Tentu saja saya teriak, "haiii !!! siapa kamu, enak bener nyelonong masuk rumah ngambil makanan orang tanpa permisi !!"
Tapi dia cuma tertawa-tawa.. dan saya makin bingung.
Hari lain, kembali dia nyelonong masuk rumah saya yang kebetulan pintunya terbuka, kali ini anak itu langsung buka kulkas dan membawa lari botol coca cola besar dan meminumnya tanpa perasaan berdosa.
Saya bener-bener marah, dan langsung melaporkan kelakuan anak itu ke Pak RT.
Di rumah pak RT saya lihat bu RT sedang menyapu beling-beling yang berserakan di rumahnya. Ketika saya melaporkan kelakuan anak nakal itu, Bu RT juga malah curhat, beling-beling ini juga kelakuan anak itu. Bu RT sama bingungnya entah anak siapa dia.
Berdua Bu RT, naik motor honda repsol warna orange merah akhirnya saya berkeliling mencari rumah anak itu. Dari petunjuk orang-orang yang mengenal anak itu, kami pun masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana di ujung kompleks. Rumahnya sejuk karena banyak pohon, anehnya pohon di rumah itu semua berjenis daun mangkokan dengan berbagai warna. Saya sangat tertarik dan mengagumi pohon-pohon itu sambil mengetuk pintu.
Tak lama kemudian keluarlah ibu pemilik rumah dan menanyakan maksud kedatangan kami.
Saya dan Bu RT memperkenalkan diri dan menanyakan apakah benar ini rumah anak yang nakalnya luar biasa yang sudah membuat ulah di lingkungan kami ?
Ibu itu wajahnya langsung berubah, tanpa pamit, dia langsung memanggil ke luar suaminya.
Sambil mengamati sekeliling dalam rumahnya sambil berdiri, karena saya hanya melihat satu bangku plastik seperti di tukang bakso di dalam rumah itu, itupun sudah di duduki ibu si empunya rumah.
Nampaknya pemilik rumah ini adalah pengrajin kaki dan tangan palsu, ada beberapa tangan dan kaki palsu yang sudah jadi.
Saya tanya ke si ibu yang asik mengutak atik hp, apakah ini kaki dan tangan palsu buatan sendiri ?
Ibu itu acuh tak acuh menjawab, "gak tau.. itu suami saya yang buat."
Ibu pasarkan di mana ?
Ibu itu tak menjawab, tak lama kemudian suaminya keluar dan tetap sambil berdiri suami ibu itu meminta maaf kelakuan anaknya. diberitahunya bahwa anaknya bernama Dhani ( pake H).
Bapaknya Dhani pun bercerita penyebab kelakuan Dhani yang seperti itu terjadi sejak Dhani tersambar petir namun selamat, efeknya telinga Dhani agak tuli dan kelakuannya sudah di kontrol. Apalagi bapaknya cuma pengrajin kecil, sementara ibunya ibu rumah tangga yang kurang memperhatikan anak dan keluarga, ibunya lebih asik main hp dan keluyuran.
Dhani punya 2 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan, Dhani anak ke 3.
Ketika sedang asik saya dan Bu RT ngobrol dengan Bapaknya Dhani, Dhani dan 2 kakaknya pulang dari sekolah, Dhani kaget melihat saya dan bu RT ada di rumahnya. Dhani langsung mau kabur, namun kedua kakak lelakinya cekatan dan langsung menangkapnya.
Saya dan Bu RT mau coba bantu untuk penyembuhan penyakit Dhani dengan memberikan informasi ke mana Dhani harus di bawa. Bapaknya Dhani bilang, dia sudah ikut satu perkumpulan penyembuhan penyakit ini, bahkan bapaknya Dhani kemudian memutar film yang bercerita tentang anak-anak yang kondisinya seperti Dhani. Dhani pernah dibawa ke perkumpulan itu, namun Dhani berontak dan kabur. Akhirnya semua menyerah, Dhani dibiarkan dengan kondisinya seperti itu, dan begitulah, hari demi hari akan ada orang-orang seperti saya dan Bu RT yang datang komplen ke rumahnya.
Saya tidak bisa bantu banyak akhirnya, saya cuma berharap Dhani bisa berubah dan tak merugikan orang lain, atau tidak ditangkap polisi dan dan jadi korban kebrutalan orang yang kesal dengan kelakuannya.
Rupanya bapaknya sudah pasrah, sementara ibunya tetap cuek dan dengan santainya bilang, "gebukin aja sekalian.." katanya sambil tetap main HP, kali ini sambil tiduran di bangku kayu di bawah pohon.
Saya dan Bu RT permisi dari rumah itu dengan trenyuh... dan kemudian saya terbangun karena tiba-tiba Della "teriak ibuuuuu...game Jojo Fashionnya error, gak bisa jalan..!
Mimpi di siang bolong yang terasa nyata, entah apa maknanya...
jangan-jangan peringatan buat ibu-ibu eh saya deng yang keseringan maenin HP :-)