Saturday, April 28, 2012

Pemakaman Ibu




Kalau biasanya saya yang cukup rajin mendokumentasikan foto saat peristiwa sedih atau gembia keluarga, maka kali ini saya tak sanggup rasanya untuk memfoto.
Dulu saya bisa foto jenazah alm Mang Choem, Mang Dayat, sesuai permintaan saudara lain minta di dokumentasikan. Tapi saat kejadian ibu meninggal, boro-boro inget dan niat bener foto jenazahnya, melihat dan dekat2 jenazah alm ibupun air mata terus mengalir tak henti.
Jadi cuma inilah foto kenangan pada saat pemberangkatan alm ibu dari RS sampai ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Alm. Ibu tiba di rumah dan langsung di mandikan oleh Ceu Ami, Ceu Oma, Saya dan Nila ( anaknya Ceu Ami), dibantu oleh pemandi jenazah. Ibu tampak bersih dan putih sekali saat dimandikan. Sayangnya Ceu Oma dan saya tak sampai selesai memandikan jenazah ibu, kami berdua sudah tak kuat lagi memandikan ibu, . ibu yang selalu memandikan kami di saat kami kecil, ternyata kami tak sanggup menyelesaikan memandikan ibu saat terakhirnya . maafkan anakmu ibu..

Pemakaman direncanakan menunggu kedatangan Aa & istri dari Timika yang sedang di perjalanan,sesuai pesan aa, kami semua akan menantikan kedatangan aa.
Sayangnya hinggal menjelang ashar, aa baru bisa telpon kembali dan mengabarkan pesawat baru transit di Makasar, dan aa mengikhlaskan alm ibu untuk segera dikebumikan. Maka ba'da ashar yang sejuk ibupun dimakamkan di pemakaman keluarga, disamping makan bapak dan ibunya ibu.

Subhanallah.. saat pemakaman ibu, begitu banyak orang yang mengantarnya,kerabat, saudara, anak cucu dan menantu, tetangga lama, tetangga yg di rumah sekarang, teman-teman baik saya dan kakak2 juga ikut mengantar ibu ke peristirahatannya yang terakhir, bukti bahwa ibu orang yang baik yang dicintai orang banyak.

Ibu pasi bahagia, digotong dan dipeluk cucu-cucunya Didit, Oka, Andri dan Ryan untuk dimasukkan ke liang lahat dan diazankan oleh Didit anaknya Aa sebagai pengganti kehadiran aa , satu-satunya anak lelaki ibu.

Ibu sudah berbaring tenang dan damai di sini,di tempat yang selalu ibu sebutkan dulu, kelak kita berkumpul di sini saat lebaran. Itu sebabnya sebelum meninggal ibupun berpesan kepada anak-anak dan cucunya untuk meneruskan pembuatan Musholla yang belum selesai. Insya Allah, kami anak dan cucu akan meneruskan pesan ibu ini sampai Musholla jadi dan menjadikan tempat ini tempat kita berkumpul bersama keluarga besar ibu.



Friday, April 27, 2012

EO Ultah Yang Kacau

Kemarin itu kan hari ke dua meninggalnya ibu saya, jadi meskipun di hari pertama ibu meninggal saya gak nginep di rumah tigaraksa, besoknya saya kembali ke Tigaraksa, setelah sebelumnya mampir ke RS Sari Asih mengurus administrasi rumah sakit yang lamanya minta ampun ( *sampai hari ketiga ini belum selesai karena saya masih komplen ada biaya yang aneh yg tak pernah dimintakan konfirmasi keluarga namun di  tagihkan dan tidak masuk dalam potongan askes*).

Lalu, setelah dari RS meluncurlah saya ke Tigaraksa sendirian, pengen ketemu Aa dan Mbak  Yani juga,mau ke makam ibu lagi juga,mau ikutan tahlilan juga, pokoknya masih kangen rumah tigaraksa deh.

Eh, nah waktu saya di Tigaraksa itu, tiba-tiba Della nelpon saya gini
"Ibuu..  udah pesen hokben delivery belum ? Ade mau hokben delivery"
"lho.. kan kemaren Ade sudah makan hokben di livingword, ibu aja gak diajak karena ibu pulang belakangan dari rumah nenek"
"Iya. itu kan kemarin sama Bapak.. Della mau sekarang, ibu kan janji"
"Kapan ibu janji ? janji apaan ? "
"Ibu kan janji kalau Ade  ultah mau pesen hokben delivery"
"Iya.. tapi kan kemaren pas Ade ultah nenek meninggal, trus Ade udah makan malemnya sama bapak, impas dong ibu gak utang janji lagi"
"Iyaa.. ibu tetep janji, kan Ade ulang tahunnya jadi di undur hari ini"
"Lho masa double . kemaren kan udah, lagian ibu cuma ngasih uang pegangan sama Mbak cuma  50 ribu, mana cukup buat beli hokben delivery"
"Pokoknya Ade gak mau tau huuuuuu... huuuu"
Dan terdengarlah suara tangis kencang Della, saya biarin aja, ih ngapain juga diturutin keinginannya maksa gitu.

Tak lama kemudian telpon saya berdering lagi, kali ini dari Mamanya Echa teman sekelas Della. Mamanya Echa ini tanya ke saya, apa benar hari ini Della merayakan ulang tahun, karena tadi di sekolah Della ngundang sekitar 5 orang temannya untuk datang ke rumah Della, katanya perayaan ulang tahun Della, cuma dikit sih yang di undang, dan sekarang ada bbrp anak yang sudah datang nyamper Echa ada yang pakai gaun juga, tapi waktu kakaknya Echa coba cek ke rumah Della koq sepi-sepi aja, si Mbak Juga lagi nyetrika.
 
Waduh.. saya paniik, bingung, saya tidak merasa punya rencana merayakan ultah Della dengan mengundang temannya, waduh kacau juga, mana si Mbak gak saya titipin uang, dan si Mbak juga lagi gak punya uang pegangan yang cukup buat bayar hokben delivery. Saya telpon tetangga sebelah juga lagi ke luar rumah, telpon teman lain sama aja, lagi gak punya duit. Saya tanya punya account BCA gak biar saya transfer pakai m-bca eh gak punya aduuh makin bingung.

Ya sudahlah akhirnya saya minta si Mbak beli kue2 dan minuman ringan aja untuk 5 anak, pakai uang yang ada di dia dulu.

Eh ternyata si Mbak pinter juga, dia telpon saya balik, bu.. aku masak nasi kuning aja ya, kan semuanya bahan sudah siap, yg waktu kemarin kita mau masak nasi kuning kan gak jadi.

Oh iya ya Mbak.. ya sudahlah masak itu aja, dan tetep beli kue juga, nanti kuenya terserah mau dibawa pulang atau makan di tempat. Makasih ya Mbaaak.. ibu jadi tenang deh

Dan.. Akhirnya, pesta ultah Della pun berlangsung lancar tanpa kehadiran kedua orang tuanya.

Pulang dari Tigaraksa, Della sudah memamerkan hadiah ultah dari temannya ke saya..

Huuu.. jangan lagi-lagi deh pake EO Ultah yang kacau  gini.





Thursday, April 26, 2012

Ibu Sudah Tidak Kesakitan Lagi

Biasanya saya begitu mudah menuliskan sebuah tulisan In Memoriam untuk seseorang kerabat, saudara atau teman yang dekat dengan saya. Tapi menuliskan kata sebuah tulisan In Memoriam tentang orang yang sangat saya cintai dalam hidup saya begitu sulit terasa. Sejak semalam ketika saya tiba di rumah pukul 12 malam sepulang dari pemakaman Ibu di Tigaraksa saya yang tak dapat memicingkan mata sekejappun berusaha menyalakan komputer, buka multiply, tapi tak satupun kata yang mampu tertulis, bahkan untuk membalas ungkapan duka citapun belum lagi saya mampu. Saya cuma bisa membuka folder-folder foto lama, menatap foto terakhir berdua besama ibunda, menatap foto terakhir kami sekeluarga di rumah sakit, dan terus air mata mengalir.

Ya, Ibu saya Hj. Ratih Suriaty ( 74 Tahun ), menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu, tgl 25 April 2012, sekitar Pk. 7.45 pagi di RS Sari Asih Tangerang, tempat di  mana selama 20 hari terakhir beliau dirawat dalam sakitnya dan sebulan sebelumnya juga pernah di rawat di RS yang sama.

Dua puluh hari terakhir bersama Ibu,nyaris semua anaknya hampir tiap hari berkumpul atau bergantian menjaga ibu,kita sudah sama-sama berjanji tak akan pernah meninggalkan ibu di rumah sakit sendirian. Kakak saya tertua yang kerja di dinas pendidikan di Timika mengorbankan waktu kerjanya untuk menunggui ibu sejak hari ke 2 ibu masuk rumah sakit, Ceu Oma juga cuma meninggalkan ibu sebentar selama 2 hari ini karena harus mengawas UN SMP, Ceu Ami pun begitu,kantornya yang berlokasi di Tangerang memungkinkannya untuk bolak balik ke RS, rasanya cuma saya yang paling jarang menunggui ibu rutin setiap hari, saya cuma  bisa dua hari sekali sepulang kantor ke rumah sakit, atau sejak pagi sampai malam di hari sabtu atau minggu.


Tentang sakitnya Ibu, sejak yang pertama kali ibu masuk RS,kami semua anaknya menyerahkan kepada Allah melalui perantara dokter2 untuk memeriksa sedetil mungkin apa gerangan yang membuat ibu selalu mengalami serangan sakit kepala di jam-jam tertentu. Namun hasil general medical checkup, dua kali scan kepala tak ada penyakit khusus, semua kondiri organ tubuh ibu masih bagus dan berfungsi baik.

Sayangnya beberapa minggu setelah ibu keluar dr rumah sakit yg pertama kali, ibu cuma menikmati sehatnya beberapa hari saja, ibu mulai susah makan, dan mengakibatkan kondisi tubuhnya drop kembali dan masuk rumah sakit lagi untuk menambah nutrisi, vitamin, darah dan semua yang kurang dalam tubuh ibu. Begitulah yang terus di lakukan pihak rumah sakit.


Dua puluh hari di rumah sakit, ibu masih sadar dan mengenali setiap orang yang datang membesuknya, bahkan ibu masih mengenali tetangga lama yang sudah hampir 30 tahun tak bertemu, ibu masih mengenali muridnya Kak Ujang Suparno yang diajarnya di SD cuma dengan mendengar suaranya yang khas. Masih hafal nama ke 13 cucunya ketika diminta menyebutkan nama cucunya satu persatu, masih hafal nama buyutnya, siapa saja cucunya yang sudah kerja dan masih kuliah, dihafal dengan baik oleh ibu.

Maka, ketika menjelang akhir kepergian ibu, kondisi ibu sudah agak membaik, sudah bisa minta duduk, pipinya sudah terlihat lebih berisi, kakak saya yang di Timika dengan terpaksa harus meninggalkan ibu sejenak untuk kembali ke Timika karna ada beberapa penting yang butuh kehadirannya. Sayangnya Malam Rabu, beberapa jam sebelum keberangkatan kakak saya, tiba-tiba kondisi ibu sedikit drop lagi, selang oksigen masih terus dipasang,namun nafas ibu sudah terdengar agak tersengal-sengal. Aa pamit pulang jam 9 malam dan saya lepas dengan pelukan dan tangisan sambil minta aa harus balik lagi jangan lama-lama di Timika. Ibu juga masih bisa menitipkan pesan pada aa untuk hati-hati dan salam buat Yani (istri aa).

Malam itu saya pulang dari rs lebih malam dari biasanya, sebetulnya saya pengennya menemani ibu dan Ceu Oma malam itu,tak tega rasanya melihat ibu diikat tangannya karena sering berontak dan bosan dengan selang2 infus dan selang lain di kepalanya yg mengakibatkan inpusnya terlepas,tak tega juga melihat nafas ibu yang kadang tersengal, tapi Ceu Oma miminta saya pulang dan saya janji rabu dan kamis saya cuti, giliran saya yang jaga ibu. Saya pulang dan sepanjang perjalanan di bus agra dari Cikokol-Veteran perasaan saya koq melowwwww banget,saya telpon sahabat2 baik saya sepanjang perjalanan untuk supaya tak merasa sendirian.

Sampai rumah saya capek sekali rasanya,saya tak mau diganggu dengan bunyi2 sms atau whatsapp yg kadang bunyi, malam ini saya silent semua HP saya,padahal selama ibu sakit saya tak pernah men-silent HP saya,rupanya inilah salah satu kesalahan saya.
Pagi ketika saya bangun tidur, sudah ada 7 missedcall dari Ceu Oma sejak jam 2 dinihari. 
Saya telpon balik, Ceu Oma mengabarkan bahwa ibu harus masuk ruang ICU tp Ceu Oma tak bisa memutuskan sendiri, karena harus bla bla bla.. kata Ceu Oma dan kamu di telp gak diangkat2, Aa masih di pesawat, Ceu Ami juga tak bisa ditelpon.
Gak usah pikir2, masukin aja ICU skrng juga saya bilang. Dan Ceu Oma pun bersiap-siap ibu saat itu sedang di mandikan/dilap perawat. Saya baru bersiap mandi dan akan ke RS pagi ini juga. Tiba-tiba telpon saya berdering kembali, cuma tangisan Ceu Oma yang terdengar di telpon, saya tak jelas menangkap kata-kata yang di ucapkannya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...

Ibu sudah pergi meninggalkan kami anak-anaknya dengan sangat tenang sekali, bahkan Ceu Oma pun tak sadar dengan kepergian ibu,Ceu Oma tak meninggalkan ibu ke luar ruangan sedetikpun, Ceu Oma cuma nongkrong sejenak di bawah samping tempat tidur ibu untuk membereskan pakaian dan barang-barang karena sebentar lagi ibu dibawa ke ruang ICU. Tapi ketika Ceu Oma selesai beres-beres, berdiri dan melihat ibu tidurnya tenaaaang sekali, bibirnya rapat tersenyum, matanya juga rapat dan tak  terdengar nafas tersengal, Ceu Oma menyadari ibu sudah gak ada.. tak terdengar tarikan keras nafas penghabisan seperti kata orang-orang begitu bunyinya. Ceu Oma menyesali karena tak membantu ibu melafalkan kalimah syahadat terakhirnya, tapi saya yakin Ibu wafat dalam keadaan Khusnul Khotimah karena sepanjang sakitnya kalimah-kalimah tauhid selalu ibu lafalkan, ibu juga pergi dalam kondisi tubuh yang bersih.

Saya datang ke RS, dan melihat ibu sudah tidur dengan tenang, sangat tenang.. ibu sudah enak sekarang bu,  ibu sudah tak perlu berontak dan diikat lagi. ibu sudah tidak kesakitan lagi kan ya bu.. 


Note :
Oh ya lewat tulisan ini juga Saya dan kakak-kakak saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Handai Taulan, Kerabat dan sahabat2 tercinta yang tak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan Simpati, Perhatian, Bantuan Khususnya Doa, sejak Almarhumah dirawat di RS hingga berpulangnya Ibunda tercinta Hj. Ratih Suriaty Pd Hari Rabu 25 April 2007 dan telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Tigaraksa Tangerang.
Semua bentuk rasa simpati teman2 via sms,telepon, email,whatsapp,fb,twitter,MP,atau kunjungan sangatlah menyejukkan hati kami.

Semoga Allah SWT menerima budi baik teman-teman semua sebagai amal ibadah dan memberikan imbalan yang berlipatganda. Dan semoga Allah SWT tetap mengeratkan sillaturahmi diantara kita semua. Mohon maaf juga jika saya tak bisa memberikan kabar ini secepatnya kemarin itu.




 

 


 

 

Friday, April 20, 2012

Pengalaman Perjalan Dinas

Menceritakan kembali pengalaman mencari kerja , saya jadi teringat kejadian-kejadian dengan teman lama saya waktu saya kerja di kantor itu.

Ceritanya dulu itu sebelum si ndes teman saya masuk sebagai karyawan baru, di departemen/bagian saya cewek satu-satunya di ruangan itu.
karena jadi mahluk paling manis seruangan, jadilah saya sering di bully dan dijadikan bahan ledekan, untungnya teman-teman saya baik-baik, cuma sekedar ngeledek  yang bikin  saya mrengut.

Tak lama kemudian divisi saya butuh pegawai baru, saya minta ke boss, kalau bisa pegawai barunya cewek  ya boss,bosen nih jadi cewek sendirian di sini, suka gak dianggap sebagai cewek.  Kebetulan semua juga setuju mau cari pegawai baru mesti cewek, bosen katanya ngeliat cewek yang satu ini.
Lalu hasil pilah pilih dan test macem-macem, masuklah seorang gadis cantik, putih dan kemayu waktu mengenalkan diri.

“hallo, saya ibu seno..  siapa namanya ? ” (*eh belom dong, belum jadi Ibunya Seno waktu itu* ).
Saya nDes , lengkapnya nDesi nDarsini”  ( *si nDesi ini bledagh bledugh glothak gitu gaya ngomongnya*)
“Oh.. kirain Desa Darisana, kuliah dimana dulu ?”
“Di Uka Dhewe “   (*Saya ngerti lho dikit boso Jowo.  pikir saya , ini anak pinter juga ya,  lulusan Universitas Terbuka  bisa masuk perusahaan sini * )
“Oh.. yang kampusnya di Pondok Cabe itu ya ?   (*mulai sotoy campur sok akrab*)
“Bukan Mbak, kampusnya di Jogja”  (* Bener di Jogja ada kampus itu entahlah* )

                                                             @@@

Sejak ada si nDes itu akhirnya bully membuligir berpindah dari saya ke si nDes.
Pernah suatu hari si nDes mencari-cari sebelah sepatunya, si nDes ini punya kebiasaan mencopot sepatu dan nyeker di ruangan.  hampir jam makan siang si ndes masih sibuk cari sepatu, ternyata sepatunya nangkring dengan manis di atas plafon pintu ruangan.

si nDes juga pernah kebingungan ketika ngeprint dan kertas yang sudah berkali-kali disiapkannya, jalan sendiri, masuk ke mesin printer, keluar lagi dan seterusnya, pdahal itu kerjaan teman saya yg ngerjain spooler printnya si ndes. Ada juga yang ngerjain si ndes dengan ngeremote komputernya, trus si ndes teriak “mbaaak iki komputerku gerak-gerak dhewe, padahal aku diem aja lho”
Saya yang ngerti si nDes lagi dikerjain  tanggap juga, dan bisik2

“tenang nDes, ini pasti penghuni ruangan ini lagi ngisengin kamu, dia mau kenalan sama kamu, gak usah takut kalau sewaktu-waktu kamu lihat yang mukanya hijau rambut panjang, suka nongkrong dipojokan dekat printer gede printonix itu “

                                                                @@@

Pengalaman Perjalanan nDes

Karena kebutuhan kerja dan si nDes dianggap sudah pintar, si nDes diajak melakukan perjalanan dinas.
Saya ingat perjalanan dinas pertama kami ke Bandung, menginap beberapa  hari di hotel di daerah dago.
kata si nDes ini pertama kali dia menginap di hotel.
 "nanti ajari saya cara buka pintu hotelnya ya Mbak" kata katanya.

saat masuk lift hotel, tanpa sepengetahuan si nDes saya sudah pencet nomor lantai yang kami tuju.
si nDes kaget waktu mau pencet nomor lantai yang dituju sudah langsung nyala.
“lho koq tau ya ini lift kita mau ke lantai 5 ? “
“iya nDes, ini lift pintar,hotel canggih gitu lho..”
besok waktu naik lift hotel yg sama, dia diem gak mencet tombol dan saya juga diem.. ,
si nDes bingung “lha koq liftnya skrng gak tahu kita mau ke lantai berapa ?”
“ya liftnya lagi bego…”

                                                       @@@

Di kamar hotel, siNdes itu itu senengnya nonton TV, sementara saya kalau sudah masuk kamar cuma baca buku cari ngantuk, males nonton TV.
ketika kemudian menyusul dua teman saya yang laki-laki menginap di hotel yang sama (tapi beda kamar lho..:-) ), kegiatan gak cuma nonton TV aja.
saya dan si nDes iseng2 main ke kamar teman saya. tiba-tiba si nDes nanya ke teman saya.
“Kur, koq TV di kamar sini ada channel 12 gitu ?, di kamarku gak ada lho, iya kan Mbak ? “
“wah aku ndak tahu nDes, jarang nonton TV kan. “
“aku udah cari-cari Mbak, channel di remotenya cuma sampe 9 thok !”
( *saya dan si Kur teman saya langsung ngakak..ngerti kenapa itu channel di remotenya cuma sampe 9 * )

                                                              @@@

Sekali waktu pernah kami bertiga melakukan perjalanan dinas ke Lampung, waktu itu tiba di bakauhuni hampir menjelang malam.
Saya dan si nDes diajak teman saya ke anjungan kapal, menikmati deburan ombak dan angin laut, sambil menatap bintang.
katanya si nDes sejak kecil itu senang sekali memandang bintang. Saya lihat dia begitu senang melihat ada bintang.
“itu bintang !!!,  itu bintang kejora merah, indahnyaaa, waaah dekat sekali ya ” tunjuknya ke sebuah titik merah.
” yeee.. itu lampu kapal nDes  !!! “

                                                          @@@

Sekarang hampir 15 tahun si nDes kerja di kantor itu, masih betah aja dia, sudah semakin pinter dan tentu saja posisinya juga sudah lumayan.
Saya dengar sekarang si nDes sudah bisa nyetir sendiri ke kantornya. dulu kemana-mana masih naik motor sendiri atau jadi boncenger teman.
Ada lho teman saya dan si nDes yang diputusin sama pacaranya gara-gara keseringan mboncengi si nDes.
Sampai ada teman yang nolak diboncengi si nDes karena takut diputusin juga sama pacarnya.

Beberapa minggu lalu si nDes nelpon saya.
“Mbak, aku besok ke rumah mu bisa ? aku kangen nih”
” oh yo wis, aku gak kemana-mana koq, naik Yaris ya nDes, mau dng aku jajal Yarisnya”
Besoknya, si nDes datang ke rumah saya, masih naik motor.
“lho mana Yarisnya ? koq masih naik motor ? “
“Aku gak brani Mbak, Yarisku cuma bisa lewat jalan tol aja, di jalan ketemu motor Yarisku malu kalo senggolan  “
“oala.. ndes…ndes.. “


Selamat berakhir pekan

Thursday, April 19, 2012

Pengalaman Mencari Kerja

Saya termasuk orang yang cukup beruntung tidak terlalu sulit mencari pekerjaan setelah lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta beberapa belas tahun lalu. Pada masa itu masih banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dibidang IT.  Dan enaknya juga di koran dinding kampus saya sering ditempel informasi lowongan kerja dari berbagai perusahaan.  Dari informasi di kampuslah saya mendapat pekerjaan pertama kalinya, beberapa teman seangkatan saya juga banyak yang mendapat kerja dari koran dinding kampus (meskipun, ngaku deh saya pernah curang, mngambil informasi lowongan kerja dari dinding kampus itu supaya saingannya dikit hehehe ).  Jadi bagi saya dan teman-teman pada masa itu, koran dinding kampus sangat berjasa.

Itu enaknya jaman dulu, lulusan S1 jurusan komputer masih banyak peminatnya, sekarang jurusan itu membludak, bahkan kata Engkong Ragile di sebuah tulisannya mengatakan tak perlu kuliah komputer untuk menjadi seorang programmer.
Tapi efek mudahnya saya mencari kerja sebelumnya, membuat saya sedikit terlena dan nyaris putus asa ketika beberapa tahun kemudian terpaksa saya keluar dari salah satu perusahaan karena saya sudah mulai jenuh, gaji terasa kurang,kesempatan berkembang juga kurang. Waktu itu dengan nekad, saya mengundurkan diri dari kantor itu.
Beruntung lagi, kemudian ada teman saya yang langsung menawari saya kerja di perusahaan pembiayaan ( Multi Finance) yang waktu itu juga sedang banyak berkembang. Tapi lagi-lagi semula saya yang melamar sebagai programmer koq malah lebih banyak diajak cari orang yang mau ngutang. Akhirnya saya cuma satu bulan kerja di situ.

Berbekal sisa tabungan yang hanya cukup  untuk hidup 3 bulan, saya nekad, saya harus cari kerja lagi, maksimal sebelum habis tabungan saya harus sudah dapat kerja lagi. Maka mulailah pencarian kerja saya lakukan. 


Apa saja yang saya lakukan ?
1. Membeli 50  buah prangko, foto copy semua dokumen pelengkap untuk lamaran kerja.
2. Rajin pinjam harian kompas edisi sabtu & minggu yang biasanya banyak informasi lowongan kerja, saya milih yang kolom iklannya sedang  sampai besar.
3. Rajin bolak balik ke kampus, mencari informasi lowongan kerja di koran dinding kampus ( kebetulan saya kost masih dekat kampus. )
4. Mendatangi beberapa kantor yang menuliskan walk in interview di iklan lowongan pekerjaannya di harian kompas.
5. Menelpon Kantor yang di informasi lowongan kerjanya mencantumkan nomor telepon sebelum mendatangi langsung lokasi.

Inilah susahnya mencari kerja pada masa itu, belum banyak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan melalui internet, lagi pulsa waktu itu saya belum kenal internet :-).

Ada hasilnya ?

Dari 50 prangko yang saya beli, tersisa 2 buah, artinya hampir 50 lembar lamaran saya kirim. yang dipanggil test sampai diterima juga lebih dari 3, tapi tetap belum ada yang cocok, kadang tak cocok lokasi kerja dan tak cocok dengan gaji yang diminta.

Pengalaman walk in interview atau mendatangi kantor-kantor yang membuka lowongan pekerjaan menambah pengalaman saya juga. Ada suka, duka, lucu dan konyol ketika itu.  Pernah saya datangi satu kantor untuk bertemu langsung pihak HRD, ternyata tak semudah yang saya kira, ketika mereka tahu keperluan saya hanya untuk melamar kerja, mereka cuma meminta saya menitipkan berkas lamaran di receptionis atau di satpam saja, dan nasib surat lamaran saya tak tahu bagaimana.

Saya pernah juga mendatangi kantor yang saya datangi langsung menerima saya sebagai karyawannya hari itu juga, saya kaget juga waktu itu, koq langsung diterima dengan cara cuma mengisi data pribadi saja. Saya diminta langsung ikut training, ternyata itu perusahaan bursa komoditi berjangka. Saya diterima bekerja di sana dan gaji akan diberikan asalkan saya bisa mencari orang yang mau menanamkan modalnya di perusahaan itu.  waduuh..boro-boro nyari orang buat nanam modal, wong saya jurusan komputer, saya idealis waktu itu maunya cuma kerja yang berhubungan dengan komputer. titik !

Pernah juga mengirimkan lamaran yang menggunakan alamat PO. BOX, eh ternyata kemudian saya ditelpon oleh teman saya di ex kantor saya katanya “eh ngapain kamu ngirim lamaran lagi ke sini  , kan udah resign ” . Haaa.. ternyata saya tak tahu ada salah satu surat lamaran saya terkirim ke   alamat PO BOX kantor lama saya.
Yang lebih maluin lagi , saya pernah kaget waktu saya siap di wawancara HRD sebuah perusahaan di daerah kelapa gading, pas saya masuk ruangannya ternyata  Bapak HRD yang mewawancara saya adalah HRD Manager perusahaan saya sebelumnya, hyaaa ampuuun, lebih parah dari kesalahan PO BOX ini mah. Si Bapak HRD kaget dan berkata,  lho kamu koq melamar di sini lagi, ini kan satu group perusahaan juga dengan IMF (nama perusahaan yang saya cuma sebulan di sana itu lho ). Saya juga kaget dan saya senyum-senyum salah tingkah, salaman kemudian saya bilang gak jadi ngelamar deh, langsung ngacir.

Tapi, saya tak negatif dengan walk in interview, berkat walk in interview ini saya kemudian mendapat kerja di sebuah perusahaan automotive. Mulanya memang yang di cari Sales mobil, entah kenapa saya nekad juga datangi showroom yang di jl. Sudirman itu. Untungnya HRDnya baik, meskipun posisi yang dicari itu sales, surat lamaran saya disimpannya dan dijanjikan akan disimpan di databasenya dan bila posisi yang saya cari sudah ada saya akan ditelpon.

Menjelang menipisnya uang tabungan saya dan target 3 bulan nganggur, kemudian panggilan kerja dari perusahaan automotive itu datang. Saya lalui psikotest, wawancara 4 jenjang,test kesehatan yang nyaris gagal ( untung masih dikasih kesempatan) dan kemudian diterima sebagai karyawan. Dan saya betah selama 9 tahun 8 bulan di perusahaan itu.

Pengalaman terakhir mencari kerja di jaman internet sudah ada tentu saja lebih mudah lagi, saya cukup memasukkan data-data saya dalam jejaring linkedin,menyimpan data saya juga dibeberapa situs pencari kerja, rajin buka-buka situs pencari kerja seperti jobsdb.com, karir.com dan sebagainya. Memudahkan saya mencari kerja sambil saya juga masih tetap bekerja dan sesekali ijin atau cuti untuk melakukan wawancara dan psikotest.  Dan saya melamar di kantor saya yang sekarang ini juga hasil dari jobsdb.com dan tak terasa sudah hampir lima tahun saya di kantor yang sekarang ini. Kalau ada tawaran lebih menarik lagi, silahkan hubungi saya :-)





*gambar dari google, lupa linknya*

Tuesday, April 17, 2012

Tanggulnya Jebol Bu Airiiiinnnn !!!




Apa yang saya khawatirkan beberapa waktu lalu akibat pembuatan jalan berpaving block cuma sampai di sebelah rumah tetangga saya saja ( http://ibuseno.multiply.com/journal/item/1050/Berakhir_Sampai_Di_Sini_Saja_ ) terbukti,

Waktu itu saya kawatir, kalau paving blok tak diteruskan, rumah saya yang akan jadi penampungan air, itu sebabnya meskipun jelek dan sangat tak sedap dipandang mata, saya kekeuh bikin tanggul macam ini.
( http://ibuseno.multiply.com/journal/item/1051/Akhirnya_Begini_ ).

Eh, tadi siang, di saat Daan Mogot belum lagi hujan, tapi saya sudah memaca TL nya @kabarbintaro yang mengabarkan terjadi hujan es di Pondok Aren, angin kencang dan hujan lebat, membuat saya khawatir kondisi rumah. Maka saya telpon rumah, bener aja, Si Mbak, Seno dan Della sedang sibuk berjibaku mengeluarkan air yang masuk ke dalam rumah.

Saya bener-bener khawatir, saya tanya Della, kalian cuma bertiga aja ngeluarin airnya ? bude kemana ?
Bude ternyata sedang jalan-jalan ke asemka. Kasian mereka.
Saya telpon Bapa Seno, bapa Seno juga kawatir, namun tiba-tiba Jakarta Barat juga hujan, tentu Bapa Seno juga gak bisa langsung pulang.

Beruntung ada Pak Idi, tukang ojek langganan saya yang bisa saya telpon dan minta bantuannya kalau ada apa-apa dan butuh bantuan pria dewasa. Mau nelpon tetangga sebelah yang pensiunan sudah sepuh kan gak tega ya... masa wong sepuh dimintain tolong.

Untunglah banjirnya cuma sedikit, cuma air pengen ngerasaain ruang tengah dan garasi saja..duh masih untung.
Tapi nyesek juga, karena selama hampir 5 tahun ngisi rumah ini, gak pernah air masuk ke dalam. Saya yakin sekali ini gara-gara paving block yang tak selesai.

Mau protes ke mana ?? ke Pak RT ? pasti masih alesan yang sama, dana project belum turun lagi.
Bu Airiiiiiiiiiiiiiiiiiinnn... bantuin dong, kalau jadi dibenerin ini jalan di depan rumah saya, pilkada nanti saya ikutan milih deh :-)


Sunday, April 15, 2012

Cerita Dibalik Bang Maman Dari Kali Pasir

Kali ini saya bukan mau menceritakan soal LKS Bang Maman Dari Kali Pasir itu ya, cerita hebohnya bisa dibaca di beberapa media yang sudah meributkannya sejak hari-hari kemarin. Tapi saya mau menceritakan sedikit kehebohan mendadak yang akhirnya jadi cerita lucu juga buat saya.

Jadi ceritanya Intan sebagai orang yang mencuat namanya di beberapa media akibat Hana putrinya yang sekolah di SD Angkasa itu menanyakan soal "istri simpanan" akhirnya Intan jadi sibuk, HPnya krang kring (*eh bunyainya skrng bukan krang kring lagi ya tapi istilahnya tetep di pake kan ? *) . Intan mendadak sibuk melayani permintaan wawancara via Hp dari beberapa media cetak, online maupun visual.

Kepedulian Intan terhadap pendidikan anaknya khususnya dan anak-anak kita juga yang membuat teman-teman milis baoot dan balita-anda mendukung langkah-langkah yang ditempuh Intan, termasuk ketika Intan meminta salah seorang dari kami ( teman milisnya ) untuk  menemaninya tampil di salah satu stasiun televisi. Kira-kira siapa yang bisa dan mau ikut Intan ke salah satu kafe di bilangan kuningan untuk tampil.  Intan menawarkan ke beberapa teman ( termasuk ke saya juga ), tapi karena saya mah gak pede tampil apalagi di telepisi dan kebetulan juga saya sudah janji mau membesuk ibu saya di RS, jadi akhirnya Yesi yang menemani Intan sebagai bintang tamu di acara itu.

Dan sampai menjelang take acara, Intan masih menghubungi saya meminta kesediaan saya menjadi untuk di telpon sebagai ortu yang concern terhadap pendidikan anak. Tapi sekali lagi, saya beneran gak pede,suara saya kan bukan suara ibu-ibu gitu, nanti pemirsah bingung, ini suara Ibu atau Bapak hehehe..

Lalu saya minta Mas Erik, kompasianer teman saya yang kebetulan hari itu tulisanannya tentang "Istri simpanan Bang Maman" menjadi Index Headlines Kompasiana. Kebetulan Mas Erik setuju dan bersiap di depan televisi dengan HP yang sudah On.
Saya beri tips sedikit pada Mas Erik, "Mas nanti kalau pas ditelpon, volume televisi kecilin dikit ya, supaya suaranya gak bergema"

Pas acaranya, Saya lihat Intan tampil Pede, Yesi juga tak kalah pedenya, gak nyangkalah kalau persiapannya untuk tampil malam itu begitu mendadak.
Di acara itu Intan juga ditanyai seputar pengalamannya dengan Putrinya ttng LKS itu, Yesi juga ditanyai pendapatnya. Dan keren lah.. menurut saya mah.
Tak lupa juga teman-teman milis baoot yang sudah tahu Intan dan yesi akan tayang malam ini, siap di depan televisinya.
Oh ya.. saya juga ikutan menghubungi beberapa teman kompasiana, bilang bahwa mas Erik juga sebentar lagi akan tampil suaranya di TV, kita sama-sama nunggu.

Dan inilah foto2 Yesi & Intan ketika tampil pertama kali di TVOne.


















Tapi, tunggu punya tunggu... Lho koq Mas Erik gak ditelpon-telpon, malah Pak Mentri M. Nuh yang ditelpon, dan lamaaaa pula ini bapak Mentri bicaranya di telpon.
O.. mungkin setelah jeda pariwara berikut ini baru Mas Erik di telpon, saya masih sabar menanti, teman-teman kompasiana yg tahu juga mulai ketawa-ketiwi, mana Mas Erik..mana mas Erik, lha koq itu suaranya Pak Mentri, jangan-jangan itu suara yang tertukar.

















Sampai akhir acara.. Mas Erik gak juga ditelpon, penonton kecewea huuuu...
Saya gak enak hati sama Mas Erik, saya sms mas Erik minta maaf krn gak jadi di telpon, atau mungkin Mas Erik sudah mewakilkan ke Pak Mentri untuk bicara ??
Untung Mas Eriknya malah ketawa-ketawa juga, koplak tenan iki Mbak, katanya, gak apa-apa deh gak jadi ditelpon,  malah saya jadi punya bahan cerita koplak.
Ya, Mas Erik di kompasiana ini aktif menulis tentang gadget dan rubrik tekno, jadi akibat suara yang tertukar dari kisah Bang Maman ini, akhirnya Mas Erik memposting ceritanya.
gagal telewicaranya .

Cerita soal kelanjutannya proses penarikan LKS dari SD Angkasa, juga bisa dibaca di beberapa Media, dan tentu saja Intan menceritakan kehebohan yang terjadi di sana pasca tampilnya Intan di televisi, tapi maaf saya tak bisa menceritakannya di sini.
Yang pasti, saya tetap mendukung Intan, pro dan kontra terhadap suatu masalah itu hal yang biasa, tinggal kita yang menyikapinya, mau pilih yang mana sesuai hati nurani kita. Ada yang menganggap Intan lebay, banci tampil dan sebagainya yang negatif, itu hak mereka menilai. Kalau bukan kita ortu yang peduli dengan pendidikan anak, lalu pada siapa lagi kita berharap.
























Note :
foto saat Yesi  tampil keduakalinya di TV One, Sabtu  pagi kemarin, sayang saya gak lihat tampilan kedua ini




Wednesday, April 11, 2012

Hati-hati Menggunakan Lampu Merk Supermarket Besar Itu

15 hari yang lalu  tepatnya tanggal 29 Maret 2012 saya ke sebuah perbelanjaan besar di bilangan ITC Permata Hijau untuk berbelanja bulanan. Ada 2 item belanja saya berupa lampu putih berbentuk batang 2 ber-merk nama supermarket itu.

Sebetulnya suami saya paling gak mau beli produk ini,beliau lebih mempercayakan merk P yang lifetimenya lebih lama dan nyalanya juga terus terang P terang terus.
Tapi berhubung saya pikir ini keperluan lampu hanya untuk lampu di teras samping tempat menyimpan jemuran saja, maka saya pilih yang murah aja deh, yang harganya 8.400-an.

Sepulang belanja, saya tak langsung pasang lampu ini, kalau tidak salah, keesokan harinya baru saya sendiri yang pasang.
Semalam, tiba-tiba saja ada ledakan kecil terdengar dan diikuti listrik rumah yang langsung padam. Kaget ? pasti ! , saya paling ngeri dengar suara percikan atau bau-bau gosong kabel terbakar, apalagi ini bunyi ledakan dan langsung mati lampu, takutnya terjadi korsleting listrik.

Untungnya ada suami saya di rumah yang langsung mencari sumber ledakan, suami saya langsung tahu ini pasti pakai lampu murah merek supermarket itu ya, tanyanya.
Ternyata ini bukan pengalaman pertama kali, kejadian ini pernah dialami juga dan saya tak melihat langsung, makanya saya tak tahu ada kejadian yang sama sebelumnya.

Beginilah lampu yang meledak itu.



Penasaran, saya melihat kemasan lampu itu dan melihat apakah ada kesalahan dalam pemakaiannya.

Di kemasan lampu itu tertulis, lifetime lampu 2500 jam. Saya coba hitung, perkiraan masa pakai lampu ini 15 hari dan asumsi lampu menyala sepanjang hari, maka lifetime lampu yang sudah dipakai 15x24jam=360 jam. Baru 360 jam koq sudah rusak.

Lalu, apakah ada kesalahan pemakaian ?
Di kemasan juga tertulis, tidak cocok untuk rumah lampu donwlight.


Penasaran apa itu rumah lampu downlight, saya coba browsing, ternyata seperti ini rumah lampu downligt itu.

Dan di rumah saya, hanya lampu belajar yang menggunakan rumah lampu jenis downlight ( dng penutup).  Sedangkan lampu yang rusak itu, rumah lampunya terbuka/langsung.

Artinya  ??
Ada harga ada barang, mau barang bagus harga pasti mahal. Tapi barang jelek kalau berbahaya rasanya juga mengerikan. Jadi saya putuskan untuk tidak pernah lagi membeli lampu merk ini, dan saya share tulsian ini di sini supaya teman-teman juga berhati-hati menggunakan lampu ini.

Teman-teman ada yg pernah pakai lampu ini ? Bagaimana hasilnya ?


UPDATE:
Berdasarkan obrolan dengan beberapa teman di milis, penyebab lampu meledak itu, bisa disebabkan karena :
- Voltafe/tegangan listrik di rumah tidak stabil/naik turun
- Kaca lampu dipegang langsung tidak memegang dus yg biasanya ada di dalam kemasan 
- Penutup Lampu terkena basahan ( mungkin juga yg di rumah saya kena basahan dari muncratan air hujan)
- Pastikan tombol lampu sedang off ketika memasang lampu baru.
 
Kesimpulannya,  bukan / belum tentu kesalahan pabrik ceunah !

Thursday, April 5, 2012

Melanggar Privacy Anak

Terpaksa ini saya lakukan sewaktu saya melihat ada gelagat yang kurang baik gadis kecil saya. Kelihatannya belakangan ini Della sudah mulai ber-rahasia dengan saya, pernah suatu ketika telpon di HP nya berbunyi, lalu Della mengangkat telpon dan langsung masuk ke kamarnya. Mulanya saya masih mendiamkan, saya pikir ini telpon teman sekolahnya yang biasa tanya-tanya PR.

Kali lain begitu lagi, telpon berbunyi sekitar jam 8 malam, Della sedang belajar, kemudian mengangkat telpon dan masuk kamar. Tentu saja saya menegur Della, minta supaya telponnya jangan lama-lama, karena sedang belajar. Kemudian saya tanya telpon dari siapa, Della tak mau menjawab. Saya minta HPnya, tak diberikan.. (*haduh anak ini !!*)

Saya mulai curiga dan berniat memeriksa HP Della, saya cek semua sms yang masuk/keluar, telpon masuk/keluar. Banyak telpon dan sms dari satu nama pria, kemudian miscalled dari nama itu di jam-jam sekolah juga banyak. duh ini anak sekolah apa engga ya, saya curiga ini anak dewasa yg sudah tak bersekolah lagi. Apalagi kemudian ada kata-kata " I love you Della" di smsnya.  dan balasan Della ke nomor itu "alfi jelek !!" , sampai lebih dari 10x send. (*maksudnya apa ini berenyit ? !! *)

Maka, Investigasi saya mulai, saya telpon nomor itu, yang angkat suara anak kecil, saya tanya namanya dan di jawab jujur, namanya Alfi, rumahnya di Lubuk linggau, kelas 4 SD di Lubuk Linggau, anak pertama, tinggal bersama ayah dan mama.

Saya tanya lagi, apakah telpon ini suka dipakai kakak/om/tetangga cowok lain ?
engga cuma Alfi yang pakai telpon ini

Alfi kenal sama Della di mana ?
di telepon
.

Koq tau ini nomor Della, dari mana taunya ?
Kan kenalan

Alfi kenapa suka telpon Della di jam sekolah, emang Alfi gak sekolah ?
di sekolah, kan jam istirahat jadi bisa telpon 
( *oooh SD ini bolehin anak kelas 4 bawa HP ?*)

Hmm. investigasi rasanya cukup dulu, untuk sementara ini dengan terpaksa saya menghapus nomor telepon itu dari Phonebook dan mengganti simcard Della dengan alasan kartunya sudah expired.

Ibu yang kejam ya, tak apa sementara ini memang harus dikejamkan, karena anak ini belum mengerti banyak bahaya yang mengintai di luar melalui dunia maya baik itu telepon, sms, FB dan socmed lainnya yg semestinya belum diperbolehkan untuk anak semumuran dia (namun terpaksa dibolehkan).

Jadi buat saya, melanggar privacy anak demi kebaikan itu sah-sah saja. Kapan2 giliran anak lanang ini yang saya investigasi, karena yang ini juga sudah keasikan maen gadget.








 

Tuesday, April 3, 2012

Ketika Dikepung Banjir

Perjalanan berangkat dan pulang kerja kemaren Selasa 3 April 2012 itu luar biasa deh, udah mah  pas kebetulan hari ini si suami saya tak bisa berangkat bareng ke kantor krn beliau harus ke clientnya yang di Bintaro. Jadi hari ini  saya berangkat kantor sendiri eh diantar Bang Idi tukang Ojek.

Baru aja ke lepas dari lampu merah unilever sudah macet ( sebetulnya macet macam ini sudah biasa sih), Sebagai pengemudi Ojek yang sudah terlatih dan berpengalaman,  Bang Idi sudah tahu jalan tikus untuk menghindari macet Jl. Ciledug Raya, jadi Bang Idi memotong jalan lewat gang kecil yang nantinya tembus di Jl. Swadarma Raya, sekalian juga untuk mengecek apakah kali Pesanggrahan di Jl. Swadarma melimpah akibat banjir tadi malam ? . Eh ternyata meskipun debit airnya lebih tinggi dari biasanya, Sepertinya Jl. Swadharma aman dilintasi, jadi ojekpun jalan terus. Sampai Pekuburan Swardarma, semua kendaraan berhenti total. Saya sudah males berangkat kerja, tapi Bang Idi masih semangat, "tanggung bu, bentar lagi nyampe lampu merah"  katanya. Okelah Bang, saya juga smangat !!
 
                                                   Macet di Lampu Merah Joglo

Tapi.. ternyata , biasanya dari Jl. Swadharma menuju lampu merah joglo itu cuma 5-10 menit, kemarin itu nyaris 40 menit lebih rasanya. Saya lihat ada 3 orang Polisi di depan lampu merah yang sibuk mengatur lalu-lintas yang sangat padat.  Lega rasanya ketika melewati lampu merah itu. Saya minta ke Bang Idi untuk lurus saja, nanti kita potong jalur lagi lewat Hutan Srengseng, jadi kita tak terjebak banjir yang biasa terjadi  di dekat apartemen Joglo  atau di depan perumahan villa kelapa dua.

Sebetulnya ini pilihan jalan yang paling tepat, tapi ternyata pikiran pengendara yang lainpun sama, macet lagi deh di dekat taman hutan itu, nasiib. Tapi untunglah selepas dari situ, Jalan panjang menuju daan mogot, perumahan taman ratu yang biasanya banjir kali ini tidak banjir.
Perjalanan berangkat kantor hari ini   yang biasanya paling lambat 45 menit, kali ini hampir 2 jam, dan tentu saja ongkos ojek Pak Idi juga harus di sesuaikan, kasian dia juga cape main rem.  Ternyata di hari Selasa pagi itu wilayah Selatan memang dikepung banjir, Cipulir, Tanah Kusir, Joglo Raya, Pos Pengumben termasuk juga Ciledug meskipun saya tak melewatinya.

Pulangnya juga ternyata lebih menyedihkan dari berangkat kerja, hujan lebat di sore hari, membuat saya dan Olive ( yg saya tebengi pulang) sepakat menerobos hujan menerjang banjir di jalan depan Indosiar, kawatir kalau nunggu hujan malah kena banjir lebih banyak lagi. Jadi kami berdua hujan-hujanan, yang penting jalanan lancar, seneng rasanya liat jalanan lancar dan kami menikmati perjalanan hujan sambil ketawa-ketawa karena ternyata kesenangan kita sama, seneng main hujan-hujanan.

Sayangnya, perjalanan lancar cuma sebentar, pas dekat gedung metrotv ada genangan banjir, entah kenapa Olive memilih jalan lain, motong jalan bu katanya, saya ikut aja, karena saya kurang paham jalur Jl puri kembangan. Ternyata jalan memotong Olive pun ada genangan air yang cukup banyak, alias banjir sodareeee !!

Olive nanya ke saya "gimana kalau kita nekad bu ? "
"Ya terserah aja, tp liat2 dulu, di depan banyak motor lewat ga ?"
"tuuuh banyak bu.. nekad ya bu"
"okeee...jalan"

Dan, Olive  yang bawa scoopy memilih jalan dibelakang mobil, alasannya supaya gak terlalu dalam airnya, brrrrr... si bebek scoopy berenang, asiiiikkk... dan brrrr...rrrr... zepppp.. si scoopy langsung mogok di depan kampus Mpu Tantular, horeee..!! ayo oibu  dorooong.!!, untung banyak temennya sama2 ngedorong motor.

                                                       Olive ngedorong scoopy

Perkiraan dorong cuma sebentar ternyata gempor juga, panjang euy banjirnya, lumayan hampir sepaha.

Eh pas lagi dorong2 motor itu, suami saya nelpon ( *masih inget juga sama istrinya aiih*)  menanyakan keberadaan saya. Saya kabarkan keberadaan saya di Puri Kembangan, dengan kondisi motor tebengan saya (* seorang cewek cantik, masih single*)  mogok akibat menerjang banjir. Saat ini motor sudah masuk bengkel, sementara saya dan Olive sedang bengong kelaperan.

Suami saya langsung berinisiatif menjemput saya ( *thanks ya beib eh beh ! * ) . Saya minta suami saya untuk menjemput saya di daerah 

Hujan, dingin, laper, mana halte tempat neduh juga bocor, membuat saya merenung, duh ini cari duit aja penuh perjuangan giniiih, enak bener ya kalau jadi FTM, jadi gak perlu cape2 pulang kerja, kehujanan, kebanjiran di jalan.

Arggghh.. ngelamun yang enak2 aja lah,  saya dan Olive ketawa2 aja lah  sambil nunggu penjemput saya dan penjemput Olive datang , beginilah lady biker pasrah, motor mogok minta jemput dan motor ditinggal di bengkel. Senang rasanya melihat mantan pacar saya muncul dengan maung beureumnya. Maaf ya Olive saya tinggal duluan, ada satu anak ganteng yang sedang ultah nunggu kedatangan ibunya di rumah untuk makan nasi kuning bersama dan ada satu anak cantik yang juga nunggu ibunya untuk belajar karena besok ulangan.
 
Beginilah orang nasib orang pinggiran Jakarta yang mencari nafkah di Jakarta, jadi sebelum berangkat kerja, rajin-rajinlah memantau kondisi jalanan supaya tak terjebak macet dan banjir lagi. Lewat account  twitter @lewatmana , @KabarBintaro juga baca TL teman2 saya bisa dapat update info kondisi banjir terkini.

Pagi ini, Rabu 4 April,
Joglo Raya-Cipulir aman katanya, dan benar saya Rabu  pagi ini jalanan lancar jaya sampai jembatan tol Kb. Jeruk  Eh.. pas masuk ke Greenville dan Taman Ratu, banjir menghadang. Tak mau repot dan merepotkan suami saya, saya pilih naik angkot 45, bebas banjir sampai depan kantor, dan suami saya entah memilih jalan lewat mana menuju kantornya.. sorry ya beh !!

 













Monday, April 2, 2012

Deal or No Deal

Sejak kelas 5 SD ini ultah Seno gak pernah lagi di rayakan secara khusus dengan bikin nasi kuning atau tiup lilin. Padahal alm Eyangnya Seno itu, dulu sudah mentradisikan masak nasi kuning di setiap perayaan ultah anak atau cucunya.

Awal-awalnya sih masih saya ikuti, membuat nasi kuning setiap kali ada yang ultah. Tapi lama kelamaan koq ya bosen juga, apalagi pernah bikin nasi kuning gagal, kemudian Tikah mantan PRT saya sudah mulai pinter bikin nasi kuning eh sekarang kan sudah gak kerja di rumah saya lagi. Untuk mengajari Khotiman ART baru bikin nasi kuning koq ya males, mau pesen nasi kuning ke tetangga depan rumah juga males-malesan. dasar emang gak niat aja.  Lagi pula Senonya juga sejak sudah minta mentahnya aja buat nraktir teman-teman di sekolahnya. Di rumah tak perlu lagi dirayakan, malu pake tiup-tiup lilin segala katanya.

Traktirannya juga gak banyak, cuma sebatas teman dekatnya aja, cuma minta uang Rp.100.000 aja koq. ya hitung2 lebih hemat dari pada beli 2 pizza hut hehe.
jadi ibunya sudah menyiapkan dana segitulah untuk Seno yang berultah besok.

Eh ndilalah, siang tadi Seno nelpon ibunya, bilang kayaknya uang RP.100.000  kurang deh bu, kan BBM gak naik tapi jajajan di kantin sudah naik, jadi aku minta tambahan juga buat uang traktirannya, gak tanggung-tanggung minta naiknya 2x lipet.

O..ibu tak semudah itu mengabulkan permintaanmu nak, masih ada harga yang harus kamu bayar untuk uang sebesar itu. Jadi ibunya minta Seno menyelesaikan  semua sisa bab dari buku try-out UN yang belum selesai itu,paling lambat hari sabtu, tiap hari mesti nyetor 5 BAB.
Kalau tak bisa menyelesaikan, terpaksa tambahan uang yang diminta dianggap sebagai hutang, dengan memotong uang sakunya.

Deal or No Deal ?

Deaaaalllll  !!!...   . Kita tunggu hasilnya, utang atau lunas :-)