Friday, August 19, 2011

Kak Herman Pramuka Sejati dari Tangerang

Buat Orang-orang sepantaran saya bahkan lebih tua dan pemuda yang sekarang sekolah dan tinggal atau bersekolah di wilayah Tangerang Kota,  sosok ini mungkin sudah tak asing lagi.


Namanya Herman, saya tak tahu nama lengkapnya siapa, sejak saya masih SMA saya sudah sering melihat sosok Herman  terlihat hadir di setiap acara yang berhubungan dengan kepramukaan atau upacara besar lengkap dengan pakaian seragam pramuka kebanggaannya, itu sebabnya Herman lebih terkenal dengan julukan Herman Pramuka.

Herman tidak gila atau terganggu pikirannya, Herman adalah sosok manusia biasa dengan sedikit kekurangan pada dirinya.
Dulu waktu saya SMA dan masih suka bertemu dengannya di setiap acara kepramukaan yang kebetulan juga saya hadiri. Herman datang dengan sepeda kesayangannya, ngobrol dengan siapa saja, tak jarang herman di olok-olok karena kekurangannya, ditanggap untuk sekedar bernyanyi dengan suara yang pelo-pelo. Lagu kesukaannya yang sering di nyanyikannya adalah lagu AYAH
Dimana akan kucari, aku menangis seorang diri
hatiku slalu ingin bertemu, untukmu aku bernyanyi
untuk ayah tercinta aku ingin bertemu walau hanya dalam mimpi

Selain lagu ayah, lagu lain yang juga sering dinyanyikannya adalah lagu IBU.yang dulu popular dinyanyikan Dina Mariana
Oh ibuku..hatiku piluuuuu.
( ngebayangin muka Herman jadi ngakak)
Seorang diri
Bila kuingat masa yang telah silam
Kudibesarkan oleh ibukuuuu di kampung halamanku...
dst ( saya lupa, males search di google hehe)

Dua nyanyian kesukaan Herman menjadi bukti kecintaan pada Ayah dan Ibunya, sebuah contoh baik dari seorang Herman buat kita semua.

Contoh baik lain yang mungkin tak dimiliki oleh kita yang hidup lebih dari kekurangan yang dimiliki Herman adalah sikap dan kepedulian sosialnya yang tinggi. Jika sepanjang jalan yang dilalui dengan sepedanya Herman melihat ada bendera kuning, Herman pasti mampir bertakziah tak peduli dikenal atau tidak olehnya orang yang meninggal itu.
Luar biasa...

Sudah lama saya tak melihat Herman sejak lulus SMA, namun setiap kali hari Pramuka tiba, dikepala saya selalu teringat sosok Herman Pramuka, masih hidupkan dia ?

Hari Pramuka 14 Agustus 2011 lalu, seorang teman saya berhasil mendapatkan foto Herman ( tentu saja masih dengan pakaian pramuka kebanggaannya) ikut hadir di lapangan upacara.
Herman terlihat jauh lebih tua dari terakhir yang saya lihat. ( ya iyaaaa laaah gw juga makin tua). Namun semangat dan jiwa pramuka sejati masih muncul dari sorot mata dan langkah tegapnya.


Sekarang, andai saya bertemu dengan Kak Herman, saya tak mungkin berani mengolok-olok atau menggodanya, tak ada yang pantas dari Kak Herman untuk di olok-olok. Kak Herman layak dijadikan contoh keteladanan seorang Pramuka Sejati.

Semoga Kak Herman senantiasa setia pada Dasa Darma Pramuka, senantiasa diberikan kesehatan dan Allah mengangkat derajatnya, memberkahi dan melindunginya dalam setiap langkahnya... Aamiin.




 
Foto punya Dayat Acho

Saturday, August 6, 2011

Pesulap Cilik Dadakan




Awalnya saya gak begitu perhatian dengan counter ini, entah kenapa malah Seno dan Della yang ngajak mampir lihat-lihat counter ini. Mungkin karena lain dari yang lain benda-beda yang di pajang di etaslasenya. Kebetulan juga penjualnya ramah cara memikat perhatian anak-anaknya.

Jadi si penjual mengeluarkan dadu, dari dua kotak, minta Seno meletakkan dadu di kotak itu dan mengingat nomornya, penjual akan menebaknya, beberapa kali dicoba si penjual bisa nebak dengan benar.
Permainan kartu juga begitu, tebak kartu mana yang diingat Seno dan Della, diaberhasil menebaknya.

Eh koq saya jadi penasaran, gimana triknya, inget2 lupa pernah baca buku sulap di gramedia, tapi koq lupa beneran. Sipenjual tentu saja akan memberitahukan rahasianya jika kita membeli dagangannya.

Tertarik dengan beberapa sulap mudah untuk anak-anak, akhirnya saya belikan Seno dan Della satu Magic Book setelah si penjual memperagakannya dan rasanya mudah untuk anak-anak.

Cara memainkannya, kita lihat foto dari no. 3-8.
Mula mula diperlihatkan bukunya (3), kemudian di buka lembarannya denggan cepat (4) kosong semua ya bukunya.
Sekarang tolong dibantu ya..prok..prok..prok.. buka lagi bukunya (6) horeee bukunya sekarang sudah tidak kosong, ada gambarnya...
Gambarnya mau Della kasih warna ya, tolong dibantu ya..prok..prok..prok..(7).
Dan..taraaa... sekarang gambarnya sudah berwarna...(8)
Della sudah bisa 1 sulap. Rahasianya ??? ada di gambar (9).

Sulap berikutnya...ah ini rada susah nih, ini mah si bapa yang kepengen alat sulap ini. Saya bilang ke Bapa Seno, perasaan puluhan tahun lalu kita ( saya dan Bapa Seno waktu pacaran) pernah beli alat ini deh... ternyata iya lho, diam-diam ternyata si babe emang suka permainan sulap begini, ketahuan deh minat anaknya turun dari siapa.

Untuk permainan ke 2 ini, Della masih terus belajar sama Bapaknya, beberapa kali diterangkan cara memainkannya, Della masih gak mudeng..
Ya sudah lah, lingkaran alat sulapnya di jadiin bandul kalung aja..

Next time Della dan Seno pengen beli alat sulap lainnya,lumayan katanya buat jadi pesulap cilik di depan teman-temannya.

Oh ya, si pedagang juga nitip kartu nama ke saya, kalau-kalau ada yang mau minta ditampilkan pertunjukan sulapnya di acara ultah anak atau lainnya.