Hari Minggu pagi, gue and Kel ( Bapa Seno, Seno dan Della ) berangkat ke Museum Fatahillah. Kita gak sempet sarapan karena berangkat pagi banget, jam 7. harus dah kumpul di
Mula2 kita kumpul di depan gedung Musemum Fatahillah, trus di certain mengenai sejarah Museum Fatahillah oleh Pak Liliek. Menurut Pak Liliek Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1620 . Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, bergaya arsitektur kuno abad ke 17. terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Dulu, pada jaman VOC, gedung ini bernama Stadhuis atau Stadhuisplein yang digunakan oleh pemerintahan Belanda sebagai gedung Balaikota, pusat pemerintahan Belanda saat masih berkuasa di Indonesia hingga akhirnya pada tanggal 30 Maret 1974, oleh pemerintah Indonesia, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah
Trus.. kita jalan ke belakang, ternyata di belakangnya itu lumayan luas, ada prasasti , ada meriam si Jagur.. hihi.. itu lho meriam Porno banget , karena jempol tangannya nyelip diantara telunjuk dan jari tengah. ada patung Dewi Hermes yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani, yang dianggap sebagai dewa keberuntungan, dewa pelindung bagi kaum pedagang, dan juga dewa pengirim berita. yang replikanya di simpan di jembatan persimpangan harmoni (krn dulu aslinya di simpan di situ dan sempat hilang ). Patung Dewa Hermes ini lucu kata Seno seperti peterpan hehe.. karena tubuh mungil dan pakai topi bersayap dan sandal bersayap. Padahal menurut cerita Dewa Hermes ini sangat cepat dalam berkata-kata dan juga berlari dan Ia juga merupakan dewa penolong bagi Odiseus ketika terjebak pada sebuah pulau.
Trus.. Gantian Pak x ( duh siapa ya namanya lupa, pengurus museum fatahillah ) gentian dengan Pak Liliek nyeritain tentang sumur tua, trus penjara bawah tanah di situ. Della dan Seno sempet masuk ke dalam penjara bawah tanahnya.. commentnya.. “ gelap.. banyak bola hitam berat” (. Padahal itu bola2 bekas rantai tawanan ). penjara bawah tanah ini dulunya digunakan untuk menjebloskan orang-orang yang melanggar aturan hukum pemerintah Hindia Belanda. Konon, pejuang-pejuang
Trus.. selanjutnya kita keliling sama2 kedalam museum lihat2 koleksi benda2 yang ada di dalam Museum. Mula2 lihat bangunan gereja pertama di
Dan.. sepertinya.. anak2 sudah mulai bosen sementara itu gue dan suami masih asik hehe.. maklum kita berdua sangat suka benda2 or suasana jadul hihi.. akhirnya kita duluan ninggalin rombongan untuk bersantai di depan Istal ( dulunya.. skrng dah jadi office Museum ).. serasa jadi Noni Belanda deh.. sambil foto2 berdua Della.. ternyata lumayan juga hasil potretan Della.
Gak lama.. rombongan Pak Liliek juga selesai keliling2 dan akhirnya malah nyantai juga di halaman belakang barenga kita2.. sambil dengerin lanjutan cerita pak Liliek kita makan kue pancong hangat.. yummi.. Della ternyata doyan juga…
Trus.. gak lama antri deh ambil selendang mayang sambil lihat pemutaran film Djakarta Tempo Doeloe dan Film tentang Lagu Indonesia Raya yang di hebohin sama Roy Suryo. Kali ini pemutaran pelem di adain di dalam gedung yang ber AC.. lumyaaaannn seger.. Della dan Seno jadi tiduran di lantai kecapean..
Pic-nya mana mbak?
ReplyDeleteLambat banget ngupload bareng pic.. maklum pake fasilitas kantor dan proxynya pake yg rakyat jelata.. jadi sudah banget.. sabar ya Jeng hehe
ReplyDelete