Thursday, October 27, 2011

Buah Dari Perbuatan Baik Yang Manis

Hari ini saya dapat cerita yang menurut saya sangat inspiratif.
Sebetulnya saya sudah meminta si pelaku untuk menuliskan cerita ini, namun teman saya tak mau menuliskannya, kawatri terlihat riya atau pamer dengan perbuatannya.
Baiklah.. atas ijin dari teman saya, saya menuliskannya di sini

Jadi ceritanya begini..
Sore rabu kemarin pas hujan itu, Sudirman kan macet tuh, teman saya pulang kerja, pengennya pulang cepet karena anaknya ultah, rumah teman saya itu dibilangan cibubur sana,biasa dia naik omprengan dr Sudirman.
Sambil nunggu omprengan berdua temannya, tiba-tiba di depannya taxi berhenti dan ada bule setengah tua tanya ke teman saya di mana gedung dharmala, karena dia ada meeting di sana jam 5 sore.
Teman saya nujukin, gedung dharmala ada di sebrang sana, mending kamu turun di sini dan nyebrang jembatan karena kalau muter pasti macet dan lama. Si Bule nurut, tapi waktu mau bayar taxi, tiba-tiba si bule kaget, dompetnya ketinggalan, mau balik lagi ke apartemennya sangat gak mungkin, si bule kelihatan bingung. Teman saya dan temannya saling lirik dan melihat argo di taxi 48 ribu, mau bayarin itu bule mereka berdua bingung, sama-sama beneran lagi bikek abis, karena gajian baru besok.

Akhirnya teman saya dan temannya itu sambil ngomong bahasa sunda berdua, mereka ngubek2 dan ngaduk2 dompet, patungan buat bayarin si bule itu. Si bule juga melihat kedua orang itu yang patungan buat bayarin dia, dan ketika dibayarkan si bule berkali-kali mmengucapkan thank you ...thank you.. sambil meminta kartu nama teman saya, dan janji pasti akan telpon.

Sepeninggal si bule, teman saya dan  temannya ngakak bareng dan terpaksa kembali ke kantor, cek teman yang masih ada di kantor untuk pinjam ongkos pulang. Selamatlah mereka berdua sampai di rumah masing-masing dengan uang pinjamannya.

(Sampai di sini saya terharu dan bangga dengan kebaikan  teman saya, I'm really proud of you deh Ceu !!. Dengan kondisi dia yang mepet gak punya uang tak mengurangi keinginannya berbuat baik pada orang lain.)

Lalu teman saya melanjutkan ceritanya, besoknya dia dapat email dari si bule itu begini 


"si bule ceritain kronologis pengalaman dia kemarin itu dan di tolong oleh kedua orng yg saya ceritakan di atas, bule itu bilang, ketika saya membalik kartu nama kamu, ada tulisan "The leaders who make a difference "  dan itulah kamu." gitu deh kira2 ( ketauan gw baca pake google translete).

Tak lama imel dari si Bule datang, si bule itu telpon ngajak makan teman saya, tapi berhubung mereka masih blm gajian, gak ada ongkos buat ke tempat makan yg si bule ajak, teman saya nolak , next time aja katanya.
Saya pikir, inilah buah kebaikan dari teman saya, mau ditraktir si bule meski dipending dulu.

Tapi rupanya masih ada buah kebaikan lainnya.
Jadi waktu anaknya teman saya mau ultah itu, teman saya bener2 lagi bokek, sementara anaknya minta kue ultah dengan gambar (edible ) smash.  Ragu2 dia mau pesan kue tapi gak ada uang buat bayar kue. Untung kita punya sohib yang baik, yang mau membuatkan kue dengan harga special  temen banget dan boleh di bayar kapan aja , meski teman saya janji habis gajian di bayar.  Akhirnya anaknya pun happy bersama teman-temannya menikmati kue ultahnya, tanpa tahu proses mamanya beli kue.

Ndilalah, tiba-tiba ada temen yang mau mbayari kue ultah anaknya, meski teman saya berkali-kali bilang jangan, bahkan sampai telpon2 dan nangis merasa sedih sampai ada  yang mbayari kuenya. Dia tidak mau dibayari, dia mau bayar sendiri.  Tapi yang mau bayari kue itu juga keukeuh tetap mau bayari sebagai hadiah ultah anaknya, bukan mau ngasih uang cuma-cuma emaknya.

Masalah bayar membayari  kue ini saya dapat sebelum teman saya menceritakan kisahsi bule ini ke saya. Maka setelah saya bilang ke teman saya, bahwa ini rejeki anak elo dan ini juga buah dari perbuatan baik elo kemaren, Allah mengirimkan balasan kebaikan elo lewat orang yang mau membayari kue anak elo. Masa elo nolak rejeki dari Allah... dan barulah dia mau menerima dibayari kuenya.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari cerita teman saya diatas  adalah untuk selalu berbuat baik dalam keadaan apapun, dengan siapapun tanpa memandang perbedaan SARA.



Peluk erat buat teman-teman saya yang baik dalam cerita ini : Penolong si bule, pembuat kue,yang mbayari kue, saya bangga jadi teman kalian.


Friday, October 7, 2011

Penipuan Lewat Telepon Menyerang Sekolah

Hari ini sekolahnya  anak saya di hebohkan oleh telepon dari orang yang tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan sekolah. Modusnya masih gaya lama, nelpon rumah atau HP korban dengan mengatakan ( atas nama sekolah) bahwa anaknya mengalami kecelakaan di sekolah, terjatuh, patah tulang, kepala bocor dan sebagainya, sekarang anak ada di rumah sakit dan butuh segera biaya untuk pengobatannya. Uangnya mohon segera di transfer ke rekening xxx dan seterusnya.

Tentu saja beberapa orang tua yang di hubungi penipu itu kalang kabut, ada yang telpon langsung ke sekolah tapi anehnya telpon sekolah yang 2 line itu terus menerus sibuk dan susah dihubungi, Bisa jadi kesibukan telpon disebabkan beberapa ortu yang di hubungi penipu sedang melakukan konfirmasi ke sekolah. Seperti yang diceritakan anak saya ada seorang ibu yang tergopoh-gopoh datang dengan linangan air mata dan kosmetik yg luntur karena air mata mencari anaknya di kelas, dan langsung memeluknya ketika melihat anaknya sehat wal afiat.

Untungnya saya tak termasuk orang yang ditelpon penipu itu, bisa jadi karena saya jarang mau angkat telepon yang tak ada di contact list HP saya, juga karena hari ini mood ditelpon dan menelpon saya sedang buruk sekali, mualeesss nya pooolll

Ada salah seorang teman sekelas anak saya yang hari ini sakit dan tak masuk sekolah, rupanya juga mendapat telpon si penipu ( yang mengaku dari sekolah ) dan mencari orang tua anak itu. Kebetulan yang angkat telpon anak itu sendiri, anak itu agak bingung dan takut waktu si penelpon berkata ini dari sekolah, mana orang tuanya, ini anaknya yang bernama V kecelakaan di sekolah dan sekarang di rumah sakit.  si V yang terima telpon makin bingung, dan berkata, kecelakaan ? lha saya V.. saya di rumah koq gak sekolah, telpon langsung di tutup.. penipu kecele, cari korban berikutnya mungkin triknya juga di ganti.

Pihak sekolah juga sudah melaporkan kejadian ini ke kepolisian untuk diteliti dan ditindak lanjuti dari mana atau siapa penelpon yang tak bertanggung jawab itu.

Untuk antisipasinya, di buku agenda anak-anak ditulisakan pesan dari sekolah agar orang tua jangan langsung percaya jika ada telepon yang mengatasnamakan sekolah, mohon cross check lagi dengan pihak sekolah.

Saya jadi ngahuleng dan berfikir, dari mana ya kira-kira mereka dapat data nomor telepon r para orang tua murid, dan kenapa sasarannya lebih banyak nomor telpon rumah ?
Ini baru dugaan saya, data itu di dapat dari bank, sudah bukan rahasia lagi kan kalau data nasabah bank itu diperjual belikan ?. Sasaran yang di telpon rumah, karena mayoritas ibu-ibu yang ada di rumah dan biasanya cepat panik.

Sejak 3 tahun belakangan ini sekolah anak saya memang menggunakan salah satu bank plat merah untuk pembayaran uang sekolahnya, tentu saja waktu membuat rekening dicantumkan nama, alamat dan nomor telpon rumah dan HP pemilik rekening ( orang tua). Pasalnya, selama lebih dari 6 tahun anak saya bersekolah di sekolah ini dan bayaran masih manual lewat kasir sekolah, tak pernah ada kejadian menghebohkan macam ini dan data tersimpan rapi.

Sungguh dilematis, penggunaan rekening bank memudahkan orang tua dan menguntungkan sekolah juga karena menyimpan uang dengan aman Sehingga terhindar dari pencurian ( seperti pernah terjadi ). Namun masalah data nasabah di bank ternyata juga membawa persoalan baru.

Semoga kejadian ini seperti ini tak terulang di sekolah lain dan kejadian ini bisa membuat kita orang tua semakin hati-hati dan tak mudah percaya dengan telepon sejenis.