Thursday, June 28, 2012

Melihat Keramaian Pasar Kaget Malam Jumat

Pasar malam keliling, atau  pasar kaget   itulah sebutan bagi sekumpulan pedagang atau pencari nafkah dimalam hari. Pedagang-pedagang ini biasanya keliling dari kampung ke kampung sesuai jadwal yang sudah ada. Seperti yang saya ketahui, Minggu malam mereka ada di lapangan di Gg Sate, Rabu Malam ada di sepotong jalan H. Gaim Petukangan,Kamis Malam ada di sebelah lapangan futsal kompleks dekat rumah saya.
 
Sebetulnya sudah lama saya pengen juga sesekali mampir ke lapangan futsal ini di kamis malam, apalagi kalau saya pulang kerja malam hari saya lihat pedagang-pedagang sudah ramai menggelar lapaknya di sana. Suami saya biasanya males kalau saya minta mampir ke sini, saya cuma pengen lihat-lihat ada jualan apa saja di sana, karena koq yang datang ke situ banyak sekali, ada keluarga yang datang bawa anak-anak juga karena didalamnya terlihat ada beberapa arena permainan anak.

Penasaran, akhirnya malam jumat ini setelah istirahat sebentar di rumah, saya ajak si mbak dan anak-anak untuk ke sana. Cukup jalan kaki dan anak-anak naik sepeda ke sana. Sepeda di titipkan di tempat parkir, kemudian kitapun melihat-lihat keramaian di pasar malam .

Ternyata bener lho, ramai juga di dalamnya, mulai dari penjual pakaian dalam, pakaian luar, perlengkapan dari ujung kaki sampai ujung rambut, asesories, kacamata, dompet, minyak wangi, buku-buku, bahkan penjual sayur mayur pun ikut meramaikan pasar malam. 

Anak-anak di manjakan dengan permainan korsel ( apa ya ini namanya kemedi putar gitu ? ), trek mobil-mobilan, memancing mainan dan penjual balon terbang, pesawat terbang dari kayu dan lain-lain, rupanya itulah  yang membuat anak-anak betah ikut berkeliling di pasar malam.


Yang saya cari sebetulnya penjual makanan,sayangnya di pasar malam ini tak banyak penjual makanan,yang saya lihat cuma tukang sate sosis, kue pukis dan katupe padang, sayang saya sudah kenyang, minggu depan saya ke sana cuma mau beli katupe padang aja deh, hari ini saya beli kue pukis aja.


Oh ya waktu saya foto-foto suasana pasar malam ( dengan diam-diam tanpa blitz), sempat di datangi bapak-bapak yang sepertinya keamanan di situ, mendekati saya dan tanya-tanya, kenapa saya foto2 di sini, untuk apa foto2nya dan sebagainya. Saya bilang ini cuma untuk dokumentasi saya aja koq, saya seneng aja lihat suasana pasar malam ini. Si bapakpun tak melanjutkan pertanyaannya. Dan ketika saya memotret salah satu pedagang makanan, si penjual langsung menanyakan saya juga, ini foto-foto tujuannya apa ? mau di masukin ke koran atau mau diapain ? saya jawab hal yang sama seperti ke bapak-bapak sebelumnya bahwa ini cuma untuk dokumentasi saya. Si pedagang makanan meminta saya untuk tidak menyebarkan fotonya, tolonglah saya orang kecil, cari makan cuma dari sini, saya tak pakai pengawet, tak pakai bahan baku  terlarang, saya gak mau nanti tiba-tiba saya masuk TV dibilang makanan saya berbahaya..bla bla bla.. Waduh, saya jadi ngeri juga foto-foto sembarangan tanpa ijin, maaf ya paaak, saya ternyata belum tahu etika dalam fotografi .

Capek satu kali berkeliling, saya istirahat di kursi di depan lapangan futsal yang bersebalahan dengan pasar malam, sambil menanti si Mbak yang terus berkeliling lama bener..


ah saya betahan di sini deh dari pada jalan-jalan muter pasar malam...cape !

Wednesday, June 27, 2012

Metamorfosis 13 Tahun

Ternyata kalau di lihat-lihat sekilas tak banyak perubahan di kami berdua selama 13 tahun ini, paling sizenya aja yang sedikit berbeda ( banyak lageeee..).  Rambut puith masih bisa di akalin jadi hitam, yang gak bisa di bohongin itu kerut di mata, lipatan dagu, juga pipi yang semakin chubby. Ah gak penting deh itu semua. Yang paling penting adalah kasih dan cintanya yang gak berubah, dari dulu ya begitu.

Mau di bilang berkurang, ya gak juga, bertambah juga tak kelihatan. Cueknya emang dari dulu koq, boro-boro inget kalau hari ini anniversarynya yang ke 13 ( *saya juga sempat lupa sih  tadi * ) 


Meskipun begitu... malam ini saya sempatkan berterima kasih kepada Tuhan bahwa kami berdua masih memegang teguh janji suci pernikahan, Riak gelombang dalam membangun rumah tangga adalah hal wajar. Bagaimana pun menyatukan dua karakter dan pribadi yang berbeda tentu tidak mudah.  Terutama saya, saya masih harus banyak belajar memahami suami saya. Sudah 13 Tahun saja kadang saya  masih belum klik, belum tahu apa maunya suami saya, memilihkan jenis celana pendek yang dia suka pun masih sering salah, membelikan baju ? ah saya saya kapok beliin baju suami saya kalau dia gak ikut, ujung-ujungnya pasti cuma sekali pakai karena sekedar menghargai, kemudian ngegantung aja di lemari.

Tak banyak yang saya tuntut dan minta dari suami, rasanya suami saya sudah memberikan yang terbaik yang dia miliki semua untuk saya, buat saya cukup perhatiannya buat keluarga, saya tak dengar hal negatif tentang kelakuan suami saya itu sudah membuat saya yakin iniliah pilihan  terbaik saya.

Jadi meskipun katanya angka 13 ini bukan angka yang baik, tapi saya jadi ingat ponakan saya yang sebentar lagi mau nikah di tgl 13 Juli, dia gak percaya dengan angka 13 yang membawa celaka 13, saya juga gak percaya koq, saya percaya kami berdua masih solid dan akan terus berpegang teguh pada janji pernikahan kita sampai maut memisahkan kami meskipun mungkin dalam pejalannya ada godaan dan hambatan, semoga kami berdua bisa mengatasinya.

Sore tadi saya melihat ada aki-aki dan nini-nini makan di hokben bintaro plaza berduaan, si nini dan si aki main suap-suapan makannya,padangan mereka masih penuh cinta. aah.. saya jadi iri, saya ingin seperti mereka berdua kelak, saya ingin di hari tua nanti, suami saya masih menggandeng tangan saya meskipun sambil memegang tongkat.

Semoga.







Sunday, June 24, 2012

Ceritakan Kabar Bahagiamu Kawan

Baca koran kompas cetak di hari minggu ini di halaman pertama saya langsung tertarik dengan gambar headlinesnya. Koq tumben ya kompas gambar headlinenya cerita yang menurut saya biasa aja, bukan berita penting banget, apa hari ini tak ada berita penting yang layak jadi foto headline ?

Fotonya yang ini, saya copas dari kompas cetak versi epaper



Kemudian isi ceritanya tentang tempat2 makan bersahaja   yang tumbuh di beberapa tempat di perkotaan yang ternyata masih diburu oleh orang dari berbagai kalangan, mereka membaur makan di situ menikmati nikmatnya makanan dan melepas kangen makanan yang dulu mungkin pernah mereka rasakan dikmatnya, juga alasan lainnya mendatangi tempat itu.

Ada beberapa tempat makan yang di ceritakan di situ, seperti Sate Haji apa gitu di Pesanggrahan, warung Mbah Joyo di Simprug, ketan susu di kemaroyan gempol, warung pawon di Jogja dsb ( baca sendiri deh yaaaa..)

Buat saya berita ini sebetulnya biasa ya, toh di lembaran lain kompas cetak biasanya juga ada cerita tentang kuliner,tapi kali ini masuk headline ini yang luar biasa. Mencoba memahami dan merenungi apa makna berita ini menjadi headline.
Saya pikir ini sebuah kabar baik, kabar gembira yang layak disampaikan kepada halayak ramai. Jadi bukan selalu kabar buruk atau kabar duku yang perlu di sampaikan dan jadi bahan berita.
Sebuah warung makan bersahaja nan enak juga perlu di beritakan, rasa senang menikmati kelezatan makanan di sana itulah yang di sampaikan di berita itu, berbagi kebahagiaan. Andai tak ada yang menceritakan enaknya makan di tempat itu, belum tentu juga kita tahu ada tempat makan enak seperti itu.

Saya jadi teringat Shanti Jogja yang sering memposting tempat2 makan enak di Jogja,Shanti bukan corong atau marketing dari tempat makan itu, tapi Shanti sudah memberikan berita bahagianya dan senangnya makan di sana. Berbagi kebahagiaan intinya.

Saya buka posting-posting lama saya, kadang berita bahagia sering terlewat saya sampaikan,posting saya lebih banyak cerita duka atau cerita nyinyir yang membuat orang lain juga ikutan kebawa emosi,padahal berbagi cerita bahagia dan kemudian yang membaca juga bsa ikut merasakan kebahagiaan dengan mencoba apa yang kita lakukan adalah sebuah kebahagiaan juga bagi kita.

Berbagi kebahagiaan bukan sebuah kesombongan, bukan sebuah intoleransi tapi sebuah ajakan kepada yang lain untuk ikut berbahagia dan meneruskan berita bahagia itu kepada orang lain, itu lebih baik dibanding meneruskan berita buruk kepada orang lain.

Apa kabar baikmu kawan ?





Friday, June 22, 2012

Pastikan Gagang Telpon Diletakkan Dengan Benar

Ceritanya barusan saya kepanasan baru pulang makan siang di Citraland ( *jiaaaah Citraland lagi, tapi kali ini gak ketemuan lagi sama si pelit  huh !!*).

Trus lagi asik-asik kipasan meskipun di ruangan ber-AC yang biasanya saya pake jacket,telpon di meja saya bunyi, ada user yang tanya masalah jaringan ke Cabang Bekasi yang terputus. Koneksi jaringan dari HO ke Cab. Bekasi ini memang sejak pagi terputus.
"Bu.. ini cabang bekasi belum bisa connect ya bu"
"Belum pak masih perbaikan"
"Koq lama bener sih bu"
"Iya pak sedang di perbaiki, tunggu dan coba-coba lagi aja ya pak"
(telpon di tutup dan saya masih kikipas)

Kira-kira 10 menit kemudian telpon bunyi lagi..
"Bu.. sudah selesai belum "
"Apanya pak ?
" Jaringan ke Bekasinya"  ( eeh dia lagi ternyata)
"Belum Pak.. masih perbaikan"
"Lama bener sih bu.. saya urgent nih, ini di perbaiki apa engga sih bu"
"Lagi di perbaiki sama Lintas Artha koq pak, sabar aja, sebelum jam 4 sudah beres janjinya"
"Oh ya udah..makasih bu"
Saya yang masih kikipas naruh gagang telpon sambil ngegerutu "Bawel !!"

Tak lama telpon bunyi lagi... ( saya masih kikipas juga )
"Hallo IT Selamat siang.."
"Bu.. jangan ngomong gitu dong, saya juga gak akan bawel kalau IT kerjanya  gak lama begini !!!" ( brukkk !!!! suara telpon telpon di tutup. )

Sedikit tips di hari jumat dari saya untuk teman-teman yang suka ngedumel

"Pastikan Gagang Telpon Diletakkan Dengan Benar, jangan sampai ngedumel ke orang yang nelpon ternyata orangnya masih dengar"

 







Friday, June 15, 2012

Mirip Ibu & Bapaknya ?

Koq mash ragu aja, cari foto yang sama-sama kuncir dua koq gak ada, jadi ini aja deh yang ada. 


Bandingkan dua generasi yang beda usia 30 tahunan, Saya waktu kelas 6 SD dan Della kelas 3 SD.  Foto di comot dari FB nya adik kelas saya waktu SD, btw koq dia masih nyimpan foto saya ya ( geer..:-)

Jadi, sudah jelas kan kalau Della memang mirip ibunya.

Kalau Seno, mirp gak sama bapaknya ? 



Ini foto Seno waktu kelas 1 SD ( kiri) , 2 foto lainnya itu foto bapaknya gak tahu pas kelas berapa.


Tuesday, June 12, 2012

Nonton Film Sugija, Mana Robotnya ?

Hari Sabtu kemarin itu si babeh emang lagi rada-rada pengen jalan-jalan melulu nih, tumben. Setelah bercape-cape kondangan ke Tangerang, ternyata si babeh belum juga cape. Entah karena terprovokasi cerita Seno yang udah duluan nonton film Sugija atau memang karena pengen nonton film itu, jadi ceritanya si babepun ngajak saya dan Della untuk nonton juga akhirnya film ini.

 

Padahal udah pada tahu kan kalau saya dan si babe termasuk pasangan yang cocok untuk urusan nonton film, bukan cocok milih filmnya, tapi cocok untuk sama-sama tertidur di bioskopnya, suka gak nahan ngantuk kalau nonton film di bioskop.

Jadi meskipun saya sebetulnya gak minat-minat amat nonton film ini, demi menghargai ajakan suami tercintah (tsaaahh), ikut jugalah nonton di XXI Bintaro Plaza. ( eh udah tahu kan  ya Bintaro Plaza sudah punya XXI hehehe).
Mana dapat duduk sudah di urutan paling depan lagi, dan si babe rela tuh duduk di pojok paling kiri paling depan dengan duduk miring.. gileee..

Saya gak bisa ceritain detail isi filmnya ya, silahkan di baca aja tulisan2 lain tentang film ini yang katanya bagus itu. Saya bete sungguh sebetulnya saat nonton itu.
Gimana gak bete, udah mah dapat duduk paling depan, eh trus di sebelah saya ada pasangan suami istri yang bawa anak sekitar umur 2 tahunan gitu.
Ni anak kayaknya di bohongin sama ortunya mau nonton film robot deh, karena sepanjang filmnya main, si anak ini nangis dengan mengeluarkan kata2 " mana robotnya.. robotnya gak ada.. itu bukan robot.. mama bohong gak ada film robot.."
begituuuu terus kata-katanya.

Dan sebelnya, si ibu anteng aja itu nonton sementara anaknya ngerengek-rengek di pangkuan bapaknya, Si bapak sibuk nenangin anaknya sambil ngerayu "iya tunggu sebentar lagi robotnya muncul" ,( lha bohong lagi ni bapak.. wong yang muncul Butet koq di bilang robot. )

Sebel kan ya kalau pas pengen nonton gini eh ada kekacauan macam gini, saya koq mikir ini orang tua kalau ngajak anaknya ke bioskop mikir dulu gak ya, film ini cocok buat anaknya atau engga,anak umur segitu ngerepotin atau mengganggu orang lain gak di bioskop ?
Kalau kelihatan belum bisa diem atau bahkan mengganggu orang lain di bioskop mbok jangan dibawa ke bioskop gitu, tahan diri lah tunggu sampai anak gede dikit baru nonton bioskop lagi.
Saya bertahun-tahun tuh sejak kawin, punya anak, baru terakhir nonton lagi bawa anak ya pas film Laskar Pelangi itu, eh ini krn emang saya gak demen nonton juga sih ..

Jadi ? gimana isi film Sugijanya ? maaf.. saya dan Della malah jadi cuma ngapalin lagu “Eeh..londone teko, Eeh..pakakno Asu..Eeh..londone jahat, Eeh..kudu  disawat..”




Tuesday, June 5, 2012

Ke Rumah Artis

Gara-gara ngobrol di whatasapp group soal artis cilik, saya jadi ngedongeng pengalaman masa kecil kira-kira sekitar saya kelas 4-5 SD dulu yang pernah punya hobby koleksi foto dan tanda tangan artis cilik seperti Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Ira Maya  Spopha.. (*uppsss..ketauan jadulnya ya, pdahal kemaren ngakunya baru lulus kuliah 5 tahun lalu*)

Jadi waktu umuran segede si Seno sekarang itu, saya sudah berani jumpa artis, eh nyamperin artis-artis cilik itu ke rumahnya lho. Lha emang deket gitu rumahnya ? enggak lah, rumah artis2 itu jauh dari rumah saya, yang agak deket itu cuma rumahnya Sandra Dewi di Petojo Selatan. Itu aja saya jalan kaki dari Kp. Duri rumah saya ke sana, lewat Gg TSS, Tjibunar, Roxi, lalu sampailah ke Petojo Selatan. Ngebayangin sekarang jalan kaki Kp Duri - Roxi aja udah pegel.

Lalu artis-artis lainnya yang pernah saya ( dan 3 kawan lain ) datangi antara lain, Adi Bing Slamet di Jl Baladewa Tn Tinggi Senen, Diana Papilaya di Rajawali Selatan, Dina Mariana di Gn Sahari, Nourma Yunita di Tomang,Ira Maya Shopha di Ciniru 7. Trus yang paling enak waktu ke rumahnya Chicha Koeswoyo di H. Nawi, bisa sekalian juga ke rumahnya Sari Yok Koeswoyo karena rumahnya gak sekomplek gitu.

Naik apa ke rumah para artis itu ? ya naik bus laaah, anak kelas 5 SD ini naik bus ke sana sini, tanya-tanya ke kenek bis, kalau mau ke ciniru itu naik bus apa, dari blok M ke mana dan sebagainya. Jadi bisa tuh hari minggu seharian main ke rumah artis , lamanya cuma di perjalanannya aja.
Cape juga sih, apalagi pas sampai di rumah artisnya, eh artisnya gak ada, pencet-pencet bel sambil teriakin nama artisnya, eh yang keluar pembantunya, bilang artisnya gak ada. Kalau sudah begitu tetep maksa deh, minta fotonya aja ada gak ??
Lalu si pembantu akan ngasih foto artis berbentuk postcard yang sudah ada tanda tangan stempelan kadang asli di belakang fotonya. Rata-rata artis masa dulu punya foto semacam itu buat fans2nya.

Kalau pas nasibnya bagus, bisa tuh ketemu artisnya langsung, seperti Dina Mariana dan Diana Papilaya, Ira Maya Sopha, Adi Bing Slamet, dulu saya berhasil bertemu langsung, ngobrol-ngobrol di rumahnya, di kasih minum air putih dingin aja udah seneng, bisa melepas dahaga dan cape muter-muter.
Ngobrolin apa aja ? ya paling juga ngobrolin standar, ngenalin diri, tanya-tanya hobby, tanya-tanya lagi sibuk apa artisnya, terakhir kalau bawa kaset si artis itu ya minta tanda tangan di sampul kasetnya.
Saya punya satu buku diary kecil snoopy gitu deh, yang isinya data-data artis, mulai dari Nama, Alamat, Hobby, Kata-kata mutiara dan tanda tangan artisnya. Jadi dengan modal buku itu, tiap ke rumah artis lainnya, saya sodorkan buku itu, sekalian narsis sama artis gitu lho, kalau saya juga pernah ke rumah artis lainnya, tuh bukti tanda tangannya ada di buku itu.

Sayangnya, semua bukti autentik buku-buku maupun foto-foto itu sudah gak ada lagi ( *ya iya laaaah udah puluhan tahun gitu lho..*).  Dulu buku itu jadi ajang pamer-pameran ke temen-temen lain tuh, kalau saya punya foto artis anu, tanda tangan artis ini dan sebagainya. Sayangnya lagi, kamera dulu bukan barang murah, jadi gak ada sama sekali foto saya berdua artis hehehe

Kalau membandingkan dengan kondisi sekarang, ih norak juga ya yang saya lakukan dulu itu ya, ngedatengin artis, minta foto, minta tanda tangan. Coba ke artis sekarang mah males bener begitu. Trus soal keberanian , eh ternyata berani juga anak SD jaman saya sudah naik turun bis antar wilayah ( belum antar propinsi sih). Bandingkan dengan Seno yang naik angkot sendirian ke Bintaro aja belum berani.

Dan sekarang kalau cuma buat dapat foto artis juga gampang sekali, gak perlu cape naik turun bus dan memakan waktu lama, buktinya gak sampai 1 menit saya sudah punya foto artis kesayangan saya dulu ini, tinggal di cetak aja







Sunday, June 3, 2012

Teganya Bule Itu Menipu Janda

Kejadiannya sudah beberapa hari lalu, ceritanya saya punya teman yang statusnya janda dengan 3 orang anak, suaminya meninggal karena sakit. Sementara teman saya ibu rumah tangga biasa, dengan sedikit keahlian membuat baju-baju dan bisnis sampingan lainnya.

Namun kondisi bisnisnya sekarang sedikit agak kendor, sementara kebutuhan rumah tangga dan anak-anaknya yang sudah mulai menanjak remaja membuat teman saya harus banting tulang lebih giat lagi.

Hampir tiap hari saya ngorol lewat whatssapp atau chatting dengan teman saya ini ( ketauan kan kerjanya chatting melulu hahaha..smoga gak ketauan boss). Suatu hari teman saya minta bantuan saya untuk mentranslete percakapan dia dengan salah seorang teman almarhum suaminya. Katanya ini teman alm suaminya semasa di kantornya dulu. Oh ya suaminya ini dulu kerja di salah satu perusahaan eksplorsai migas  asing yang cukup terkenal.  Teman suaminya ini bule, kebetulan dulu pernah ditempatkan di Indonesia sini dan cukup akrab juga,namun kemudian kembali ke negaranya.

Nah teman saya ini minta bantuan saya untuk mentranslete pertanyaan maupun jawaban di chattingan dia dan teman suaminya itu.  Saya ya bantu aja, tapi tetep pakai google translete hehehe..
Percakapan lancar, mulai dari tanya kabar keluarga teman saya, anak-anak giman akabarnya dan sebagainya. Itu introduction percakapan masih bisa dijawab oleh teman saya. Sampai kemudian teman saya agak kesulitan ketika menjawab beberapa pertanyaan, karena rencananya si teman suaminya itu mau kirim uang sebanyak 5000 USD. Mau dikirim lewat mana katanya, mana yang cepat dan bagaimana prosesnya.

Saya bantu teman saya mencari solusi pengiriman uang, baik lwt western union maupun lwt BNI, soal caranya saya kasih tahu linknya juga supaya si  bule baca sendiri.
Teman saya sangat bersyukur, disaat dia butuh uang untuk anaknya yang mau masuk SMP dan mau kuliah ada bantuan tak terduga dari teman almarhum suaminya.

Tapi melihat kelanjutan percakapannya saya jadi curiga,koq si bule ini keukeuh nanya apakah teman saya punya credit card dsb. Kemudian saya juga tambah curiga ketika si bule minta teman saya mengirimkan lebih dulu 500 USD untuk biaya transfer uangnya. ih apa2an, dia mau ngasih uang koq malah minta uang.
Saya curiga ini penipuan, saya minta teman saya untuk tanya lebih dalam coba dia kenal siapa aja teman suamimu, tanyakan juga dia kerja di mana sekarang dan tanya juga noor kontaknya.

Tapi si bule ini aneh juga, ditanya beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan teman lainnya, dia banyak gak bisa jawab, malah jawabannya larinya ke soal uang transfer aja, pake maksa supaya lebih cepat kirim biaya transfer, karena dia harus melakukan perjalanan jauh lagi dan tak ada waktu lagi, dan berbagai alasan.

Saya minta juga teman saya itu untuk menyelidiki account ini apakah benar masih dipakai teman alm suaminya atau jangan-jangan sudah di hack, tanyakan ke teman suaminya yang lain yang juga mengenal account ini.
Teman saya alasan minta waktu 1-2 hari untuk ngirim biaya transfer (alesan) sambil mau  tanya2 ke teman lainya. si agak kurang setuju, minta hari ini juga ditransfer. Sambil chatting teman saya menghubungi teman suaminya yg lain. Ternyata di dapat informasi, account teman suaminya ini memang sudah di bajak orang dan sudah dilaporkan ke admin facebook, jadi supaya berhati-hati. Untunglah teman saya waspada dan belum sempat tertipu si bule itu.. Alhamdulillah Allah masih melindunginya