Wednesday, June 29, 2011

Dhani, Mimpi Di Siang Bolong

Suatu hari saat saya sedang libur dan ada di rumah, anak lak-laki ABG kira2 SMP sekolahnya nyelonong masuk ke dalam rumah, diambilnya setoples kue kering dan langsung di bawanya ke luar rumah, asik menikmati kue kering colongan di atas tumpukan pasir.
Tentu saja saya teriak, "haiii !!! siapa kamu, enak bener nyelonong masuk rumah ngambil makanan orang tanpa permisi !!"
Tapi dia cuma tertawa-tawa.. dan saya makin bingung.

Hari lain, kembali dia nyelonong masuk rumah saya yang kebetulan pintunya terbuka, kali ini anak itu langsung buka kulkas dan membawa lari botol coca cola besar dan meminumnya tanpa perasaan berdosa.
Saya bener-bener marah, dan langsung melaporkan kelakuan anak itu ke Pak RT.

Di rumah pak RT saya lihat bu RT sedang menyapu beling-beling yang berserakan di rumahnya. Ketika saya melaporkan kelakuan anak nakal itu, Bu RT juga malah curhat, beling-beling ini juga kelakuan anak itu. Bu RT sama bingungnya entah anak siapa dia.

Berdua Bu RT, naik motor honda repsol warna orange merah akhirnya saya berkeliling mencari rumah anak itu. Dari petunjuk orang-orang yang mengenal anak itu, kami pun masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana di ujung kompleks. Rumahnya sejuk karena banyak pohon, anehnya pohon di rumah itu semua berjenis daun mangkokan dengan berbagai warna. Saya sangat tertarik dan mengagumi pohon-pohon itu sambil mengetuk pintu.

Tak lama kemudian keluarlah ibu pemilik rumah dan menanyakan maksud kedatangan kami.
Saya dan Bu RT memperkenalkan diri dan menanyakan apakah benar ini rumah anak yang nakalnya luar biasa yang sudah membuat ulah di lingkungan kami ?
Ibu itu wajahnya langsung berubah, tanpa pamit, dia langsung memanggil ke luar suaminya.

Sambil mengamati sekeliling dalam rumahnya sambil berdiri, karena saya hanya melihat satu bangku plastik seperti di tukang bakso di dalam rumah itu, itupun sudah di duduki ibu si empunya rumah.
Nampaknya pemilik rumah ini adalah pengrajin kaki dan tangan palsu, ada beberapa tangan dan kaki palsu yang sudah jadi.
Saya tanya ke si ibu yang asik mengutak atik hp, apakah ini kaki dan tangan palsu buatan sendiri ?
Ibu itu acuh tak acuh menjawab, "gak tau.. itu suami saya yang buat."
Ibu pasarkan di mana ?
Ibu itu tak menjawab, tak lama kemudian suaminya keluar dan tetap sambil berdiri suami ibu itu meminta maaf kelakuan anaknya. diberitahunya bahwa anaknya bernama Dhani ( pake H).

Bapaknya Dhani pun bercerita penyebab kelakuan Dhani yang seperti itu terjadi sejak Dhani tersambar petir namun selamat, efeknya telinga Dhani agak tuli dan kelakuannya sudah di kontrol. Apalagi bapaknya cuma pengrajin kecil, sementara ibunya ibu rumah tangga yang kurang memperhatikan anak dan keluarga, ibunya lebih asik main hp dan keluyuran.
Dhani punya 2 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan, Dhani anak ke 3.

Ketika sedang asik saya dan Bu RT ngobrol dengan Bapaknya Dhani, Dhani dan 2 kakaknya pulang dari sekolah, Dhani kaget melihat saya dan bu RT ada di rumahnya. Dhani langsung mau kabur, namun kedua kakak lelakinya cekatan dan langsung menangkapnya.

Saya dan Bu RT mau coba bantu untuk penyembuhan penyakit Dhani dengan memberikan informasi ke mana Dhani harus di bawa. Bapaknya Dhani bilang, dia sudah ikut satu perkumpulan penyembuhan penyakit ini, bahkan bapaknya Dhani kemudian memutar film yang bercerita tentang anak-anak yang kondisinya seperti Dhani.  Dhani pernah dibawa ke perkumpulan itu, namun Dhani berontak dan kabur. Akhirnya semua menyerah, Dhani dibiarkan dengan kondisinya seperti itu, dan begitulah, hari demi hari akan ada orang-orang seperti saya dan Bu RT yang datang komplen ke rumahnya.

Saya tidak bisa bantu banyak akhirnya, saya cuma berharap Dhani bisa berubah dan tak merugikan orang lain, atau tidak ditangkap polisi dan dan jadi korban kebrutalan orang yang kesal dengan kelakuannya.
Rupanya bapaknya sudah pasrah, sementara ibunya tetap cuek dan dengan santainya bilang, "gebukin aja sekalian.."  katanya sambil tetap main HP, kali ini sambil tiduran di bangku kayu di bawah pohon.

Saya dan Bu RT permisi dari rumah itu dengan trenyuh... dan kemudian saya terbangun karena tiba-tiba Della "teriak ibuuuuu...game Jojo Fashionnya error, gak bisa jalan..!

Mimpi di siang bolong yang terasa nyata, entah apa maknanya...

jangan-jangan peringatan buat ibu-ibu eh saya deng yang keseringan maenin HP :-)


Wednesday, June 22, 2011

Pengendara Motor Cilik

Mudahnya ( bukan murahnya ) membeli motor dan beragam jenis motor saat ini membuat semakin banyak pengendara cilik yang bersliweran di jalan raya terutama di komplek perumahan atau di seputaran jalan perkampungan.

Pengendara cilik dalam hal ini kira-kira anak seusia SMP ke bawah, sering kali terlihat mengendarai motornya tidak dengan perhitungan yang matang,ngebut dan serobot seenaknya, belok tanpa perhitungan, masih mending kalau pakai helm, ini kebanyakan tidak  pakai helm, itu sebabnya saya dan suami biasanya malah mengalah jika ada pengendara cilik yang melintas mendahului kami atau juga berhati-hati jika di depan kami ada pengendara motor cilik.

Seperti yang terjadi pagi tadi di kawasan lampu merah setelah kuburan Joglo, diantara kerumunan motor yang macet menunggu lampu lalu lintas berwarna hijau, saya lihat seorang anak kecil kira-kira sebesar Seno, malah mungkin lebih kecil lagi karana kakinya belum sempurna menyentuh aspal jika duduk di atas jok motor ( Seno mah udah nyentuk aspal), meliuk-liuk mencari celah yang dapat di lalui motor scoopy putihnya.
Dan hebatnya lagi... diantara sekian banyak pengendara motor dewasa, hanya pengendara motor cilik itu yang berbeda, selain cilik juga satu-satunya pengendara motor yang tidak memakai helm.


Ketika anak itu tepat di samping saya, saya sempat berkata " woi !! helmnya mana, belom punya SIM udah ke jalan raya, ditangkep polisi lu !!"
Dasar bocah, anak itu cuma menjulurkan lidah ke arah saya ..
Saya berharap ada polisi yang biasa berdiri di lampu merah menangkapnya, ternyata nasib baik buat pengendara cilik itu, tak ada polisi dan diapun lolos dari lampu merah, langsung ngebuuuut. meliuk-liuk lagi bahkan nyaris membuat satu motor nge-rem mendadak, dan berbelok tanpa sen masuk ke sebuah apartemen di samping superindo.

---
Bagi saya pribadi, yang punya anak laki-laki seusia pengendara cilik tadi, tak akan pernah mengijinkan anak saya untuk belajar mengendarai motor jika belum SMA meskipun Seno setiap kali melihat ada motor honda repsol warna orange ala Stoner di pameran-pameran selalu di dekatinya, saya tetap pada pendirian, gak akan pernah kasih Seno naik motor sampai waktunya tiba.

Saya gak punya nyali seperti Mbak Shanti yang mengijinkan anaknya Iyog  yang seusia Seno balapan motor cross ( eh bener gak Mbak namanya motor cross ? ) meskipun saya  sebetulnya pengen deh liat Seno seperti Iyog .
Masih terbayang juga di mata saya kesedihan seorang bapak teman kantor saya kira-kira 9 tahun lalu yang kehilangan laki-laki satu-satunya yang masih SMP di jalur maut Jl. Saidi Raya.
Di keluarga sepupu suami saya di Semarang, dua anak remaja bersaudara mati muda di jalan raya ketika berbarengan berangkat ke sekolahnya.

Celaka memang bisa terjadi di mana saja, pengendara maupun pembonceng motor, namun saya memilih menghindarinya dengan cara tak memberikan ijin pada anak untuk menjadi pengendara motor cilik.

Semoga para orang tua mengerti tentang resiko kecelakaan lalu lintas terhadap anaknya yang masih kecil dan belum memilik SIM.









 


 





Tuesday, June 21, 2011

Beli Sepeda Hasil Keringat Sendiri (2)

Lanjut ceritanya dari cerita yang ini ya....
 
Ibu : Jadi ceritanya,  begini, dulu ibu baru bisa naik sepeda itu kelas 3 SD

Della : yaaaaa cemeeeen kelas 3 SD baru bisa naek sepeda .

Ibu : biarin, yang penting bisa naek sepeda hehehe..  ibu terusin ya.

Itu ibu belajar naek sepeda aja ibu pinjem lho sepedanya teman namanya Esi dan Doni atau Endon. sepeda mini yang ada senderannya di belakang, jadi waktu belajar naik sepeda, senderannya itu masih dipegangi Doni dan ibu pelan-pelan gowesnya,muter-muter di lapangan sekolahan, karena nenek dulu tinggal di rumah sekolahan yang mestinya rumah kepala sekolah.

Lama-lama akhirnya ibu bisa naik sepeda, dan ibu pengeeeen sekali punya sepeda, tapi ibu  takut minta beliin sepeda ke nenek, karena ibu tahu nenek gak punya uang banyak. Tapi karena ibu pengen sekali punya sepeda, ibu beranikan deh minta beliin sepeda ke nenek.
Sama seperti kamu kalau minta ke ibu, waktu ibu minta beliin sepeda, nenek juga gak langsung beliin, nenek malah nyuruh ibu cari duit sendiri buat beli sepeda.
Caranya gimana yaa.. ibu bingung, ibu nanya ke nenek caranya gimana supaya dapat duit, anak kelas 4 SD mana bisa cari duit.

Nenek akhirnya nyaranin ibu jualan makanan dan di titip di kantin ibu Suryati ( salah seorang guru yang suaminya buka kantin dan jualan soto di SDN Duri 03 Pagi Jakarta Barat ).
Ibu masih bingung, jualan makanan apa buu.. kan Icho gak bisa bikin makanan ? masak aja gak bisa... tanya ibu ke nenek.

Trus nenek saranin ibu jualan lontong, Modal pertamanya di kasih pinjam nenek, ibu lupa berapa modalnya waktu itu. Ibu yang harus ke pasar belanja beli daun pisang, beras, oncom, kentang, bihun dan bumbu-bumbu lain yang sudah di tuliskan nenek. Nanti nenek yang masak lontongnya, ibu yang bungkus2 lontongnya malem2 habis belajar,, nenek yang kukus pagi2 dan bikin sambelnya, masak bihunnya dan ibu bungkus bihunnya sebelum berangkat sekolah.
Karena kantinnya dekat dengan rumah tinggal nenek, cuma 20 langkah dari rumah nenek, jadi ibu sendiri yang bawa lontong dan bihun ke kantin bu Suryati.
Siangnya pulang sekolah ibu ambil hasil jualannya, terus habis makan siang ibu ke pasar pos duri belanja keperluan untuk bikin lontong dan bihun besoknya. Begitu terus dari Senin - Sabtu ibu titip jualan lontong di kantin.

Harga lontongnya memang gak mahal, ibu lupa, kalau gak salah 25 rupiah, bihunnya sedikit lebih mahal, ibu lupa harganya. tapi yang pasti butuh waktu lama ngumpulin duit buat beli sepeda dari hasil jualan lontong, 4 bulan  jualan lontong uangnya masih belum cukup, kalau gak salah harga sepeda waktu itu masih di bawah 100 ribu., masih murah sekali.
Lama-lama jualan lontong ibu cape juga harus bangun pagi bungkusin bihun, terus malem bungkusin lontong, eh siangnya ke pasar, lama-lama ibu putus asa juga, ibu bilang ke nenek.
" Bu.. uang Icho belom cukup buat beli sepeda, tabungannya baru 40 ribuan, tapi Icho udah bosen jualan lontong bu, cape..."

Akhirnya nenek kasihan juga liat ibu, uang tabungan ibu ditambahin sama nenek. Dan pas hari libur nenek ngajak ibu ke daerah mana ibu lupa, kata nenek namanya asem reges, di situ ibu disuruh milih sepeda yang mana, ibu inget sepeda yang ibu pilih warnanya merah, ada boncengan dan keranjangnya di depan, mirip seperti yang Della pengen beli.


                       (*Kalo sepeda ini masih bagus, ya model ini sepeda saya dulu *)

Nenek bayar langsung sepedanya, trus sepeda di bawa pulang ibu dan nenek naik bajaj, di taroh di atas atap bajaj tapi di taliin kenceng, dan ibu pegang kenceeeeng talinya supaya gak jatuh.

Sampe rumah, ibu seneeeeeng sekali, akhirnya ibu punya sepeda juga, lebih senengnya lagi ibu beli sepeda pake uang ibu sendiri ( meski di tambahin uang nenek, tapi kan nenek ngasih ke ibu lhoo..).
Wak Ami, Wak Oma gak boleh ada yang pakai sepeda ibu, kalau mau pakai harus ijin ibu.
tapi ibu sayang sekali sama sepeda itu, ibu suka gak kasih kalau Wak Oma mau pinjem hihihi..

Seno : Trus sepedanya masih ada di rumah nenek gak sekarang ?

Ibu : Sudah gak ada, terkahir sepeda itu waktu ibu SMP di Tangerang sudah ibu kasihkan ke sodara ibu. Ibu bosen naik sepeda, ibu minta beliin motor hahahaha...

Della & Seno : terus ibu di beliin motor sama nenek ?

Ibu : Enggak laaah... ibu pinjem motor temen lagi buat belajar naek motor, kapan-kapan ibu ceritain ya !!

                                                          2 anak penjual lontong itu....
                  

 






 

Beli Sepeda Hasil Keringat Sendiri (1)

Lagi-lagi ini jurus ngeles ibunya Della yang masih tahan iman dan godaan mendengar rengekan anaknya yang meminta dibelikan sepeda warna pink dengan keranjang di depannya seperti yang sudah di idamkannya beberapa waktu lalu. Dan saya tidak memberikan janji, nanti ya kalau ibu gajian atau kalau ibu dapat uang ibu beliin, karena sudah pasti di tagih  terus sama Della, saya cuma bilang ke Della, sabar aja ya De, suatu saat Ade akan punya sepeda warna pink dengan keranjang di depannya, minta aja terus sama Tuhan supaya Tuhan kasih rejeki ibu khusus buat beli sepeda Ade.

Tadi malam, rupaya ingatannya akan sepeda pink kembali lagi, ini gara-gara saya baca koran di kamarnya sambil menemani Della yang akan tidur, eh di halaman belakang koran yang saya baca ada iklan gowes bareng di kompas yang akan di laksanakan hari minggu tanggal 26 Juni besok. halaaah.. dasar si Ade latah, langsung deh inget sepeda idamannya.


Dela : Ibuuuu... Udah di kasih rejeki sama Tuhan buat beli sepeda Ade belom ?
Ibu : Belum de... Tuhan kasih rejeki ibu buat belil buku pelajaran baru dan baju seragam Ade yang udah kekecilan bulan ini.
Della : Yaah, kapan dong Tuhan ngasih rejekinya ?
Ibu  : Minta terus sama Tuhan De.. atau Ade berusaha sendiri nabung kek, cari uang kek.. supaya bisa beli sepeda sendiri, ibu dulu juga gitu beli sepeda hasil cari uang sendiri koq. itu waktu Ibu masih SD lho De...
Della & Seno serentak : Booong, masa SD ibu udah kerja ??
Ibu : Ya ibu gak kerja di kantor, tapi ibu jualan, nah hasil jualannya itu ibu bisa beli sepeda
Seno : Jualan apa ? sepeda kan mahal, anak SD mana bisa jualan yang mahal-mahal, ibu bohong yaaa...
Ibu : Ibu gak bohong tanya aja nenek kamu, dan jualannya juga gak mahal.
Della : Ibu jualan apa ?
Ibu : Nanti ibu ceritain ya.....


Bersambung,
Ibu Della & Seno kejar setoran kerjaan dulu...

Thursday, June 16, 2011

Ini Dia Pahlawan Ade !!

Kejadian langka, si babeh tersipu malu ( mungkin bercampur haru dan bangga ) di pagi hari ini.
Della sedang sarapan pagi, sementara bapaknya mandi dan kemudian keluar dari kamarnya sudah dalam keadaan rapi siap berangkat kerja.
Spontan Della teriak "  Waaah.. ganteng bener, ini dia pahlawan ade !!"


Sontak semua yang denger ( saya, bude, Mbak Imah termasuk si babe tertawa).
Sebuah ciuman mendarat di pipi mungilnya dari si babeh yang meskipun diam aja tapi saya yakin seneng tuuuuuh di puji anaknya ganteng dan dianggap pahlawan.. cieeeeh...

eh gak ada nada sirik gw kan ??


Tuesday, June 14, 2011

Bapak Lu Juga Hebat !!!

Terharu deh saya di kamar barusan denger percakapan Seno dengan temannya Dodi yang lagi bicara masalah game dan komputer.
kemaren2 kan temennya Seno tahu ada beberapa game yang gak jalan di komputernya Seno. Kemudian setelah di bantu teknisinya Kang Dwi, akhirnya beberapa game bisa jalan lagi, dan bisa dinikmati anak2 untuk bermain.
percakapan yang saya dengar dari kamar begini : 

Dodi : Sen, ini komputer elu kemaren masih belom bisa game ini
Seno : Iya hari minggu di benerin sama temen bapak gw sekarang udah bisa
Dodi : trus ini cheatnya dapetnya dari mana sih Sen?
Seno : Bapak gua yang cari lah
Dodi : Bapak lu bisa benerin komputer juga Sen ?
Seno : Bisa juga sih kalo kumputer yang lama, kalau yang baru ini bapak gw gak bisa
Dodi : Hebat ya Sen, bapak elu, bapak gua mah gak bisa apa-apa Sen, gak hebat
Seno : Aaaah.. engga, bapak elu juga hebat Dod, buktinya kalau sepeda gw rusak, motor bapak gw rusak selalu yang benerin bapak elu, bapak gw gak bisa, hebat kan bapak elu Dod..




Ya ampuuun, saya yang denger jawaban Seno jadi terharu beneran dengan jawaban yang di kasih Seno ke temennya,
Saya gak tahu  itu jawaban spontan Seno karena melihat bapaknya selalu bawa sepeda atau motornya yang ngadat ke bengkel motor bapaknya Dodi jadi dia bisa bilang gitu, atau karena Seno juga mau membesarkan hati Dodi dan meyakinkan bahwa bapaknya juga hebat. semua bapak pasti hebat di mata anaknya.
entahlah....

Yang pasti saya berharap, semoga apapun niat dari jawaban yang diberikan Seno, itu keluar dari hatinya yang tulus, yang tak memandang berbeda orang dari pekerjaannya, yang menghargai apapun pekerjaan itu yang penting halal, dan semoga memang harapan Seno dengan jawaban itu supaya setiap anak mengharga bapaknya apapun itu profesinya... dia tetap Bapakmu yang hebat, bapak nomor satu di dunia.

Saturday, June 11, 2011

Tanda Cinta Buat Guru

Sebetulnya buat para guru,hadiah yang paling indah dan berharga adalah ketika anak didik atau siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan dengan baik dan berhasil menjadi anak yang berguna kelak. Kalimat itu saya dapatkan ketika saya bertemu kembali di dunia maya dengan guru SMP saya Pak Sonny. Dan ternyata kalimat itu juga di sebutkan oleh gurunya Seno ketika saya memberikan titipan bingkisan dari Seno untuknya sebagai tanda kasih dan ucapan terima kasih Seno atas bimbingan dan pengajarannya kepada Seno selama di kelas 5.

Tahun-tahun sebelumnya, sebetulnya ada larangan untuk memberikan hadiah/bingkisan kepada guru di akhir tahun pelajaran,namun banyak yang diam-diam tetap memberikannya.
Tahun-tahun sebelumnya, saya yang paling males dan bingung mencari bingkisan untuk para guru, selalu mengambil jalan singkat, menyisipkan amplop ketika mengambil rapot anak. Selain tidak terlihat, juga lebih praktis dan gak bingung untuk memilihkan jenis benda yang akan diberikan.

Tahun ini, jauh-jauh hari sebelum UAS, Seno sudah pesan-pesan ke ibunya begini
"Bu..  ibu kasih apa keq gitu ke Pak Guru ( seno menyebut nama gurunya), Seno sayang sama pak guru, karena pak guru baik sama Seno bu."

"Oh ya..baiknya gimana Sen ?"

"Dia gak marah kalalu Seno tanya karena Seno gak ngerti, gak suka marah-marah juga sama anak-anak"

"Ya memang tugas guru begitu, kalau muridnya gak ngerti mesti di terangin sampe ngerti"
"Tapi pak guru kelas 4 gak gitu bu, kalau Seno gak ngerti trus Seno nanya ke Pak Guru, pak guru minta Seno tanya ke temen yang ngerti"

"oh... baru tau ibu..koq gitu, pdhal gak boleh gitu jadi guru"

"Trus pak guru sekarang, kalau Seno seseknya kambuh, dia pasti elus-elus punggung Seno, trus tanya-tanya Seno bawa obat gak, trus Seno boleh gak nulis, boleh pulang atau boleh istirahat di UKS"

"hmm..gitu ya, jadi kamu mau kasih apa ke pak guru ?"

"Sepatu aja deh bu, Seno lihat sepatunya pak guru udah jelek bu..gak ganti-ganti"

"ya udah kamu cari tahu pak guru pakai sepatu nomor berapa dan lihat modelnya seperti apa yang biasa di pakai, nanti kita cari"

Ternyata sampai selesai UAS, Seno belum berhasil mencari tahu nomor sepatu pak guru, jadi bingkisan untuk Pak Guru diganti dengan yang lain, yang kata Seno juga terlihat perlu.

Pak Guru yang satu ini memang sudah agak sepuh, sepengalaman saya bertemu Pak Guru setiap kali mengambil rapot semersteran atau rapot bayangan, saya selalu merasa nyaman berbincang dengan Pak Guru ini. 
Kalimat pertama ketika saya dan Seno bersalaman dengannya pada saat ngambil rapot adalah " Sehat Seno ??.... " dan kalimat terakhir ketika kami berpamitan adalah "jaga kesehatan ya Seno.."

Sekali lagi ini tentang apresiasi, perhatian kecil dari seorang guru pada muridnya yang menurut saya sangat menyentuh. Tapi justru dari hal-hal kecil seperti ini anak merasa di perhatikan,begitu juga orang tua (saya ), merasa anak saya diperhatikan dan di berik kasih sayang layanknya wakil orang tua di sekolah. Jadi saya juga merasa nyaman dan aman menitipkan anak pada pak guru.

Berkenaan dengan sikap pak guru yang demikian juga saya pikir yang mempengaruhi nilai yang diperoleh Seno selama di kelas 5 ini.
Mulai dari semester 1 saya lihat nilai Seno ada kemajuan yang cukup baik dibanding di kelas 4. Semester 2 di kelas 5 juga nilalinya lebih meningkat dari semester 1. Selama kelas 5 saya juga tak pernah mendapat panggilan ke sekolah berkenaan dengan prestasi atau ulahnya Seno, waktu kelas 4, 3x saya harus menghadap wali kelasnya Seno.

Tak perlu berlama-lama saya bercakap-cakap dengan pak guru ketika berbincang tentang nilai dengan pak guru tadi, dan tak ada catatan khusus juga di rapotnya Seno. Perbincangan cukup lama hanya ketika deal kenaikan  uang sekolah.

Dan sebagai tanda cinta dari saya buat pak guru, saya rayu pak guru selama kurang lebih 10 menit untuk kenaikan uang sekolah  10% saja kenaikannya.
Terima kasih Pak guru...
Selamat jadi senior ya Mas Seno !!



Wednesday, June 8, 2011

Apresiasi Itu Penting

Sore tadi setengah jam lebih jam kerja kami ( seluruh karyawan Head Office ) kantor saya diminta untuk kumpul di lt 4, di sebelah ruang BOD untuk sebuah acara yang belum jelas benar acara apa, judulnya katanya ada makanan gratis.
Namanya juga jam segitu, di tengah rasa kantuk dan sedikit lapar melanda, berbondong-bondonglah kami ke lt. 4.

Tunggu punya tunggu, masih bingung acara apa, sampai kemudian MC dadakan mengumumkan bahwa akan ada apresiasi kepada pemenang lomba kontes Service Advisor, Mekanik dan Partsman tingkat dealer nasional yang kali ini di menangkan oleh kantor saya.
Saya clingak clinguk mencari mana pemenangnya, tapi belum terlihat.

Tak lama kemudian... muncullah 3 orang pemenang itu sambil membawa piala dan papan simbol hadiah kemenangan menuju ruangan kerja yang di sulap jadi tempat berkumpul. Kemunculan mereka langsung di sambut tepuk tangan meriah karyawan lain. Terlihat rona terkejut dari wajah ketiganya, tak menyangka mendapat sambutan yang begitu meriah. Karena sebelumnya mereka hanya di panggil ke ruang BOD dan tak tahu ada acara dadakan ini (seperti yang diungkapkan salah seorang pemenang kontes).


Kontes macam ini sebetulnya rutin di ikuti oleh kantor saya, namun sudah sekian lama , kurang lebih 15  tahun, baru kali ini ketiga elemen dari bengkel ( SA, Mekanik,Partsman ) serempak menjadi juara pertama, biasanya hanya salah satu atau bahkan tidak memenangi kontes macam ini. Kemenangan ini menjadi sebuah prestasi yang patut di apresiasi berkat kerja sama yg baik dan kerja keras.

Ibu Owner yang selalu ceria menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus atas kerja keras mereka, dan sangat menghargainya juga kerja keras para instruktur dan pembimbing yang selama 4 bulan belakangan ini menggembleng mereka menjelang kontes.

Pemenang kontes juga tak lupa mengucapkan terima kasih atas apresiasi pihak manajemen atas kerja keras mereka, kepada rekan-rekan yang sudah meluangkan waktunya memberi selamat,kepada staf psikolog yang membantu menguatkan mental selama 3 jam untuk setiap peserta menjelang kontes.
 
-- Apresiasi memang penting di berikan kepada siapapun atas prestasi yang sudah di hasilkan, atas kebaikan yang sudah di berikan, atas apapun hal baik yang diberikan patut diberikan apresiasi.
Bukan cuma orang dewasa yanh butuh apresiasi, anak-anakpun juga butuh apresiasi, butuh pujian untuk pengembangan diri, pertumbuhan jiwa dan kepribadiannya.

Sayapun begitu, seringkali butuh apresiasi berupa komentar atas tulisan yang sudah saya posting hehehe.



Monday, June 6, 2011

10 Tahun Lagi


Waktu kamis lalu ke rumah Ceu Ami kakak saya, saya sempat iseng foto salah satu anaknya Ceu Ami, namanya Vina.

Dan barusan waktu edit-edit fotonya,trus lihat ada foto Della, saya coba sandingkan, koq mirip ya,hehehe namanya juga saudara. Jadi membayangkan, kira-kira begini lah Della 10 tahun yang akan datang.


Dan hasil test dari sini , kalo ibunya Della 20 tahun lagi, seperti ini kira-kira





Kucing & Asma

Seno pernah tanya, ibu dulu punya kucing ga ?
Saya jawab pernah punya, lucu sekali, nama kucingnya Pusinah, saking lucunya itu kucing, pernah saya foto dan saya perbesar dan di jadikan hiasan dinding di rumah Tangerang.
Seno juga tanya berapa lama ibu piara si pusinah itu ?
Sampai pusinah mati, kira2 5-6 tahun selalu bersama karena wa omah rajin bersihin kucing itu, ibu Seno sendiri gak terlalu suka dengan kucing.

Saya tahu, Seno sebetulnya juga senang sekali sama kucing, sejak Seno kecil setiap kali melihat kucing, selalu di kejar-kejar dan diajak becanda, meski kemudian saya selalu menjauhkan Seno dari kucing karena kawatir asmanya kambuh karena berdekatan dengan kucing, dan jika ada kucing berusaha dekat-dekat atau masuk rumah saya, dipastikan langsung di usir saya atau si babeh.

Beberapa hari lalu sampai kemarin malam Seno minta ijin buat pelihara kucing. Minta ibunya beli kucing waktu sabtu lalu lewat pet shop di BP ( meski ibunya diam-diam pura-pura cuek waktu lewat pet shop itu, krn pernah sekali Seno masuk pet shop langsung beberapa menit kemudian sesak nafasnya).

Tadi pagi sebelum berangkat sekolah Seno sekali lagi ijin pengen pelihara kucing, saya tetap tidak mengijinkan, saya bilang ke Seno bulunya bisa jadi pemicu asmanya kumat, sudah terbukti waktu Seno main-main dengan kucing di petshop waktu itu. Seno masih kasih syarat, gimana kalau bulu kucingnya kita cukur aja. Saya tetap tidak ijinkan, mencukur bulu kucing itu perbuatan kejam, ibaratnya membiarkan manusia tanpa baju sepanjang hidupnya, bisa kedinginan dan kepanasan, begitulah kucing tanpa bulu.

Tak di duga, sepulang sekolah hari ini, Seno yang biasanya pulang sekolah berisik mulai dari pagar, kali ini pelan-pelan masuk halaman rumah dan langsung menuju gudang samping, menyimpan sesuatu. Budenya Seno yang selalu menyambut anak-anak pulang sekolah, rada curiga dengan kelakuan Seno yang tak biasanya, diintipnya apa yang dilakukannya, ternyata Seno bawa kucing sepulang dari sekolah. Bude Seno tahu pasti Ibu Seno akan melarang Seno, tapi Seno keukeuh katanya sudah di ijinkan ibu..( bohongin bude kaaan..). Dan Seno tak berkutik ketika bude sms dan saya jawab tetap tidak boleh pelihara kucing.

Akhirnya kucing yang dibawa Seno dari rumah kosong dekat sekolahnya, diberikannya ke Monik temannya Della, Seno sendiri yang membawakan kucing itu ke rumah monik. Dan sesorean ini kata Della, Seno main di rumah monik, menemani kucingnya...duuuh..

Pulang kerja saya tadi saya agak malam tiba di rumah karena ke dokter gigi dulu, sampai rumah Seno sudah tidur krn siangnya tidak tidur dan asik main kucing.
Kasihan juga Seno yang ingin sekali punya kucing. Tapi lebih kasihan lagi kalau asmanya kambuh. maaf ya nak.. ibu sudah cari-cari di google dan kaskus katanya sih belum tentu bulu kucing menjadi pemicu kambuhnya asma, krn ada koq yang asma main-main sama kucing aman-aman aja gak kambuh asmanya.  Tapi kamu kan engga mas...
nih..ibu kasih foto kucing aja deh di wallpaper komputer kamuuuu






Friday, June 3, 2011

Bapak Ibu Kampungan Banget Sih !!

Membayangkan percakapan Della dan Kayla siang tadi di sekolah, sambil makan bekal nasi uduk yang di bawa dari rumah.

Kayla : Della , kamu panggil ibu kamu apa ?
Della : Ibu, kalo kamu ?
Kayla : Mama
Kayla : Kalau panggil bapak kamu ?
Della  : Bapa, kamu ?
Kayla : Papa ,idih kampungan banget sih lo Del manggil Ibu sama Bapak
Della  : Ya biarin..  di kampung ibuku enak lho ada sawah, ada kali, ada soang, trus ada empangnya juga. kemaren aku ke kampungnya ibuku. kalau kampung bapakku ada air  terjun, ada kebon teh.
Kayla :  eh enak juga ya kampungan..

Ibunya Della yang di ceritain Della jadi bingung, siapa sebetulnya yang gak ngerti apa artinya kampungan.

-- Buat yang masih belom ngerti apa bedanya Kampung dan Kampungan, baca-baca aja di sini, disitu , dimari..dan  yang ini. 

Thursday, June 2, 2011

Dapat Cucu Baru ( Cucu Ke Dua )




Ini foto cucu ke dua saya, cucu ponakan aslinya.
Jadi ini anaknya Oka ( Sulung Ceu Ami kakak saya)
Baru seminggu usianya..
Nama lengkapnya saya lupa, bahkan semalam juga saya lupa ( maklum sudah jadi nini dua cucu ). Seno yang mengingatkan saya kalau cucu saya yang baru ini namanya Yosi.


Dulu waktu anak pertama Oka lahir, dengan becanda saya bilang ke Oka, haduuh aa ni bikin ante cepet jadi nenek deh, gak mau deh di panggil Oma.. berasa tua bener, panggil Ane ( Ante Nenek ) aja. Jadilah Zidan anak pertama Oka memanggl saa Ane..

Dulu waktu pertama kali bertemu Zidan, Seno juga males dipanggil Om, Della malah sampe nangis gak mau di panggil tante, sekarang malah Seno dengan gemas pegang2 pipi dan hidungnya Yosi.
Della juga gitu, anteng dan mau nemani Zidan main di sawah, diem aja gak ngambek waktu kaosnya di kotori Zidan, dan sudah mau dipanggil tante.


Cepet gede ya Yosi...