaya buat rumah sakit, saya yang ngrawat meskipun akhirnya saya minta ibu saya dipindah ke RS yang gede di Bandung, dia oke aja. Kakak saya nomor 3 di Indramayu dengan alasan dia PNS nggak bisa cuti ngerawat ibu-bapak. Kakak saya pas di atas saya tinggal di tempat ceu Icho, di Cimone, punya bayi sama balita, jadi nggak pernah bisa nginep di RS. Makanya saya senang ibu saya nggak ada soalnya saya di LN. Meninggalnya pun cuma setengah tahun setelah saya tinggal ke LN, hiks!
ReplyDeleteturut berbelasungkawa
ReplyDeletesemoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah aamiin
mbak Icho....... turut mendoakan untuk ibu ya...,
ReplyDeleteInnalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Turut berduka cita ya Teh.
ReplyDeleteturut berduka yang sedalam2nya ya Cho...aq pernah merasakan hal yg sama saat kehilangan mama, Jadi menurut diagnosa dokter ibu sakit apa Cho? apa penyebab seranga sakit kepala beliau di jam2 tertentu tsb?? iya..sekarang ibu sudah tidak kesakitan lagi cho....insyaallah ibu akan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah..aamiin..
ReplyDeleteTurut belasungkawa ya, mba...
ReplyDeletemaaf baru tahu Teh Icho ....turut berdukacita ya Teh Icho
ReplyDeleteinsyaAllah ibunda sudah tenang di sisiNya, hilang semua rasa sakit
turut berduka cita Cho, tapi emak dikau beruntung tak dimasukkan ke ICU deh, hanya menambah penderitaan saja.
ReplyDeleteTurut berduka cita mbak, semoga ibunda dilapangkan kuburnya, diterima semua amal ibadah, aamiin.
ReplyDelete#Peluk edaku#
ReplyDeleteTurut berduka ya Da
Yang penting kita sdh cukup merawat ortu ya Bun ya, kalau toh harus pergi, dimanapun kita berada, kita gak bisa apa2..ikhlaskan kepergian mereka itu yg terbaik ya Bun
ReplyDeleteAamiin, terima kasih ya Pril, terima kasih juga smsnya
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Erna doa2nya buat ibuku
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Irma
ReplyDeleteCika..thx banget ya Cik, gw jadi inget mama elo juga nih.. beliau sangat baik hati dan fungkeeeh, seneng bisa kenal mama elo.. smoga beliau juga sudah nyaman di Surga ya Cik.
ReplyDeleteMenurut dokter gak ada sakit spesifik untuk organ tubuh,waktu ct scan pertama tadinya di kepala ada cairan, di duga itu penyebab sakit kepalanya, tapi pas masuk rs ke dua di ct scan lagi cairan di kepala sdh gak ada koq..
jadi bingung juga kalau alm ibu gw masih kesakitan kepalanya.
Aamiin.. Insya Allah ya Cik, smoga ibu mendapat tempat yang layak di surga
Mbak Niez.. makasih ya Mbak, smsnya juga sdh sy terima, terima kasih
ReplyDeleteTak apa Shan.. maaf juga gak mengabari langsung :-)
ReplyDeleteAamiin, terima kasih doanya ya Shan
Terima kasih ya Ed, iya Ed.. Ibu juga kayaknya gak mau memberatkan anak2nya Ed
ReplyDeleteAamiin, terima kasih Mbak Wil.. sehat2 yg di sana yaa
ReplyDeleteThank you Eda...
ReplyDelete*peluk lagi*
Baru baca "peluk teteh"hiks
ReplyDeleteThanks Lita.... *peluk*
ReplyDeletemakasih yaaa sdh belain datang malam2 ke rmh saat ibu wafat
hari ini, baca ini, aku lgsg teringat almh mama-ku teh, yang hari ini juga genap 9th wafat. jadi teringat masa2 di rumkit, berminggu2, seluruh tubuhnya isinya cuman selang, makana/minuman, cairan yg keluar.... semua lewat selang... sedih banget emang waktu nyaksiin kepergiannya, tapi kita harus ikhlas, Alloh lebih sayang, dan aku masih menangis... .....peluk teteh... :((
ReplyDeletePeluk Mbak Yanti juga... maaf jadi melow inget alm mama ya. bersyukur ya Mbak kita sudah ikut merawat ortu disaat sakit dan sehatnya. Iya, kita mesti ikhlas supaya melancarkan jalannya beliau ke Syurga
ReplyDeleteamien..... y.r.a ...
ReplyDeletesemoga ALLAH mengampuni dosa2 alm ibu
ReplyDeleteturut berduka cita ya teh,
sorry telat banget nih, baru ol lagi.
Aamiin.. terima kasih ya nan, makasih juga sdh dengerin curhat crita2 ibu tiap malem hehehe.
ReplyDeletegpp .. emang kemana aja siiih.. pantesan jarang nongol
Mbak Icho....minta maaf...saya bener2 nga tau.. :(( sampai saya tadi liat2 foto Ibu Mbak Icho
ReplyDeleteturut berduka cita Mbak.... *peluukkkk*
Kristin.. tak apa, aku juga minta maaf gak nulis lbh jelas di tulisan ini bukan berjudul In Memoriam jadi gak jelas dan gak kasih kabar Kristin.. thanks yaaa..
ReplyDeleteinnalillahi wainna ilaihi rojiun...
ReplyDeleteteteh maaf aku telat tau, turut berduka cita ya teh.. smg arwah ibu diterima disisi Allah SWT.
btw kejadian ceu oma mirip spt aku, saat2 terakhir alm ayahku meninggal kami smua anaknya ga beranjak sedetikpun tapi disaat2 terakhir ayah sakaratul maut tiba2 adikku hampir pingsan, jadilah aku sibu menenenagkan adikku, dan ketika sadar alm ayah udah ga ada...
Aamiin.. Diza makasih ya Diz doa2nya buat alm ibuku.
ReplyDeletetuh kan, ada aja kan ya, pdhal semua juga sudah siap dan ikhlas melepas kepergiannya, tp memang rasanya ayah dizna juga tak mau kepergiannya semakin memberatkan anak2nya kalau melihat saat akhirnya..
tetanggaku dulu juga ada lho yg saat menjelang ajalnya, anak, istri, sampai pembantu adaaa aja di suruhnya keluar rumah meski cuma ke warung, sampai akhirnya dia meninggal sendirian..
itulah ajal Diz.. kita tak bisa prediksi :(