Friday, December 30, 2011

Baca Buku 2011

Pengen menggenapi jadi 200 tulisan dalam 1 tahun ini koq susah bener cari ide, mau nulis apa, pdhal sudah tersisa 26 jam menuju 201, mesti dipaksakan, terinspirasi dan salut pada Ivone yang dalam setahun ini bisa baca 57 buku, dengan malu2 saya ngaku deh, cuma berhasil baca 21 buku aja dalam setahun, kebanyakan browsing dan tutuwiteran sih ni..jd aja baca 1 buku itu bisa sebulanan,tp baca novel yg rada ringan 2-3 hari selesai lah hehehe.

Ini  buku-buku yang sudah saya baca di thn 2011 ini, beberapa diantaranya buku bikinan teman MP, teman milis dan teman kompasiana. Pokoe saya itu seneng kalau ada teman yang sudah berhasil nulis buku, kalau saya tahu dan tertarik pasti saya beli langsung ke orangnya, karena saya suka mengkoleksi tanda tangan si pengarang buku.

Ini dia buku yang sudah saya baca, cuma 5 yang sempat saya share di MP ttng buku-buku ini.
























1. Percintaan Bung Karno dng anak SMA
2. Habibi dan Ainun
3. a cup of tea for single mom,Lygia Nostalina 
4. Srondol Gayus ke Itali
5. Belahan Jiwa , Rosihan Anwar
6. Kuantar Ke Gerbang , Ramadhan KH
7.  Blackbook, Winda Krisnadefa
8. Willy Flarkies, Satrio Wibowo (masih ngutang janji sama Mbak  Yeni ibunya Bowo untuk nulis kesan2 buku ini nih)
9. Madame Kalinyamat, Zhaenal Fanani
10. Presiden Prawiranegara, Akmal Naseri Fanani
11. Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Tere Liye
12. Putri , Putu Wijaya
13. Seni Merayakan Hidup Yang Sulit, Julianto Simanjuntak
14. Maluku Kobaran Cintaku, Ratna Sarumpaet
15. Relawan Merapi, Anazkia dkk
16. Serdadu Afrika di Hindia Belanda, Ineke Van Kessel
17-19 Untuk Negeriku, Bung Hatta (3 seri)
20.  Indonesia Mengajar
21. Gedoran Depok, Wenri Wanhar

Tahun depan, mudah-mudahan bisa baca buku lebih banyak lagi, teman-teman MP yang sudah bikin buku, yang mau kasih linknya ke saya juga boleh..
Lalu kapan saya sendiri biikin buku ? aaahhh ngimpi, nulis aja masih belepotan.




*200-1 horeee..*

Wednesday, December 28, 2011

Punya PRT Cantik, Emang Kenapa ?

Bermula dari chatting seorang teman yang ngasih tahu punya PRT baru yang cantik, saya nanggepinnya biasa aja, beneran  biasa aja. Gak ngasih warning ke temen untuk hati-hati dan sejenisnya, tak juga menanyakan apakah dia kawatir punya PRT cantik ? Yang saya tanyakan asalnya dari mana, kerjanya gimana, gajinya berapa. Bersyukur aja kalau kerjanya bagus dan mudah-mudahan cocok, selama elo percaya sama suami,bismillah aja.

Teman saya bilang "cuma elo nih yang komennya adem". Lha, ini komen saya biasa aja lah, emang itu yg ada di hati saya, ini jawaban serius dan saya emang gak kepengen becandain soal PRT cantik ini meskipun di milis kemudian thread soal prt cantik ini jadi rame dan mayoritas becanda ada yang nganjurin beli cctv aja, jangan sering-sering ke luar kota,jangan boleh pake baju you can se dsb. Untungnya ya temen saya ini memang orangnya seneng becanda dan gak masalahin becandaan itu. Malah saya dilarang reply karena saya lagi serius katanya.

Saya pernah koq punya PRT cantik. Sudah tahu kan PRT lama saya si Tikah itu kan lumayan cantik juga kan ?


Karena si Tikah cantik itu, sempat ibu-ibu tetangga, ibu-ibu teman sekolah Della dan Seno ( krn Tikah juga suka antar Della & Seno ke Sekolah) yang sempat tanya ke saya
"elo gak ketar-ketir tuh sama suami punya PRT cakep gitu ?"

Kenapa mesti ketar-ketir ? pertanyaan itu buat saya sebetulnya terasa sangat melecehkan, itu penghinaan buat suami saya,apa mereka nganggap suami saya semesum itu ?. tapi mau marah gimana mereka kan gak tahu siapa dan bagaimana suami saya, masa iya saya harus nerangin panjang lebar bahwa saya percaya 1000% suami saya gak akan macam-macam sama PRT.

Jadi pertanyaan itu saya anggap becandaan aja deh,saya jawab dengan pedenya dong, "saya lebih cakep dan lebih segalanya koq dari si Tikah, ngapain ketar-ketir. "

Lalu kata ibu-ibu itu kembali, lha kan banyak tuh cerita-cerita di luar, biar istrinya cakep tapi suka iseng sama PRTnya yang cakep.  Barulah saya sedikit emosi, saya katakan ke ibu2 itu "Suami gw gak sehina itu, gak sama dengan orang yg di luar itu" dan saya tak memperpanjang lagi urusan itu, tak memikirkannya dan juga tak terpengaruh dengan omongan itu. eh tapi saya sempat cerita ke suami soal ini dan mendapat jempol dari suami atas jawaban ini. Suami saya sepakat pertanyaan dan candaan macam ini pelecehan sekali, tp biarlah jangan sampai kami (saya dan suami ) terpengaruh dengan kecurigaan bernada negatif. Tak juga mencoba menghindari fitnah dengan cara memecat PRT cantik saya ini, wong cari PRT itu susah. Yang penting PRT nya kerja bagus, sama anak-anak dan saya cocok, saling menghargai.

Dan lumayan kan, buktinya si Tikah, hampir 6 tahun ikut dengan saya, dia sudah saya anggap seperti keluarga sendiri,alhamdulillah tak ada cerita tak terpuji dari si tikah maupun suami dan adik suami yg waktu itu masih nebeng di rumah.  Paling saya sedikit ribet suka banyak anak muda yang nongkrong di depan rumah nunggu si Tikah keluar, belum lagi ada bapak-bapak tetangga yang suka isengin, paling saya ya kasih tahu Tikah untuk hati-hati bersikap.

Cantik itu anugrah, setiap perempuan pasti pengen cantik, kalau PRT cantik itu cuma nasibnya aja yang gak secantik wajahnya,bersyukur dia meski dikaruniai wajah cantik masih mau jadi PRT dan gak memanfaatkan kecantikan wajahnya untuk cari pekerjaan tak halal.
 
Kalau mengikuti cerita PRT cantik yang jadi korban majikan iseng, saya kasian sebetulnya, sudah cantik, kerja berat sepanjang hari,gaji gak seberapa,dijudesin majikan perempuan yg curiga, di perkosa majikan pria, dihamili dan tak mau tanggung jawab, duuuh... koq ya teganya.

Ada juga cerita lain, terbukti PRT cantik tap genit, kerja sambil menggoda majikan, berharap dijadikan simpanan atau istri kedua, ah. itu mah PRT yang gak bener,layak di pecat.

Semoga aja PRT cantik berjilbab PRT nya teman saya ini bekerja dengan baik,majikannya juga baik saling menghormati dan menghargai, Insya Allah semua berjalan baik. Positif thinking sajalah..

Ibu-ibu di sini kalau punya PRT Cantik gimana ?

 





Sunday, December 25, 2011

Kimmi Nasibmu Kini

Dulu waktu belum punya, ngototnya minta ampun untuk punya meski ibunya sudah berkali-kali bilang ini cepet rusak, yakin gak kalau bisa bertahan lama. Kalau perlu kit abikin aja sendiri, dulu ibu juga mainan boneka dari kertas macam ini tapi bikin sendiri ( ini boong.. boneka kertas jaman dulu gak sebagus  boneka kimmi). Tapi Si keukeuh sumeukeuh Della tetep aja pengen beli. Maka ketika uang hasil salim lebaran dihitung dan Della bisa beli sendiri  bonek Kimmi & Friends berikut rumahnya, langsung semangat ngajak ibunya  ke Toy's City.

Jadi paket boneka kimmi ini  terdiri dari :
- Paket rumah boneka (11 keping)
- 1 boneka magnet Kimmi
- 3 lembar sticker dekoratif
- Perabotan Rumah
- Hiasan dekoratif

Della sendiri yang mau gunting, pasang dan lem semuanya, cukup dengan melihat contoh gambarnya, Ibunya cuma kasih tahu ini desain untuk benda apa dan saya biarkan Della untuk membayangkan bendanya. Seperti ada kompor fortable itu, Della kan belum pernah lihat, jadi agak bingung ini kertas untuk benda apa. Kemudian gambar lamu hias juga ribetnya minta ampun. Jadi ibunya kebagian bantuin yang susah-sudah dan  ngenceng2in lagi pake double tip.


Ngerjain bikin rumah boneka kimmi ini ternyata cape juga lho, tapi melihat ketekunan Della, saya salut juga. terus terang kalau disuruh ulang lagi memasangkan rumah boneka kimmi, saya mah gak mau.
Della pun bertahan menghabiskan waktu 3 jam lebih memasang rumah boneka seperti ini.
























Hari berganti, bulan berganti, namanya juga Della, bener dugaan ibunya, lama-lama bosen juga main boneka kimmi ini.
Kasian si kimmi, rumahnya hancur lebur begini..kasian si Kimmi :(



Thursday, December 22, 2011

Hari Ibu, Saya Tak Dapat Kartu

Seperti Mas Pri eh Cak Nono bilang di jurnalnya setiap hari adalah hari ibu dimana kita wajib mendoakan beliau setiap saat,tapi  minimal ada sehari saja beliau lebih diistimewakan. Buat saya biasanya hari istimewa buat ibu ya ultah ibu saya 22 Maret  atau hari ibu 22 desember ini.

Istimewanya bukan dengan cara mengirimkan bunga ( ibu saya lebih seneng dikirimin uang kali ..:-) bukan juga dengan mengirim sms ( ini pernah di coba dan malah ibu bilang tumben... saya jadi malu). Sama seperti Cak Nono, bertelpon dan mengucapkan selamat hari ibu via telpon yang akhirnya dilakukan untuk ibu saya.


Lalu bagaimana dengan anak-anak saya ? Rupanya hari ini mereka tak ingat kalau hari ini hari ibu,mereka lebih ingat hari ini pembagian rapot dan tergesa-gesa membangunkan saya supaya tidak telat dan ngantri lama di sekolah. Tak ada ucapan, tak ada kecupan, kartu ucapan, karangan bunga, atau kue tart khusus untuk ibunya di hari ibu. Seno tetap memnita ibunya membuatkan sarapan,Della maunya dikuncil rambut sama ibu..
Tak apa nak... hari ibu bukan berarti ibu bebas tak melakukan apapun untuk anak-anak.

Di Sekolah saya dan para ibu yang antri pembagian rapot cukup terharu dan senang saat anak saya yang sudah kelas 6 SD dan beberapa temannya bersalaman ke para ibu yang antri di depan kelas, mengucapkan selamat hari ibu. Sementara yang kelas 3 mah cuek saja secuek seperti biasanya, malah Mbak Khotimah yang sms saya ngucapin selamat hari ibu dan mendoakan supaya panjang umur dan banyak rejeki ( amin Mbak..) :-)

Tapi ternyata saya salah, malam ini saya  mendengar cerita Della, hari ini Della membela temannya Nanda yang nangis karena dikatain "anak pembantu" oleh teman lainnya, Della bilang "walaupun ibunya Nanda pembantu, Nanda teman baikku..."  (*nangis diam2 saya*).

Tak apa nak, ibu tidak dapat kartu buatan tanganmu, tak dapat kecuman dan ucapan selamat hari ibu dari Della, perbuatan Della hari ini hadiah terindah buat ibu di hari ibu ini.
Artinya Della sudah menanamkan apa yang selama ini seringkali ibunya ajarkan untuk tak membeda-bedakan teman,siapapun dia, apapun latar belakang dan agamanya.




Selamat Hari Ibu, Selamat Hari Kebangkitan Perempuan..



















Sunday, December 18, 2011

Indonesia Mengajar

Rating:
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Bentang Pustaka
Buku ini baru saya beli minggu lalu, meski sebetulnya saya pengen buku ini sewaktu saya membaca berita bedah buku/peluncuran buku ini diacara book fair lalu. Tak apa telat-telat juga bacanya. Sengaja saya beli buku ini meski saya sering mampir di tulisan2 pengajar muda di situs http://indonesiamengajar.org/ , karena saya ingin buku ini juga menginspirasi anak saya yang suka ikut baca ( meski tak semua ) dan minta diceritakan isi buku yang sedang saya baca.

Terus terang, sejak diluncurkannya program Indonesia Mengajar oleh Pak Anies, rasa kagum, salut dan bangga terhadap programnya juga para pengajar muda tak pernah lekang dalam diri saya, salut dan bangga masih banyak anak muda yang peduli dan terpanggil untuk berbakti pada negeri.

Membaca buku ini satu demi satu kisah-kisah yang dituturkan para pengajar muda mebuat saya tersenyum, haru,bangga dan kian salut kepada anak - anak muda yang mayoritas pintar dan berprestasi ( saya lihat dari biografi pengajar muda di halaman belakang buku ini) mampu menyiasati kendala berhadapan dengan anak-anak didiknya yang beragam sifat dan karakternya. Saya salut kepada Mbak Yunita Ekasari Bahrun, PM di Tulang Bawang Barat yang kesulitan mengajarkan perkalian untuk anak kelas 2 SD dan kemudian mampu membuat anak-anak itu justru semangat dan meminta terus pelajaran perkalian. Saya juga kagum kepada Mbak Sekar Arum PM Majene yang memberikan semangat kepada anak-anak untuk bisa bertemu dan dengan pembesar negeri Presiden dan Wapres RI yang tak pernah mereka temui dengan cara kompetisi menulis surat, hingga akhirnya salah seorang muridnya Satriana berkesempatan bertemu dan mewawancarai langsung Pak Budiono Wapres kita dalam satu kesempatan.

Para pengajar Muda, saya percaya mereka orang muda pilihan yang tangguh, ketulusan mereka terbukti juga pada cerita salah satu PM di buku ini, Mas Yuriza Primantara Sarjana Teknik ITB, PM di Tulang Bawang Barat yang mengalami pergolakan batin karena "hanya" ditugaskan sebagai guru olah raga oleh kepala sekolah tempatnya mengajar, namun berkat ketulusan dan prinsipnya " saya datang untuk menjadi pencerah bukan pesakitan" semua berakhir manis. Dan..masih banyak lagi kisah para PM yang mengharu biru, kocak,mencerahkan di buku ini.

Dibagian terakhir buku ini, saya melihat peta penempatan PM yang kebanyakan di pelosok,pinggir pantai dan ujung pulau di kepulauan Indonesia. Mereka saudara kita yang punya hak yang sama, mendapat pengajaran. Semoga buku ini makin banyak menyentuh orang muda yang peduli dengan pendidikan anak bangsa yang berada di sana. Keterlibatan dan kehadiran mereka di sana terbukti membuka cakrawala berpikir baru bagi anak-anak, guru-guru dan penduduk setempat.

Sekali lagi, salut, dan aprresiasi yang tinggi dari saya buat Pak Anies Baswedan dan para Pengajar Muda atas baktinya pada negeri. Cuma ada satu pertanyaan yang belum saya tahu jawabannya. Para PM di buku ini kenapa semuanya lulusan perguruan tinggi negeri ya, tidak adakah orang muda lulusan universitas swasta yang terpanggil dan lulus jadi PM ?

Tuesday, December 13, 2011

Tak Ada Lagi Tegur Sapa

Sudah hampir  tiga mingguan ini saya jadi penumpang setia angkot 09 jurusan Green Garden - Kreo, saya naik dari depan Mercu Buana sampai Kreo, karena saya nebeng motor teman saya sampai Mercu Buana.
Biasanya saya naik di Mercu sekitar jam 18.30-an.  Dan beberapa kali naik angkot saya beberapa kali juga bertemu dengan wajah-wajah yang kemarin saya temui di angkot yang sama. Bisa jadi karena mereka juga rutin sebagai penumpang setia 09.

Sambil menikmati perjalanan (yang selalu macet di perempatan Joglo) saya perhatikan penumpang-penumpang  mereka sepertinya sudah biasa menikmati kemacetan di angkot, menikmati sambil asik mendengarkan music dari Hp atau pemutar musik yang ada di dalam tasnya, terlihat kabel earphone menjuntai di telinga kiri kanannya. Sementara yang lain menikmati macet sambil memainkan keypad BB atau HPnya.  Asik sekali nampaknya dan tak peduli dengan macet dan gerah melanda. Sementara saya sudah blingsatan kegerahan dan kesel nunggu macetnya, biasa selap selip bersama si maung rupanya membuat saya tak tahan macet di dalam angkot.

Pengen juga rasanya seperti mereka yang menikmati lagu dr HP atau asik memainkan HP dan BB di angkot, tapi saya koq parno ya ngeluarin HP di angkot, padahal HP saya juga gak bagus-bagus amat, tak perlu kawatir kalau ada orang nakal tergiur HP saya, meskipun kalau hilang ya nyesek juga hehehe..
Belum lagi susahnya tangan saya bergerak lincah sentah sentuh layar HP dengans atu tangan, pasti tulisannya berantakan, beginilah nasib punya jempol gede tapi sok-sok-an pengen pake HP layar sentuh. Mau pakai 2 tangan seperti biasa, tangan kiri pegang HP dan tangan kanan sentuh layar untuk nulis ya pasti sempit, kasian penumpang di kiri kanan saya yang sudah dipaksa duduk 4-6 apalagi body saya ukuran satu setengah penumpang.. :-)

Bertemu dengan beberapa wajah yang familiar di angkot namun tanpa tegur sapa karena mereka asik sendiri dengan HP nya, membuat saya teringat masa-masa saya pasing jadi penumpang setia patas 89, Andalan atau AC 59 jurusan Blok M - Tj Priuk.
Di bus itu pada jam yang sama biasanya akan bertemu penumpang yang wajahnya sudah familiar. Karena seringnya bertemu jika kebetulan satu tempat duduk akhirnya kita jadi ngobrol, saling kenalan, minimal tanya turun di mana, kemudian berlanjut kantornya di mana, rumahnya di mana dan seterusnya, sepanjang perjalanan di isi dengan ngobrol ringan, kadang tukeran koran atau tabloid yang dibawa.
Saya jadi punya kenalan Mbak Endang yang suaminya kerja di gramedia, Mbak Tanti yang kerja di Ice Cream Diamond ancol, dan beberapa orang lagi yang sekarang saya lupa karena sudah tak berhubungan lagi. 

Tadi saya juga bawa Della ke dokter, di dokterpun begitu, orang tua, bahkan mungkin pasien menunggu antrian dokter sambil memainkan BBnya, tak ada lagi obrolan saling sapa, sakit apa anaknya dan seterusnya seperti dulu waktu saya bawa Seno atau Della ke dokter waktu mereka mash balita. Majalah usang di ruang tunggu dokter juga sudah tak laku lagi.

Jaman memang sudah berubah, teknlogi membuat kita tak ramah lagi, tak ada lagi tegur sapa ramah untuk orang yang terdekat dengan posisi kita di dunia nyata. Mayoritas asik beramah tamah dengan orang yang jauh dan tak tampak mata.








Saturday, December 10, 2011

Salah Data Lagi

Ini kejadian ke 2 soal verifikasi data kemaren. Ini bukan salah data atau salah siapa-siapa,tapi lagi-lagi salah duga jenis kelamin.

Ceritanya, modem smart ini selalu si babeh yang isi pulsanya, berhubung lemot dan si babeh gak mau pake lagi, jadilah si smart selalu saya bawa ke kantor, tau kan kalau di kantor saya fasilitas internetnya dudul banget, gak bisa buka sembarang web, cuma bisa gmail dan webnya kantor doang..payah !!

Ternyata ini pulsa si smart jumat kemarin sudah habis, saya isi pulsa, kemudian coba registrasi pengikuti petunjuk, yg pake 123* apalah itu, lupa ( dikasih tahu teman) tak berhasil juga, akhirnya ke customer carenya deh, mulai deh ditanya-tanya validasi data.
Di suruh nyebutin nomor dan tanggal lahir.
Berhubung saya inget ini modem yang beli si babe, saya sebut  tangga lahir si babeh, ternyata si mbaknya bilang," salah bu..data tanggal lahir tidak valid. "
 "oh salah ya, lupa saya  waktu registrasi pakai nama saya atau suami ya ?
"ini pakai nama suami ibu "
"ya kalau pakai nama suami saya, tanggal lahir suami saya ya itu tadi mbak 22 maret."
"tapi masih salah bu."

Tiba-tiba saya baru nyadar, mungkin waktu registrasi pakai ktp saya ya dan   si mbak menduga itu nama suami saya... doooh gegara nama Cholishoh Ahmad di ktp nih.

"Hmm.. ya udah deh mbak, kalo gitu tanggal lahir suami saya tgl 26 juni, bener gak mbak ?"
"Benar bu.." 





Friday, December 9, 2011

Menyamakan Yang Tidak Sama

Biasanya kalau kita telpon dan bicara dengan petugas layanan phone banking, atau layanan lainnya suka diminta verifikasi data dulu kan ya.  Begitu juga hari ini koq saya butuh telpon ke 2 layanan yang memerlukan verifikasi.
Yang pertama, telpon ke BNI, sebetulnya paling males telpon ke bank kalau gak sangat perlu. Ini saya  telpon juga karena ada e-mail tagihan credit card master BNI yang tidak bisa saya buka sama sekali karena saya memang tak punya kartu master BNI, saya sudah kirim email balik ke customercarenya, tetep aja customer care BNI gak care juga. Padahal tagihan ini terus muncul sampai 3 bulan berikutnya.

Takut kalau-kalau malah berbunga dan saya harus bayar, maka saya telpon ke BNI, dan seperti biasa dilakukan verifikasi data.

Mbak BNI : nomor kartu BNI master ibu berapa ?
Saya : Saya gak punya kartu BNI master Mbak, makanya saya bingung waktu dikirimi
tagihan" BNI master lewat e-mail.


Mbak BNI : Nomor kartu BNI yang lain berapa ?
Saya        : ada, BNI visa nomor, xxxx xxxx xxxx xxxx

Mbak BNI : atas nama ?
Saya : Saya sendiri ( nyebut nama asli lengkap )

Mbak BNI : tanggal lahir :
Saya :  26-06-xx

Mbak BNI : nama ibu kandung  ?
Saya :  xxx . xxxxx

Mbak BNI : maaf bu, nama ibu kandungnya beda
Saya : apaaaa ?? masa saya gak hafal nama ibu kandung saya.  xxx belakangnya nama bapak saya kan

Mbak BNI :  belum lengkap bu..
Saya : belum lengkap apanya, itu udah bener nama ibu saya

Mbak BNI : gelar nya belum ada
Saya : Ibu saya bukan sarjana, beliau gak punya gelar

Mbak BNI : gelar di depan Bu.
Saya : waah.. apa ya, gak ada ibu saya alhamdulillah masih hidup Mbak, belum alm.

Mbak BNI  : gelar ningrat mungkin ?
Saya : Ohhh.. ya ya... hehehe... tapi itu bukan gelar ningrat Mbak

Mbak BNI : ok benar.. ditunggu sebentar sekitar 2 menit saya cek dulu kartu master ibu ya, karena data di sini ibu memiliki 2 kartu Visa dan Master.
tuuuuttt...

Saya tunggu tak lama kemudian, si Mbak BNI kembali bicara

Mbak BNI : Ibu., kartu BNI Master Lotte Mart sudah kami kirim ke alamat rumah ibu dan sudah di terima oleh suami ibu tanggal sekian .
Saya : Wah.. saya gak terima, mungkin di keep sama suami saya, istrinya gak boleh ngutang terus Mbak, kalau gitu saya tutup saja lah Mbak, saya gak pernah ngajuin kartu itu koq, ke Lotte Mart aja saya belum pernah, di mana sih Mbak Lotte Mart ?

Mbak BNI : Lotte Mart itu ex Makro bu, ada di kelapa gading dan gandaria city, ibu tidak coba gunakan dulu kartunya, sayang lho bu.
Saya : Gak usah deh Mbak, wong saya juga gak tahu kelapa gading itu dimana, gandaria city itu di mana, saya jarang ke mana-mana Mbak .

Mbak BNI : ( mulai bete kayaknya ). , baik bu, saya akan lakukan proses penutupannya, sebelumnya kita samakan data lagi. alamat pendaftaran kartu di mana ?
Saya : Alamat rumah saya maksudnya ? kan itu kartu katanya sudah sampai di rumah saya, ya ke situ Mbak rumah saya.

Mbak BNI : alamatnya ?
Saya : Jl. Wijaya Kusuma  bla bla bla ..( heran mesti di sebutin aja)

Mbak BNI : Alamat Kantor ?
Saya : Jl Daan Mogot No. xxx

Mbak BNI : koq beda lagi ya bu
Saya : Lho... koq beda, kantor saya ya di sini, emang di data alamat kantor saya di mana , mungkin masih pakai alamat lama ya ? di PT. AI...

Mbak BNI :  Kurang tepat Bu.. PT Astra apa ?
Saya : iyalah saya lupa daftarnya dulu waktu saya masih kerja di Astra Internasional TSO atau waktu saya kerja di Astragraphia deh Mbak, antara dua itu, pilih salah satu

Mbak BNI  : Alamat Kantor ?
Saya : Kalau yang TSO Jl. Gaya Motor III, kalau yang AG di Gaya Motor Raya

Mbak BNI : Nomor ?
Saya : Lupa Mbak.. wong sudah 5 tahun ninggalin kantor itu, entah nomor 3 atau nomor 8

Mbak BNI : Lantai berapa ?
Saya : Ini yang di AI-TSO atau AG nih Mbak, kalau yang di AI-TSO gak pake lt, lt 1 aja, kalau yang di AG, Lt 7

Mbak BNI : Nama Gedung ?
Saya : Gedung d Amdi.

Mbak BNI : Amdi apa ?
Saya : Ya Amdi aja gitu Mbak, itu singkatan... jangan tanya singkatannya apa ya, saya sudah lupa beneran, bukan saya yang bangun gedung itu. (mulai bete dan emosi )

Mbak BNI : Ini tepatnya gedung Amdi A bu...( ngalah juga akhirnya )
Saya : Astaga Mbaaaak.. mesti tepat gitu ya.. cuma selisih satu huruf aja Mbak, saya lupa nyebutin A nya, di sana memang ada gedung AMDI A sampai AMDI D .  ya udah tutup aja Mbak ..tolong di proses segera deh Mbak

Mbak BNI : baik bu..di tunggu 2 menit saya sambungkan ke bagian pentutupan ya..
Saya : Hallo...hallo.. Mbak bentar, mau tanya dulu, nanti saya masih di  tanya-tanya verifikasi data kaya gini lagi gak ?

Mbak BNI : mohon di tunggu bu... tuuuutttttt ( nada tunggu). Dan tak lama kemudian...

Mbak BNI yang lain : Selamat siang dengan xxx ( lupa ), saya bagian penutupan kartu, mohon di tunggu ya bu untuk proses penutupannya..
Lega deh gak pake ditanya-tanya lagi ternyata...

Mbak BNI bag penutupan : terima kasih telah menunggu, kartu BNI Lotte mart ibu sudah kami tutup, prosesnya mohon ditunggu sampai 3 minggu ke depan, ada lagi yang bisa saya bantu ?

Saya : Gak ada Mbak...terima kasih ( lemesss.. sumpah gak pengen lagi nambah kartu BNI .)




Note : cerita verifikasi data yg ke 2 nanti aja di lanjut.. sdh ngantukkk